Piala AFF 2018

Pratinjau Piala AFF 2018: Siapa Berjaya Di Sisi Tenggara Asia?

Hari ini sepak mula Piala AFF 2018 akan dimulai. Para penulis Football Tribe dari kawasan Asia Tenggara memberikan pratinjau tentang sejauh mana peluang negara mereka masing-masing di turnamen regional tahun ini.

Simak analisa dari para penulis Football Tribe Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, dengan menggeser slideshow di bawah ini.

Baca juga: Filipina dan Cita-cita Menjadi yang Terbaik di Asia Tenggara

Indonesia

Banyak yang mengatakan bahwa tahun ini adalah saat yang tepat bagi Indonesia untuk menjuara Piala AFF. Sebagian besar pemain sudah bersama sejak SEA Games 2017 dan Asian Games 2018, yang menandakan komunikasi dan kerja sama terbilang baik.

Namun masalah serupa dengan Piala AFF 2016 masih terulang. Liga 1 belum selesai sehingga menggangu persiapan tim, ditambah pergantian pelatih dari Luis Milla ke Bima Sakti yang terjadi kurang dari sebulan sebelum sepak mula Piala AFF 2018.

Selain kebersamaan skuat yang sudah terjaga, dua pemain naturalisasi yakni Stefano Lilipaly dan Beto Goncalves, juga menunjukkan performa apik. Keduanya mampu mengangkat kualitas tim, tapi kedalaman skuat Indonesia tidak terlalu baik. Indonesia belum memiliki pelapis sepadan untuk keduanya dan pemain kunci lain seperti Evan Dimas.

Malaysia

Malaysia memulai petualangan mereka di Piala AFF 2018 bersama Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar di Grup A. Harimau Malaya bertekad meraih gelar kedua setelah 2010. Masalah yang dihadapi dalam empat edisi terakhir turnamen regional ini adalah pergantian pelatih, dan kali ini Tan Cheng Hoe menjadi juru taktik yang dipercaya federasi.

Tan Cheng Hoe dikenal sebagai sosok pelatih yang cerdas dan tahu cara memanfaatkan para pemain yang ada. Beberapa pemain yang dipanggil masih terbilang sangat muda, sebut saja Safawi Rasid, Akhyar Rasid, dan Syamer Kutty Abba, ditambah beberapa pemain senior untuk menjaga stabilitas tim.

Sisi negatifnya, taktik Tan Cheng Hoe yang dominan menggunakan umpan-umpan pendek bisa menjadi senjata makan tuan. Kehilangan fokus bisa membuat musuh dengan mudah melakukan serangan balik yang berbahaya bagi para pemain yang minim pengalaman.

Foto: FA Malaysia

Thailand

Perjuangan Thailand di Grup B terbilang lebih sulit. Berbekal empat pemain keturunan yang dibawa Milovan Rajevac, Changsuek berambisi mempertahankan gelar. Piala AFF sendiri dijadikan tolok ukur Thailand sebelum menghadapi Piala Asia 2019 yang menjadi fokus utama.

Lini belakang menjadi lini terbaik yang dimiliki Rajevac saat ini, terutama setelah Thailand tak memiliki sosok bek tengah yang mumpuni di 2014 dan 2016. Pansa Hemviboon asal Buriram United menjadi sosok kunci di lini belakang Thailand, bersama Manuel Bihr dan Suphan Thongsong.

Meski demikian, Rajevac yang tak terus-terusan berfilosofi bertahan justru khawatir dengan lini depan Thailand. Hanya Adisak Kraisorn yang dinilai punya pengalaman lebih diantara dua striker lainnya.

Foto: @ThailandNTOFFICIAL

Vietnam

Vietnam datang ke Piala AFF 2018 dengan modal skuat muda yang dimiliki saat ini, berbekal perjalanan fantastis di Piala Asia U-23, dan Asian Games. Pelatih Park Hang-seo juga memanggil beberapa pemain di atas 23 tahun untuk menambah stabilitas dan pengalaman di dalam tim.

Keyakinan dan semangat para pemain muda menjadi titik yang ingin dieksploitasi Park Hang-seo untuk tampil lebih baik di Piala AFF 2018. Beberapa pemain senior yang dibawa juga menjadi rencana cadangan bila para pemain muda hilang konsentrasi di momen-momen krusial.

Enam pemain yang dipanggil pelatih asal Korea Selatan ini belum pernah bermain di level senior. Kedalaman skuat dan minimnya jam terbang menjadi masalah yang menyelimuti timnas Vietnam sekarang.