Cerita

David da Silva yang Katanya Rabun Senja

Indonesia kembali jadi pelabuhan penyerang asing jempolan setelah sosok Sylvano Comvalius yang ikonik musim lalu. Ya, David Aparecido da Silva nama lengkapnya, dan Persebaya Surabaya rumah barunya. Tapi tahukah kamu kalau pemain berkepala plontos yang kini jadi buah bibir di Liga 1 2018 ini sempat ditolak karena isu menderita rabun senja?

Cerita terjadi di awal musim 2018 saat juara bertahan musim lalu, Bhayangkara FC, tengah mencari sosok penyerang baru sepeninggal Ilija Spasojevic yang lebih memilih berlabuh di Bali United. David da Silva menjadi salah satu nama yang diproyeksikan menggantikan Spaso bersama James Charles Mack asal Amerika Serikat. Namun akhirnya bomber kelahiran Guarulhos 29 tahun lalu ini yang dipilih pelatih Simon McMenemy untuk bersaing bersama Herman Dzumafo dan Marinus Wanewar di lini depan The Guardian.

David sendiri telah membuat kesan baik di benak Bharamania, di mana eks penyerang Zweigen Kanazawa di J-League 2 ini ikut mencetak satu gol ke gawang FC Tokyo dalam laga persahabatan yang digelar di Gelora Bung Karno, 27 Januari lalu. Tiga hari berselang nama David ikut tercantum dalam 23 nama yang dikontrak oleh manajemen The Guardian untuk mengarungi Liga 1 2018.

Namun nahas bagi ayah satu anak ini, kontraknya tiba-tiba diputus oleh pihak klub milik Kepolisian RI ini. Rumor beredar, penyakit nyctalopia atau rabun senja yang diderita David membuatnya batal bergabung dengan Bhayangkara FC.

Baca Juga: Perihal Ekspektasi terhadap David da Silva di Persebaya

Namun rezeki David memang sudah ditambatkan Tuhan di Indonesia, beberapa waktu berselang kali ini giliran klub promosi Persebaya Surabaya yang menaruh hati padanya. Dikabarkan mengincar Comvalius, Bajul Ijo yang di awal musim ditukangi oleh Angel Alfredo Vera justru resmi memasukkan nama eks penyerang Al-Khor ini ke daftar skuat mereka. David pun sudah menargetkan 15 gol semusim saat bergabung bersama Otavio Dutra dan kawan-kawan.

Perjalanan karier David da Silva sendiri bisa dibilang tidaklah mulus. Kecaman datang menghampirinya bahkan dari Bonek, suporter setia Persebaya. Usut punya usut tudingan bahwa Bajul Ijo telah mengontrak striker yang memiliki penyakit rabun senja ini tidak diterima para suporter. Hal itu diperkuat dengan penampilan David yang mengenakan kacamata saat menandatangani kontrak bersama manajemen klub.

Namun seperti gaya bermainnya yang keras di lapangan, David nyatanya juga sosok yang tegar menghadapi cobaan dalam kariernya di Indonesia. Di pekan kedua Liga 1 2018 kontra Persela Lamongan, David yang masuk menggantikan Rishadi Fauzi di awal-awal babak kedua berhasil mencetak gol penyeimbang di menit ke-69. Selebrasi unik pun ia lakukan, sambil menutup mata striker bertinggi 185 sentimeter ini berjalan seolah mencari arah seperti seorang tunanetra.

Selebrasi lain yang tak kalah emosional dilakukan di stadion PTIK, kandang Bhayangkara FC 11 Juli lalu. David yang tak sengaja menahan tendangan Misbakus Solihin dari luar kotak penalti The Guardian justru melepaskan tendangan keras ke sisi atas gawang Awan Setho di menit ke-88. David pun langsung melepas jersey Persebaya yang ia kenakan sembari mempertontonkan nama dan nomor punggung yang tertera di bagian belakang ke hadapan para penonton.

David yang ikut masuk dalam jajaran pemain di Best XI Liga 1 Pekan 31 versi Football Tribe Indonesia sejauh ini telah mengoleksi 20 gol bersama Persebaya. Ia menjadi top skor sementara Liga 1 musim ini dan telah melampaui target gol yang ia janjikan, sambil membalas cibiran dan anggapan remeh dari mantan (calon) tim dan suporter klubnya sendiri.

Laga Senin (26/11) pekan depan menghadapi Bhayangkara FC di stadion Gelora Bung Tomo akan semakin berarti bagi perjalanan kariernya. Selalu wani, David!