Cerita

Menanti Taji David da Silva bagi Persebaya Surabaya

Direkrut manajemen Persebaya Surabaya pada detik-detik akhir bursa transfer (walau kemudian batas waktu pendaftaran skuat diperpanjang oleh pihak PT. Liga Indonesia Baru), ada banyak hal yang mengiringi kedatangan David da Silva.

Sejumlah Bonek merasa bahwa da Silva tak pantas mengenakan kostum hijau khas Persebaya karena pernah memperkuat tim yang dahulu berupaya mati-matian merebut ‘takhta’ Bajul Ijo di kota pahlawan, Bhayangkara FC (saat itu bernama Bonek FC sampai Bhayangkara Surabaya United).

Harus diakui, Bonek yang merupakan pendukung sejati Persebaya memiliki sikap antipati terhadap klub yang saat ini ada di bawah naungan Kepolisian Republik Indonesia itu.

Namun di sisi lain, ada pula Bonek yang menyebut bahwa perekrutan lelaki berpaspor Brasil itu murni karena profesionalitas dan kebutuhan tim akan sosok penyerang asing. Seperti yang kita ketahui bersama, Persebaya cuma memiliki Ricky Kayame dan Rishadi Fauzi di lini depan. Alhasil, Angel Alfredo Vera sebagai pelatih hanya bisa memaksimalkan tenaga keduanya secara bergiliran.

Tanpa bermaksud mengecilkan kapasitas Ricky ataupun Rishadi yang di ajang Liga 2 musim 2017 tampil sangat luar biasa, tapi senantiasa mengandalkan keduanya membuat skema permainan Bajul Ijo, khususnya dalam menciptakan sekaligus mengeksekusi peluang semakin terbaca lawan di Liga 1 musim 2018.

Para penyerang lokal Persebaya bahkan tampak kepayahan saat bertemu dengan bek-bek asing kepunyaan tim lawan. Selain kalah postur, teknik, dan skill, para penggawa impor tersebut umumnya juga sedikit memiliki kemampuan yang lebih komplet daripada bek-bek lokal yang sebelumnya dihadapi Ricky atau Rishadi secara konstan di Liga 2.

Dalam dua partai perdana Liga 1 yang telah dilalui Persebaya, masing-masing berjumpa Perseru Serui dan Persela Lamongan, sektor depan Bajul Ijo amat tumpul. Rishadi yang selalu merumput sebagai starter acapkali gagal mengonversi peluang-peluang emas yang didapat. Ia seringkali kesulitan begitu dipepet bek-bek lawan guna melancarkan duel-duel fisik.

Di sisi lain, Ricky yang kerap masuk sebagai pengganti, juga belum menemukan tajinya di depan jala lawan. Pemain asal Papua ini masih sering menyia-nyiakan kans yang didapat kendati ada dalam posisi ataupun situasi yang menguntungkan.

Kala menghadapi Perseru, Robertino Pugliara yang seorang gelandang akhirnya menjadi penentu kemenangan. Sementara di partai kedua kontra Persela, da Silva yang baru dimasukkan pada babak kedua akhirnya muncul sebagai pahlawan setelah golnya berhasil membuat skor imbang.

Bermain selama 36 menit, mencetak 1 gol dan memberi suntikan energi sekaligus dimensi permainan anyar di lini depan Persebaya menjadi rapor perdana da Silva berseragam Persebaya.

Baca juga: Perihal Ekspektasi terhadap David da Silva di Persebaya

Penggawa berumur 28 tahun ini memiliki pergerakan yang sangat luwes dan agresif. Layaknya para penyerang Persebaya yang lain, da Silva diinstruksikan agar tak hanya statis menunggu bola matang kiriman rekan-rekannya, baik via lini tengah maupun sayap, di kotak penalti lawan.

Ia juga diminta untuk rajin bergerak, termasuk turun menjemput bola, menarik perhatian bek-bek lawan yang mengawalnya sekaligus membuka ruang sehingga dapat dimaksimalkan oleh dirinya sendiri maupun rekan setim.

Alhasil, pada momen singkatnya beraksi melawan Persela akhir pekan lalu, penampilan da Silva tampak menjanjikan sehingga menarik atensi Bonek yang gerah dengan performa semenjana Ricky dan Rishadi maupun winger-winger Persebaya seperti Ferinando Pahabol, Irfan Jaya, Oktafianus Fernando, dan Osvaldo Haay. Sederhananya, da Silva menghadirkan secercah asa untuk tim.

Setidaknya, ia memberikan pilihan alternatif yang memang Bajul Ijo butuhkan andai para penyerang tengah lokal, Ricky serta Rishadi, yang selama ini jadi opsi utama belum mampu keluar dari momen-momen sulit.

Pada partai ketiga mendatang di Liga 1, Persebaya akan berjumpa Barito Putera (8/4) di Stadion Gelora Bung Tomo. Berkaca dari penampilan Bajul Ijo di sepasang laga sebelumnya, Vera sudah barang tentu mempertimbangkan opsi menurunkan da Silva kembali, entah sebagai pemain inti maupun pengganti. Terlebih, kubu Bakantan Hamuk memiliki bek asing dalam wujud Aaron Evans yang kemampuannya di atas rata-rata.

Artinya, Bajul Ijo memerlukan pendekatan yang berbeda dan lebih segar guna menaklukkan tim asuhan Jacksen F. Tiago tersebut sembari merangsek ke papan atas.

Jebloknya lini depan Persebaya sejauh ini pasti akan memberi dampak negatif untuk perjalanan tim. Dari sekian opsi sekaligus langkah pembenahan yang tersedia, mencuatlah sosok da Silva.

Tak ada yang bisa menjamin bahwa dirinya merupakan solusi utama yang dibutuhkan Persebaya agar bermain trengginas, efektif, efisien serta lebih baik.

Andai eks pemain Al-Khor dan Zweigen Kanazawa ini sanggup memperlihatkan kualitasnya secara paripurna dan konsisten alias tidak hanya untuk satu atau dua laga saja, da Silva mungkin saja jawaban utama atas pencarian penyerang asing yang dianggap sebagai kebutuhan mendesak Bajul Ijo selama ini.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional