Southeast Asia

Beragam Takhayul di Sepak Bola Asia Tenggara

Sepak bola dan takhayul tak bisa dipisahkan, meski keberadaan teknologi mutakhir mulai menjamur. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takhayul berarti sesuatu yang hanya dalam khayal belaka dan dianggap sakti, tetapi sebenarnya tidak sakti.

Contohnya seperti kepala plontos Fabian Barthez yang dicium Michel Platini setiap Prancis bertanding, hingga jimat yang dipakai tim-tim asal Afrika untuk membuat gawang mereka nirbobol, menjadi bukti adanya takhayul yang beredar di sepak bola.

Lalu bagaimana dengan Asia Tenggara? Apakah takhayul juga menggelayuti iklim sepak bola di kawasan tersebut? Berikut Football Tribe Indonesia memberikan rangkuman, tentang takhayul sepak bola yang terjadi di Indonesia, Thailand, Malaysia dan Vietnam.

Baca juga: 11 Jawaban untuk Mitos yang Beredar di Dunia Sepak Bola

Indonesia: Titus Bonai menggoyang jaring gawang

Tibo, sapaan akrabnya, sempat menarik perhatian sejak membela Timnas U-23 Indonesia di SEA Games 2011. Satu hal yang membedakan Tibo dengan striker lainnya adalah, ia memiliki ritual unik setiap timnya mendapatkan situasi bola mati, seperti tendangan bebas atau sepak pojok.

Tibo akan masuk ke gawang lawan, menggoyang-goyangkan jaring, lalu keluar untuk mencari posisi yang pas menerima umpan dari skema bola mati tersebut. Dalam sebuah wawancara Tibo mengaku ini bukan hal mistis melainkan sekedar motivasi, bahwa jaring gawang itu akan bergetar karena golnya.

Kebiasaan itu sudah dilakukan Tibo sejak 2008. Pada laga kontra Singapura di SEA Games 2011 Tibo pernah ditegur wasit karena aksinya tersebut, bahkan wasit Supresencia Sistido Steve asal Filipina mengaku akan memberikan kartu kuning kepadanya jika Tibo masih melakukannya.

Foto: Liga Indonesia

Thailand: ‘Bon’ dalam tradisi sepak bola Thailand

Singkatnya ritual ini adalah perjanjian spiritual yang dibuat pemain dengan sebuah kuil atau tokoh religius yang memiliki ikatan yang lebih kuat daripada sebuah doa yang biasanya mereka lakukan sehari-hari. Sebagai imbalannya jika permintaan mereka diwujudkan, para pemain yang telah melakukan ‘Bon’ biasanya akan berlari mengelilingi lapangan.

Salah satu pemain yang melakukan ‘Bon’ adalah Sasalak Haiprakhon. Pada SEA Games 2017 ia memimpin rekan-rekan dan staf pelatih berlari mengelilingi lapangan sebanyak lima kali usai menaklukan Vietnam.

Sanrawat Dechmitr juga mengungkapkan bahwa ia telah membuat ‘Bon’ di salah satu kuil yang sangat keramat, untuk memenangkan Piala AFF tahun ini, tapi tidak menyebut imbalan apa yang akan diberikan.

Foto : @ThailandNTOFFICIAL

Malaysia: Demi cintanya, Zakaria Yusof berlari

Ini adalah kisah seorang fan garis keras Kelantan FA berusia 65 tahun bernama Zakaria Yusof. Pada tahun 2015 lalu ia membuat nazar untuk berlari sejauh 500 kilometer dari Stadion Nasional Bukit Jalil di Kuala Lumpur, ke stadion Sultan Muhammad IV di Kelantan, jika The Red Warriors memenangkan Piala FA Malaysia tahun itu.

Zakaria yang kemudian dikenal dengan sebutan Pak Yo Rambo merasa yakin bahwa Kelantan akan menjuarai Piala FA Malaysia dan akan mewujudkan nazarnya tersebut. Ia pun tak khawatir dengan kondisi fisik dan umurnya, bahkan kakek yang memiliki 13 cucu ini telah berlatih dengan berlari sejauh 70 kilometer per hari selama tujuh hari ke belakang.

Aksinya terinspirasi dari sosok Abdul Majid Abdul Hamid, seorang suporter Pahang FA yang berjalan dari Kuantan ke Bukit Jalil pada 2013 usai Pahang menjuarai Piala Malaysia.

Foto: Utusan Malaysia

Vietnam: Le Cong Vinh dan mobil merahnya

Kisah Le Cong Vinh pada tahun 2010 sangat terkenal. Pada tahun itu, sang legenda sepak bola Vietnam menderita cedera lutut dan harus melakukan operasi untuk menyelamatkan kariernya. Nahas bagi Vinh, di tahun yang sama ia juga mendapat larangan bermain selama enam pertandingan karena suatu insiden.

Vinh akhirnya memutuskan untuk mengganti mobilnya yang berwarna merah dengan mobil berwana lain, karena ia berpikir warna merah tersebut membawa kesialan yakni tidak sesuai dengan Feng Shui umurnya saat itu.

Setelah mengganti mobilnya, Vinh kembali tampil trengginas di lapangan hijau, bahkan di tahun 2013 ia melanjutkan kariernya di Jepang bersama Consadole Sapporo. Hingga kini dialah top skor sepanjang masa timnas Vietnam, walau telah pensiun dini dari sepak bola pada 2016 lalu.

Foto: Zing