Secara perlahan raut kesedihan mulai luntur dari wajah PSIS Semarang. Setelah melawati masa-masa berat di putaran pertama sebagai tim yang mendekam di zona merah, kini PSIS kembali garang dan terus beranjak ke papan tengah.
Tak diragukan lagi pergantian pelatih menjadi kunci kesuksesan Laskar Mahesa Jenar meninggalkan zona degradasi. Adalah Jafri Sastra yang menjadi sosok penyelamat tersebut, usai ditunjuk sebagai pelatih baru per 23 Agustus lalu menggantikan Vincenzo Alberto Annese.
Dampak positif penunjukan Jafri Sastra langsung terasa di laga debutnya. Bertandang ke markas PSMS Medan, klub kebanggaan warga Semarang ini memetik kemenangan dengan skor 3-2.
Akan tetapi tiga poin tersebut tidak langsung menandai kebangkitan PSIS. Sebab, di pertandingan berikutnya mereka keok 0-1 di kandang saat menjamu Persija Jakarta. Tren buruk pun kembali menghantui, karena PSIS hanya menang dua kali dari sembilan laga yang dijalani.
Buah kesabaran PSIS dan ketekunan Jafri Sastra akhirnya mulai dipetik sejak pekan 23. Menjamu Perseru Serui dalam laga sesama tim kandidat degradasi, PSIS menang 4-2. Grafik positif kemudian terus berlanjut di tiga laga berikutnya. Imbang 1-1 di kandang Persela, menang 1-0 kala menjamu Barito Putera, unggul 1-0 dalam lawatan ke kandang PS Tira, dan yang terbaru mengalahkan Sriwijaya FC 1-0 di Magelang
Secara total sampai pekan 27, PSIS mengoleksi 16 poin dari maksimal 21 poin yang bisa diraih sejak ditangani Jafri Sastra. Peringkat di klasemen pun terdongkrak tinggi, dari yang semula mendekam di peringkat 17, sekarang duduk tenang di posisi 9.
PSIS bahkan berdiri lebih tinggi dari beberapa tim dengan bujet belanja besar musim ini, seperti Arema FC, Sriwijaya FC, dan Mitra Kukar. Selain itu PSIS juga menjadi tim promosi dengan peringkat terbaik sementara ini, karena Persebaya masih berusaha keras menjauhi zona degradasi, dan PSMS masih berkutat di dasar klasemen.
Perbaikan performa PSIS juga diikuti peningkatan kualitas pemainnya. Bruno Silva yang paling menonjol, dengan mencetak 6 gol dari 7 pertandingan terakhir. Secara keseluruhan ia telah mengemas 10 gol, dan menjadi top skor PSIS di atas Hari Nur Yulianto yang menciptakan 9 gol.
Baca juga: Panah Merah Bruno Silva
Bersama Jafri Sastra, dan duet Bruno Silva – Hari Nur, PSIS kini menatap sisa musim dengan lebih ceria. Unggul 7 angka dari tim teratas di zona degradasi secara matematis memang belum aman, tapi melihat tren performa sejak pergantian pelatih, kemungkinan PSIS untuk tetap eksis di Liga 1 2019 sangat besar.
Di tangan pelatih kelahiran tanah Minang, PSIS kembali garang.