Southeast Asia

4 Pelatih Berkualitas yang Masih Tanpa Klub di Asia Tenggara

Cerita pelatih sarat pengalaman yang belum mendapat klub baru usai meninggalkan klub lama tidak hanya terjadi di sepak bola Eropa. Kisah-kisah serupa Carlo Ancelotti maupun Pep Guardiola juga bisa kita temukan di beberapa liga Asia Tenggara, seperti empat contoh di bawah ini.

Baca juga: Deretan Pelatih Timnas Indonesia yang Dirindukan

Milomir Seslija

Tipikal pelatih khas Eropa Timur. Milomir Seslija selalu menekankan pressing dengan intensitas tinggi sebagai racikan utamanya. Di TSC 2016 ia menjadi runner-up bersama Arema FC, dan musim lalu Persiba Balikpapan asuhannya tak pernah kebobolan lebih dari dua kali per laga walau berstatus tim papan bawah. Namun di musim ini peruntungannya di Madura United kurang baik, dan dipecat sejak Juni lalu.

Pairoj Borwonwatanadilok

Pelatih spesialis tim papan bawah di Thai League 1. Sudah 10 tahun lamanya Pairoj menangani tim-tim medioker dan selalu sukses menghindarkan mereka dari degradasi. Namun di musim ini bersama Suphanburi FC ia kehilangan sentuhannya. Klub Sylvano Comvalius itu hampir terdegradasi, dan walau akhirnya selamat tapi kontrak Pairoj tidak diperpanjang.

Foto: Suphanburi FC

Mohd Azraai Khor Abdullah

Coach Azraai adalah pelatih kawakan di Liga Super Malaysia. Ia pernah membawa Kedah FA jadi tim raksasa, dengan memenangi treble winners beruntun selama dua musim! Akan tetapi di musim ketiganya ia gagal total, dan mengundurkan diri. Setelahnya Azraai berpindah ke berbagai klub tapi tak pernah mencatatkan prestasi mentereng, hingga akhirnya berstatus tanpa klub sampai sekarang.

Foto: Mstar.com

Le Huynh Duc

Penyerang legendaris Malaysia dengan torehan 34 gol dari 66 caps. Sejak menjadi pelatih pada 2007 ia hanya menangani satu klub, yaitu SHB Danang. lub tersebut dibawanya juara V.League 1 dua kali dan menembus perempat-final Piala AFC 2010. Sayangnya di musim 2017 prestasinya sangat buruk, yang membuatnya dipecat dan hingga kini belum mendapat klub baru.