Southeast Asia

4 Pergantian Pelatih Terburuk di Asia Tenggara Musim Ini

Perjalanan sebuah kesebelasan bisa sangat berbeda tiap musim ini. Jika meraih prestasi pelatih dipuji, tapi jika terus meraih hasil negatif maka pelatih dilengserkan. Namun, tak selamanya pergantian pelatih bisa membuahkan perubahan nasib.

Empat contoh di bawah ini misalnya, yang walau sudah melakukan pergantian pelatih tapi tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan performa.

Baca juga: 4 Pelatih Baru yang Melebihi Ekspektasi di Asia Tenggara

Persipura Jayapura (Go-Jek Liga 1)

Mutiara Hitam sudah dilanda situasi negatif sejak pra-musim Go-Jek Liga 1 2018. Terancam kehilangan PT. Freeport sebagai sponsor utama, membuat sejumlah pemain inti hengkang ke klub lain. Namun, di awal musim justru eksodus masif yang menerpa nyatanya tidak menimbulkan dampak besar.

Kapal Persipura baru mulai oleng ketika memasuki periode laga akbar. Berawal dari kekalahan 0-2 di kandang Persija, dalam 4 laga berikutnya puasa kemenangan masih berlanjut. Situasi itu memicu lengsernya Peter Butler untuk digantikan Amilton Silva de Oliver hingga Oswaldo Lessa, tapi belum ada tanda-tanda perbaikan performa.

Police Tero FC (Thai League 1)

Police Tero FC sempat menjalani masa-masa indah saat dilatih Rangsan Viwatchaichok. Berbekal strategi serangan balik kilat, coach Rangsan sukses menaikkan peringkat Police Tero FC dari posisi 17 ke 11. Akan tetapi, jelang akhir musim manajemen memustukan untuk menggantinya dengan Totchtawan Sripan.

Totchtawan memang pernah menjuarai liga pada musim 2016 bersama Muangthong United, tapi taktik penguasaan bolanya tidak cocok diterapkan di Police Tero FC. Alhasil, tren negatif pun menerpa, dan manajemen memutuskan untuk menunjuk lagi Rangsan Viwatchaichok walau bisa dibilang telat.

Foto: Police Tero FC

Kedah FA (Malaysia Super League)

Ramon Marcote menjadi nakhoda Kedah FA di awal musim, tapi karena deretan hasil buruk ia dilengserkan dan diganti Nidzam Adha. Pergantian yang tidak membawa perubahan signifikan, justru membuat klub Baddrol Bakhtiar ini semakin meredup sinarnya musim ini.

Di Malaysia Super League mereka hanya finis di posisi keenam, dan terlempar dari fase grup di Piala Malaysia. Padahal, musim lalu Kedah FA adalah finalis di Piala Malaysia dan musim ini diprediksi bisa menembus papan atas di liga.

Can Tho (V.League 1)

Peringkat 4 sempat dirasakan Can Tho di awal musim, tapi karena persoalan finansial manajemen klub tak mampu menanggung beban gaji pemain dan pelatih. Akhirnya, penyesuaian bujet membuat pelatih Dinh Hong Vinh terdepak dan digantikan pelatih berpengalaman, Vu Quang Bao.

Di bawah arahan Quang Bao, Can Tho justru semakin merosot. Hanya satu kemenangan yang didapat dari lima laga terakhir, dan kini terperosok di dasar klasemen. Can Tho wajib meraih kemenangan atas Nam Dinh yang juga kandidat degradasi, untuk menempati zona play-off agar masih ada peluang bertahan di V.League 1.