Cerita

Nostalgia Pahit Mark van Bommel di Camp Nou

12 tahun yang lalu, Mark van Bommel adalah pemain penting yang mengantarkan Barcelona meraih trofi Liga Champions. Pria yang sekarang menangani PSV Eindhoven ini memang hanya menghabiskan satu musim di Barcelona, namun ia sudah meninggalkan jejak indah di benak dan hati publik Camp Nou.

Sayangnya, nostalgia sang gelandang timnas Belanda di Camp Nou ini dirusak oleh sang maestro, Lionel Messi.

Messi, pemain terakhir yang masih memperkuat El Barca ketika van Bommel bermain di sana, memecah kebuntuan dengan keahliannya mengeksekusi tendangan bebas. Gol yang tercipta pada menit ke-32 itu membuat para pendukung Blaugrana lega, karena selama babak pertama mereka direpotkan oleh penampilan energik para pasukan jawara Eredivisie 2017/2018.

Hanya satu gol di babak pertama tak berarti Messi gagal menghantui comeback van Bommel ke Camp Nou. Pemain terbaik dunia empat kali tersebut menambah dua gol lagi untuk meneruskan momentum, setelah gol indah Ousmane Dembele. PSV pun pulang dengan tangan hampa, namun pelatih berusia 41 tahun tersebut tak akan melupakan petang hari di tanggal 19 September ini.

Uniknya, van Bommel justru memperoleh tempat spesial di hati pendukung Barcelona setelah tak lagi berseragam merah-biru. Ceritanya ketika musim 2006/2007, ia membuat gusar para pendukung Real Madrid di kandang mereka, Santiago Bernabeu. Pria jangkung ini melakukan selebrasi ofensif di depan para pendukung Los Merengues setelah mencetak gol.

Baca juga: Sang Tukang Debat Tangguh Bernama Mark van Bommel

Selebrasi yang dilakukannya menunjukkan gerakan meletakkan satu tangan di lengan dan mengangkat kepalan tangan satu lagi. Ini membuat UEFA sampai melakukan investigasi komisi disiplin. Dramatisnya, van Bommel membawa Bayern menang 2-1 untuk menyingkirkan Real Madrid di putaran kedua. Aksi itu membuat para pendukung Barcelona mengenangnya hingga kini, meskipun sang pemain hanya satu musim bersama mereka.

Meski demikian, sebagian fans Barcelona juga membencinya atas apa yang dilakukannya di final Piala Dunia 2010. Sebelum Belanda dipaksa menyerah atas Spanyol di Johannesburg akibat gol Andres Iniesta, van Bommel sempat menghadiahi sebuah tekel keras di betis gelandang idola Spanyol itu. Para pnecinta Iniesta tentu saja gusar dan butuh waktu lama memaafkan Van Bommel.