Nasional Bola

Warganet Indonesia Adukan Edy Rahmayadi ke FIFA

Hari Rabu kemarin (5/9) Edy Rahmayadi resmi dilantik sebagai Gubernur Sumatera Utara. Segenap ucapan selamat mengiringi pelantikan tersebut, tapi juga tak lepas dari kritikan. Itu dikarenakan Edy yang enggan melepas posisinya sebagai Ketua Umum PSSI, sehingga membuat warganet Indonesia mengadukan Edy Rahmayadi ke FIFA.

Melalui media sosial seperti twitter, warganet Indonesia ramai-ramai mengkritisi rangkap jabatan Edy Rahmayadi sembari me­-mention akun resmi FIFA.

Baca juga: Menagih Janji Stadion Bertaraf Internasional dari Edy Rahmayadi

Tiga cuitan tersebut adalah contoh tanggapan warganet Indonesia mengenai pelantikan Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023. Bahkan jika ditelusur lebih jauh, tak ada satupun tanggapan positif untuk Pak Edy. Sebuah ironi, karena pelantikan biasanya identik dengan ucapan selamat.

Selain “pelaporan” ke FIFA, warganet Indonesia juga mengungkit kembali kasus meninggalnya Banu Rusman. Pendukung Persita Tangerang tersebut meregang nyawa dalam kerusuhan suporter usai laga Persita kontra PSMS Medan, Oktober 2017. Edy Rahmayadi saat itu mengikrarkan janji akan mengusut tuntas kasus Banu, tapi hingga kini hampir setahun berlalu masih belum terlihat titik terangnya.

“Saya akan usut tuntas persoalan kericuhan saat pertandingan PSMS (lawan) Persita. Yang bersalah dihukum. Saya tegaskan yang bersalah pasti dihukum,” demikian pernyataan beliau pada 12 Oktober 2017, melalui akun twitternya.

Persoalan Ketua Umum PSSI yang diminta mundur masyarakat masih saja menggelayuti sepak bola Indonesia. Ketika Somyot Poompanmuang selaku ketua FA Thailand sukses menjalin kerja sama dengan PES 2019, dan  Tunku Ismail Sultan Ibrahim yang merupakan ketua FA Malaysia mundur karena peringkat timnasnya turun, di PSSI saat ini justru lebih banyak kita temukan hujatan ketimbang pujian.