Cerita

Fanatisme Korean Wave dan Asian Games 2018

Baru-baru ini jagad maya dihebohkan dengan ujaran tak pantas seorang rapper muda Indonesia yang ditujukan, secara tidak langsung, kepada salah satu personel girlband asal Korea Selatan, BLACKPINK. Sontak hujatan dan kecaman dari para penggemar BLACKPINK dialamatkan kepada Young Lex, rapper yang penulis maksud tersebut, yang dianggap telah melecehkan idola mereka. Tak tanggung-tanggung ancaman pembunuhan juga dilayangkan kepada pemuda asal Bali tersebut.

Dari kasus di atas jelas terlihat seberapa dahsyat animo Korean Wave di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang jauh lebih besar dari Negeri Ginseng, membuat Indonesia menjadi pasar utama kultur pop Korean Wave selama beberapa tahun ke belakang.

Memanfaatkan hal tersebut, mendatangkan artis Korea Selatan ke Indonesia sudah tentu diharapkan menambah animo khalayak mendatangi sebuah acara. Seperti misalnya Lisa BLACKPINK, personel yang dilecehkan Young Lex tersebut, yang dijadwalkan akan menyapa para penggemarnya di Indonesia pada 9 Agustus mendatang dalam rangka promosi sebuah merk e-commerce yang berbasis di Jakarta. Hal tersebut juga dilakukan oleh panitia Asian Games 2018 dengan harapan akan banyak penonton yang datang atau bahkan mendukung kontingen Korea Selatan, selain sang tuan rumah.

Sebut saja dua personel girlband SNSD, Kim Tae-yon dan Kim Hyo-yeon, yang turut memeriahkan konser hitung mundur Asian Games pada Agustus 2017 lalu di kawasan Monas, Jakarta. Selain presiden dan beberapa duta besar yang mendatangi acara tersebut, antusiasme juga dirasakan para K-Popers tanah air. Selain itu panitia juga mendatangkan boyband B.A.P dalam kirab obor yang diadakan di Jogjakarta beberapa waktu lalu, bahkan selain artis-artis Indonesia panitia juga menggandeng sejumlah artis internasional, terutama Korea Selatan, untuk memeriahkan upacara penutupan dan pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang nanti.

Entah gimmick belaka atau bukan, yang jelas panitia benar-benar memanfaatkan besarnya jumlah penikmat kultur pop Korean Wave di Indonesia. Menariknya, sebelum Jakarta-Palembang ditahbiskan menjadi tuan rumah gelaran ke-18 Asian Games, pesta olahraga se-Asia ini terakhir kali dilangsungkan di Incheon, Korea Selatan, empat tahun lalu. Dan bisa saja diundangnya para artis asal Negeri Ginseng tersebut semata-mata estafet kecil dari Incheon ke Jakarta-Palembang.

 

Son tak memiliki latar pendidikan

 

Magnet Son Heung-min dan Ji So-yun dari cabor sepak bola

Tak hanya dari sisi entertainment, para atlet asal Korea Selatan juga menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat Indonesia untuk datang menyaksikan Asian Games, salah satunya dari cabang olahraga sepak bola. Baik timnas U-23 pria maupun timnas perempuan Korea Selatan akan menjadi peserta cabor sepak bola laki-laki dan sepak bola perempuan pada gelaran Asian Games ke-18 tahun ini. Apalagi dua bintang mereka yang berkompetisi di Inggris, Son Heung-min dan Ji So-yun, akan ikut berlaga di Jakarta dan Palembang.

Semua mata tentu akan tertuju pada Son Heung-min, penyerang Taegeuk Warrior yang kini membela Tottenham Hotspur di Liga Primer Inggris. Son yang dipastikan datang ke Jakarta akan bermain bersama empat rekannya di Piala Dunia 2018, Hwang Hee-chan, Lee Seung-woo, dan kiper Cho Hyun-woo, di bawah asuhan pelatih timnas U-23 Korea Selatan, Kim Hak-bom.

Kim bahkan berterima kasih kepaa klub-klub yang mau melepas para pemainnya, termasuk Tottenham Hotspurs yang akan kehilangan Son di beberapa pekan awal Liga Primer yang akan dimulai dalam waktu yang kurang lebih bersamaan dengan Asian Games. The Lilywhites bahkan terancam kehilangan Son yang juga berlaga bagi timnas senior Korea Selatan di Piala Asia 2019.

Bagi Son keputusan ini sangat berat, apalagi target medali emas wajib diraih oleh eks Bayer Leverkusen tersebut bersama timnas U-23 Korea Selatan sebagai upaya terakhirnya mangkir dari wajib militer. Hukum di Korea Selatan mewajibkan seseorang menjalani wajib militer selama dua tahun sebelum yang bersangkutan berusia 28 tahun. Pengecualian ini dilakukan jika seorang atlet mampu meraih medali emas di level Olimpiade atau Asian Games, meski mereka akan tetap menjalani latihan dasar militer selama empat pekan.

Berbeda dengan Son, nama Ji So-yun mungkin belum akrab di telinga masyarakat Indonesia. Apalagi parasnya mungkin tak secantik personel girlband asal Korea Selatan, namun perempuan berusia 27 tahun ini merupakan andalan Taegeuk Nangja di Asian Games 2018.

Penggemar Chelsea mungkin sedikit mengenak sosok ini, karena selama beberapa tahun terakhir ia membela Chelsea Ladies di Women’s Super League, kompetisi kasta tertinggi sepak bola perempuan di Inggris. Musim lalu pengoleksi 103 caps bersama Timnasita senior Korea Selatan ini berhasil membawa Chelsea keluar sebagai juara dengan status unbeaten. Di level kompetisi antarklub Eropa Ji juga berandil besar dalam membawa Chelsea lolos ke semifinal UEFA Women’s Champions League.

Berbeda dengan Son dan rimnas U-23 Korea Selatan yang tak langsung bertemu dengan Indonesia, Ji dan kawan-kawan akan berhadapan langsung dengan timnas Indonesia asuhan pelatih Satia Bagdja di Grup A cabor sepak bola perempuan. Taegeuk Nangja menjadi lawan terberat Susi Susanti dan kawan-kawan karena berstatus sebagai peserta Piala Dunia Perempuan.

Hadirnya Son Heung-min dan Ji So-yun di Jakarta dan Palembang menjadi stimulus bagi para penikmat Korean Wave yang ingin belajar budaya Korea Selatan melalui olahraga khususnya sepak bola, selain menonton drama Korea atau mencicipi makanan khas Korea seperti kimchi dan samyang tentunya. Bagi Taegeuk Warriors dan Taegeuk Nangja, membludaknya K-Popers di Indonesia bisa jadi suporter dadakan tiap kali mereka berlaga di Asian Games 2018.