Cerita

25 Juli 2014: Didier Drogba, Sang Raja yang Datang, Menang, Lalu Pergi Lagi

Tepat di hari ini, empat tahun lalu, adalah hari-hari yang ditunggu para penggemar Chelsea. Mereka kedatangan pemain baru, namun dengan nama yang tak asing di telinga mereka. Pemain yang mengabdi lama untuk tim favorit mereka, penyerang yang mencetak banyak gol untuk mereka, lelaki yang memberikan segala trofi untuk The Blues, dan figur yang akhirnya menjadi legenda mereka. Ya, siapa lagi kalau bukan Didier Drogba.

Setelah mengantarkan timnya menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya, Drogba memutuskan pergi dari klub yang dibelanya selama delapan tahun itu. Dia mencoba peruntungannya di Cina dengan bergabung dengan Shanghai Shenhua, tapi hanya butuh sekitar enam bulan bagi dirinya untuk kembali ke kompetisi Eropa.

Kali ini, salah satu tim yang berasal dari Turki, Galatasaray, menjadi tempat pelabuhan terbarunya. Di sana, dia tidak hanya menumpang nama saja. Selama dua musim, Drogba sukses mencatatkan 20 gol dan 13 asis. Dia turut serta mengantarkan klubnya ke babak 16 besar Liga Champions 2013/2014, dengan menyingkirkan Juventus di posisi tiga klasemen grup. Trofi Super Lig, Piala Liga Turki, dan Piala Super Turki adalah rentetan gelar yang diberikannya kepada Galatasaray.

Tapi, tak butuh waktu lama untuk dirinya kembali ke rumah lama. Bagi Drogba, keputusan untuk kembali ke Chelsea adalah keputusan yang sangat mudah. Dan dengan datangnya Drogba, para penggemar The Blues bisa menyaksikan lagi kerja sama antara Drobga dan Jose Mourinho.

Kedatangan kembali Sang Raja bukan sekadar nostalgia semata. Drogba sekali lagi berseragam biru untuk mempersembahkan gelar juara. Di usianya yang sudah tidak lagi muda, penyerang asal Pantai Gading ini menunjukkan bahwa ketajamannya masih ada.

Dia mencetak gol pertamanya di masa keduanya bersama Chelsea ke gawang Maribor dalam ajang Liga Champions. Dia juga kembali mencatatkan namanya dalam daftar pencetak gol Liga Primer Inggris kala The Blues bertemu Manchester United di kandang sendiri.

Total Drogba mencetak tujuh gol dan dua asis di musim itu, dan mengakhiri musim dengan gelar juara Liga Primer serta Piala Liga. Sang Raja datang, menang, dan pergi lagi.