Piala Dunia 2018

Kroasia Donasikan Hadiah Piala Dunia 2018

Melaju ke final Piala Dunia 2018 jelas membahagiakan skuat, pelatih, dan fans tim nasional Kroasia. Pasalnya momen ini adalah catatan terbaik yang pernah mereka ukir pada turnamen sepak bola antar-negara paling bonafit di planet Bumi tersebut.

Berbagai ambisi, dan mimpi lantas berkelindan tanpa henti, tak peduli bahwa lawan mereka di partai puncak yang dihelat di Stadion Luzhniki adalah pemenang Piala Dunia 1998, Prancis. Turun dengan tim terbaik, Vatreni memberi perlawanan hebat kepada Les Bleus. Luka Modric dan kawan-kawan sanggup meladeni permainan Paul Pogba beserta kolega.

Sayangnya, hasil akhir laga memang tidak memihak kepada Kroasia. Mereka kalah dengan skor 2-4 dan harus merelakan trofi Piala Dunia 2018 dicium dan dipeluk oleh para penggawa Prancis. Walau begitu, pencapaian heroik Modric dan kawan-kawan, dinilai sebagai hal yang indah bagi masyarakat Kroasia. Saat mereka pulang ke negaranya, arak-arakan dan pesta tetap diselenggarakan. Bagaimanapun juga, skuat Vatreni adalah pahlawan hebat yang telah mengharumkan nama bangsa.

Terasa lebih menarik lagi, Kroasia menampakkan gestur ciamik perihal hadiah yang mereka dapatkan. Sebagai runner up, hadiah uang sebesar 21 juta paun wajib disetorkan FIFA kepada mereka. Alih-alih menggunakannya untuk kepentingan federasi, Kroasia malah mendonasikan kocek tersebut kepada anak-anak kurang mampu sehingga mereka bisa merasakan liburan selama musim panas.

Keputusan Vatreni itu sendiri melahirkan puja-puji dari para penggemar sepak bola seantero Bumi. Langkah positif mereka semakin meneguhkan fakta bahwa keglamoran yang ada di dunia sepak bola, tak melulu dinikmati oleh kalangan tertentu saja.

Sebelum Kroasia memutuskan untuk mendonasikan hadiah yang mereka peroleh di Piala Dunia 2018, salah seorang penggawa Prancis, Kylian Mbappe, juga telah berketetapan buat menyumbangkan seluruh bayaran yang ia peroleh dari timnas pada ajang tersebut. Lebih jauh, Inggris juga sudah melakukan kampanye serupa bahkan sedari satu dasawarsa lalu, para penggawa timnas selalu mendonasikan match fee yang mereka peroleh.