Perjalanan Inggris di Piala Dunia 2018 akhirnya berakhir. The Three Lions hanya dipastikan pulang sebagai semifinalis. Meski demikian, sebuah gelar individual bergengsi dapat dipersembahkan oleh sang kapten, Harry Kane.
Dengan koleksi enam golnya, Harry Kane sedikit lagi akan menjadi pencetak gol terbanyak Rusia 2018. Kepastian ini diperoleh ketika saingan terdekatnya, Romelu lukaku, gagal mencetak satu gol pun ketika Belgia mengalahkan Inggris dengan skor 2-0 di perebutan juara tiga.
Para pesaing lain yang masih akan tampil di final, yaitu Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann dari Prancis atau para andalan Kroasia yakni Ante Rebic dan Mario Mandzukic, harus mencetak minimal lima gol demi merebut penghargaan bergengsi tersebut.
Ini adalah pencapaian luar biasa oleh Kane dan akan menempatkannya di buku sejarah bersama para legenda seperti Eusébio dan Ronaldo Nazario de Lima. Striker Tottenham Hotspur itu juga akan bergabung dengan juru gedor legendaris Inggris, Gary Lineker, satu-satunya pemenang penghargaan pencetak gol terbanyak Piala Dunia dari Negeri Ratu Elizabeth.
Kane adalah penyerang yang tampil spektakuler ketika memperkuat klubnya. Namun, penampilannya yang terlihat tidak bersemangat melawan Belgia memperlihatkan bahwa dampak keseluruhannya pada Piala Dunia kali ini tidaklah luar biasa.
Inggris berutang budi kepadanya untuk lolos dari fase grup, tetapi kegagalannya mencatatkan nama di daftar pencetak gol dalam tiga pertandingan terakhir Inggris (melawan Swedia, Kroasia dan Belgia) membuktikan anggapan tersebut.
Sejarah memang tak akan memedulikan proses terciptanya keenam gol Kane. Namun jika kita melihat kembali semua gol tersebut, ia mencetaknya dari tiga penalti, satu berbau keberuntungan, dan satu sundulan mudah dari jarak dua meter.
Ada sebuah aturan tak tertulis bahwa di turnamen kelas dunia seperti ini, seorang bintang harus mencetak gol indah untuk mengukuhkan dirinya sebagai pemain hebat. James Rodriguez telah memberi dunia sebuah gol indah di Piala Dunia 2014 lalu. Cristiano Ronaldo juga memulai Piala Dunia 2018 dengan tendangan bebas melengkung di laga yang berkesudahan 3-3 untuk Portugal melawan Spanyol.
Bahkan pemain belakang Benjamin Pavard menghapus semua kritikan atas dirinya dengan mencetak gol dari tembakan keras melengkung yang memulai kebangkitan Prancis untuk mengalahkan Argentina.
Dalam dua pertandingan pertama Inggris di fase grup melawan Tunisia dan Panama, Kane adalah monster di depan gawang. Ia tetap tenang dalam menyelesaikan berbagai peluang ke gawang kedua tim lemah tersebut. Namun, ia tak berkutik ketika Inggris mulai melangkah ke fase gugur.
Sejak menghadapi Kolombia di babak 16 besar, Kane tampil seperti striker medioker. Akun statistik resmi Piala Dunia menunjukkan bahwa ia hanya mencatatkan tujuh tembakan dengan hanya satu yang tepat sasaran. Tembakan tepat sasaran itu pun terjadi melawan Kolombia di babak 16 besar, ketika ia mencetak gol lewat titik penalti.
Bagaimanapun juga, mencetak enam gol di Piala Dunia bukan prestasi sembarangan. Dengan usia baru menginjak 24 tahun, masih banyak waktu bagi Kane untuk membungkam para pengkritiknya melalui gol-gol penting dan berkelas di ajang-ajang lain.