Cerita

Matteo Guendouzi, Hasil Kawin Silang Aaron Ramsey dan Marouane Fellaini yang Selangkah Lagi Gabung Arsenal

Masa pembangunan kembali (rebuilding) Arsenal terus berlanjut. Setelah ditinggal oleh manajer legendarisnya, Arsene Wenger, The Gunners mereformasi hampir semua dari bagian timnya. Mulai dari manajemen tim yang telah diatur sedemikian rupa oleh CEO Ivan Gazidis. Unai Emery ditunjuk sebagai pelatih kepala, dan Raul Sanllehi bertugas untuk mengurusi perekrutan pemain, dibantu oleh pemandu bakat super, Sven Mislintat. Ketiga orang inilah yang memastikan pembelian pemain Arsenal.

Hingga saat ini, Arsenal telah merekrut tiga pemain utama, Bernd Leno, Stephan Lichtsteiner, dan Sokratis Papastathopoulos. Kali ini, mereka tinggal selangkah lagi mendapatkan gelandang muda, Matteo Guendouzi.

Menurut jurnalis BBC yang terpercaya untuk urusan transfer, David Ornstein, Guendouzi akan segera melakukan tes medis bersama Arsenal untuk memfinalisasikan kepindahannya. Menariknya, tes medis Guendouzi juga akan dilakukan berbarengan dengan calon rekrutan Arsenal lainnya, Lucas Torreira. Torreira, gelandang dari Sampdoria yang tampil oke di Piala Dunia 2018 bersama Uruguay, juga tampaknya akan langsung diplot sebagai pemain di tim utama oleh Emery.

Siapakah Guendouzi?

Namun, bukan Torriera-lah yang akan kita bahas di sini, melainkan Guendouzi, yang sesaat lagi akan menjadi juniornya di Arsenal. Ketimbang Torreira, nama Guendouzi tentu jauh lebih tidak terkenal. Wajar apabila kalian baru pertama kali mendengar nama gelandang kelahiran Prancis ini. Lalu, siapa kah sebenarnya Matteo Guendouzi?

Guendouzi adalah seorang pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan. Ia bermain bagi klub Prancis, FC Lorient, yang saat ini berkutat di Ligue 2. Berusia 19 tahun, Guendouzi telah menjalankan debutnya bagi Lorient dua tahun lalu, ketika klub yang memopulerkan Laurent Koscielny ini masih bermain di Ligue 1.

Di musim 2017/2018 lalu, Guendouzi berhasil mencatatkan 18 penampilan bersama Lorient. Catatannya tidak begitu mentereng, hanya satu asis yang berhasil ia berikan dari 18 penampilan tersebut. Ia kebanyakan beroperasi sebagai gelandang tengah, sedikit lebih maju dari posisi bertahan.

Semenjak debutnya, ia sudah mencatatkan 30 penampilan di semua kompetisi. Statistik yang paling menonjol darinya adalah persentase operan suksesnya yang mencapai 91.2%.

Sebelumnya, Guendouzi sempat dikabarkan menarik minat dua rival Arsenal di Liga Primer Inggris, Manchester City dan Tottenham Hotspur. Bahkan, klub yang disebutkan terakhir kabarnya benar-benar berminat memboyong pemain berambut afro ini ke London, dan Mauricio Pochettino, manajer Spurs, benar-benar terkesan dengan Guendouzi. Meskipun begitu, ketertarikan dua tim ini surut, dan Arsenal lah yang tampaknya berhasil mendapatkan Guendouzi. Dilansir dari Squawka, The Gunners harus mengeluarkan kocek sebesar 7 juta euro untuk menebus Guendouzi dari Lorient.

Kawin silang Aaron Ramsey dan Marouane Fellaini

https://www.youtube.com/watch?v=a-QLmy2LZbg

Berbicara tentang permainan Guendouzi, gelandang muda yang satu ini dibandingkan dengan Adrien Rabiot, gelandang bertahan Paris Saint-Germain. Selain karena bentuk fisiknya yang serupa dengan rambut keriting yang mekar, gaya permainan mereka pun serupa. Namun, rasanya tak salah juga apabila menyebut Guendouzi sebagai hasil dari kawin silang antara Aaron Ramsey dan Marouane Fellaini.

Mengapa seperti itu? Jika dilihat sekilas dari video di atas, Guendouzi adalah tipe pemain yang rela melakukan tugas kotor seperti layaknya Fellaini. Gelandang asal Belgia milik Manchester United itu memang kerap kali melakukan body charge maupun tekel untuk memutus serangan lawan. Guendouzi juga seperti itu, ia juga mampu memanfaatkan tubuhnya yang tinggi (tak setinggi Fellaini) untuk melakukan duel udara. Hal-hal tersebut merupakan kesamaan Fellaini dengan Guendouzi, selain rambutnya tentu saja.

Namun, Guendouzi juga memiliki prospek untuk menjadi Aaron Ramsey jilid dua bagi Arsenal. Ramsey, yang saat ini masa depannya masih abu-abu, adalah gelandang box-to-box dengan pergerakan yang amat mobile serta memiliki goal threat yang tinggi.

Guendouzi juga tak segan untuk berlari ke depan, tak hanya terbatas di tengah saja berdiam untuk memutus serangan lawan. Penetrasi ke kotak penalti yang dilakukan Guendouzi terlihat seperti yang biasa dilakukan Ramsey di Arsenal. Tentu saja, permainan Guendouzi belum sematang Ramsey, namun gelandang Wales tersebut bisa menjadi mentor yang tepat untuk memoles Guendouzi.

Kekurangan

Kekurangan dari Guendouzi adalah masalah disiplin, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dari 18 pertandingan yang ia lakoni musim lalu, ia mengumpulkan tiga kartu kuning dan satu kartu merah. Permainannya yang agresif memang membuatnya sering melakukan pelanggaran, namun tentunya ia wajib memperhatikan hal ini agar tak terusir sia-sia.

Di luar lapangan, ia sempat bermasalah dengan manajemen Lorient setelah menolak perpanjangan kontrak yang disodorkan di bulan Januari lalu. Karena masalah tersebut, menit mainnya bersama Les Merlus jadi berkurang drastis. Masalah ini berpeluang untuk muncul di Arsenal, yang kerapkali menemui problematika yang sama dalam beberapa tahun terakhir.

Di Arsenal

Apabila kepindahannya telah terealisasi, nampaknya masih sulit bagi Guendouzi untuk menjadi pemain utama di Arsenal. Di depannya, masih ada Ramsey, Granit Xhaka, Mohamed Elneny, Ainsley Maitland-Niles, dan tentunya Torreira yang berposisi sebagai gelandang. Namun, jika ditempa dengan tepat, bukan tak mungkin Guendouzi bisa menjadi jangkar bagi The Gunners di masa depan.