Dengan gaya main pragmatis yang acapkali diperlihatkan masing-masing kubu, sejumlah pengamat merasa yakin bahwa laga perempat-final antara Swedia dan Inggris, punya potensi berjalan sangat menjemukan.
Akan tetapi, keinginan kuat untuk menjejak fase semifinal yang lama tidak mereka rasakan, bisa membuat segalanya berubah drastis. Aksi-aksi jual beli serangan atau bahkan hujan gol, juga berpeluang besar menghiasi partai sesama wakil Eropa ini.
Khusus buat Inggris, slogan Football Is Coming Home yang mereka gemakan sedari tampil di Piala Dunia 2018 akan kembali diuji kekuatan dan daya magisnya. Jika hal itu gagal dibuktikan secara paripurna dalam partai krusial ini, mereka akan kembali jadi bahan lelucon publik penikmat sepak bola di seluruh dunia.
Perjalanan sebelum perempat-final
Dua kemenangan dan satu hasil minor jadi catatan Swedia pada babak penyisihan grup. Kendati memiliki poin yang sama dengan Meksiko, Blagult berhak mengunci status sebagai kampiun Grup F sebab unggul selisih gol dan head to head. Alhasil, mereka mesti bersua Swiss pada fase 16 besar. Namun lewat permainan lugas, gol semata wayang Emil Forsberg sudah cukup buat memenangkan Swedia.
Tak berbeda jauh dengan sang calon lawan, Inggris juga membungkus dua kemenangan dan satu kekalahan di fase grup. Akan tetapi, The Three Lions cuma finis sebagai runner up Grup G. Keadaan itu mengantar Harry Kane dan kawan-kawan untuk berduel dengan Kolombia pada babak 16 besar. Berkat perjuangan tanpa kenal lelah, mereka akhirnya sukses memenangi laga via adu penalti. Makin terasa manis, capaian itu juga mematahkan rekor buruk Inggris setiap melakoni adu penalti di turnamen mayor.
Prakiraan formasi
Dengan materi skuat yang ia miliki, Janne Andersson sebagai peramu taktik sepertinya akan kembali menggunakan pola 4-4-2 di laga perempat-final kontra Inggris. Melalui skema ini, Swedia terlihat kokoh dalam bertahan. Hal demikian tentu diperlukan buat meredam aksi-aksi Harry Kane dan kolega yang begitu klinis.
Robin Olsen bakal dipercaya lagi sebagai kiper nomor satu dan empat orang pemain belakang yaitu Ludwig Augustinsson, Andreas Granqvist, Victor Lindelof, dan Emil Krafth akan diinstruksikan buat melindunginya. Empat pos gelandang akan ditempati Viktor Claesson, Albin Ekdal, Emil Forsberg, dan Sebastian Larsson guna menopang duet striker Marcus Berg serta Ola Toivonen.
Sementara Inggris yang dibesut Gareth Southgate, memperlihatkan kecenderungan untuk tetap bertahan dengan formasi 3-5-2 yang telah dipergunakan sejak laga pertama di babak penyisihan grup. Keseimbangan dalam bertahan dan menyerang yang dipraktikkan secara prima dengan formasi ini adalah senjata yang dibutuhkan guna mengebiri kekuatan Andreas Granqvist dan rekan-rekannya.
Seperti laga-laga yang lalu, Jordan Pickford akan kembali mengisi pos di bawah mistar. Tiga pemain belakang yang berdiri sebagai tembok kokoh adalah Harry Maguire, John Stones, dan Kyle Walker. Bergeser ke tengah, ada Delle Alli, Jordan Henderson, dan Jesse Lingard yang diapit sepasang wingback, Kieran Trippier dan Ashley Young. Terakhir, lini serang mutlak ditempati Harry Kane dan Raheem Sterling.
Pemain kunci: Andreas Granqvist dan Harry Kane
Kokohnya pertahanan Swedia dengan Granqvist sebagai pilar utamanya bakal menemui tantangan berat dari Inggris yang begitu klinis dengan Kane yang diplot jadi ujung tombak. Pertarungan keduanya di sepanjang laga, bakal menentukan siapa yang bakal menjadi pemenang.
Jika Granqvist mampu mematikan Kane sehingga Inggris mandul, maka Swedia dapat mencuri tiket ke semifinal. Sebaliknya, apabila Kane berhasil membuka celah yang ditampakkan Granqvist, The Three Lions pasti mampu menguliti Blagult dan berhak atas tiket menuju empat besar.
Prediksi
Lewat permainan yang sabar dan terstruktur, masing-masing kubu akan coba mengenali gaya main sang lawan guna mendapatkan kelemahan mereka. Meski begitu, keunggulan materi individu pemain yang dimiliki Inggris, bisa menjadi senjata ampuh buat menamatkan perlawanan Swedia. The Three Lions bisa mengaum gagah (baca: menang) di partai ini via selisih dua gol.