Piala Dunia 2018

Kylian Mbappe, Tak Perlulah Engkau Meniru Jejak Neymar

Kylian Mbappe sedang menjadi salah satu pemain yang paling disorot dalam ajang Piala Dunia 2018 ini, dengan cara positif tentuya. Aksinya yang memukau di lapangan hingga torehan tiga golnya selama di Rusia sejauh ini mampu membawa Les Blues melaju hingga babak semifinal. Namun sayangnya kehebatan ini sedikit tercoreng karena ulahnya yang berpura-pura kesakitan setelah terjadi ‘kontak fisik’ dengan gelandang Uruguay, Cristian Rodriguez.

Dalam sebuah situasi di babak kedua, Mbappe mengumpan bola pada Paul Pogba lalu berlari ke sebelah kiri. Kecepatannya biasa saja. Lalu ia ‘bertemu’ dengan tangan Rodriguez yang sedikit mengangkat. Jika diperhatikan lagi, gerakan tangan Rodriguez ‘terkesan’ sengaja, entah memang ia berniat untuk sedikit menghambat laju gerak Mbappe, atau hanya ingin mengingatkan rekannya yang berada di belakang untuk mengawasi pemuda 19 tahun tersebut.

Namun yakinlah bahwa itu kontak yang terjadi sangat minimal, bahkan ditampar mantan pacar pun akan terasa lebih keras dan menyakitkan. Kita semua tahu itu. Hanya saja, ekspresi Mbappe yang jatuh itu seolah menyiratkan ia baru saja dipukul oleh tongkat pemukul baseball milik preman kampung sebelah yang hobi tawuran.

Jelas saja Rodriguez marah dengan ekspresi lebay-nya. Jelas saja Diego Godin tak percaya ia kesakitan, bahkan jika tak ada aturan, bek Atletico Madrid itu mungkin ingin menyeret Mbappe keluar lapangan dengan tangannya sendiri.

Hal ini akhirnya menyulut pertengkaran kedua kubu. Hanya karena ‘sentuhan sayang’ tersebut, pertandingan menjadi tertunda beberapa menit dengan cara yang konyol. Wajar saja para pemain Uruguay mengamuk, mereka sedang tertinggal dua gol saat itu, lewat blunder yang menyesakkan pula. Lalu mereka tiba-tiba harus berurusan dengan kelakuan menyebalkan dari Mbappe, meski kita pun bisa membayangkan jika saja kondisinya terbalik (baca: Uruguay yang sedang unggul), mungkin Luis Suarez akan melakukan hal serupa.

Aksinya ini membuat banyak orang mencemooh Mbappe, meski para pendukung Prancis tentu akan membela kelakuannya, terlebih mereka sedang unggul saat itu. Dalam sepak bola modern, terjatuh dengan cara menggelikan seperti itu demi mengulur waktu seperti hal yang lumrah. ‘Itu kan bagian dari permainan, sah-sah saja’, begitu kata mereka.

Namun bukan hal lumrah seperti yang ingin dibahas di sini. Tulisan ini mungkin amat naif, tapi rasanya sangat disayangkan bila talenta sebesar Mbappe harus diasosiasikan dengan label ‘tukang diving’ seperti yang pernah tersemat pada Jürgen Klinsmann, Francesco Totti, dan Arjen Robben dahulu, kemudian Ashley Young dan Neymar di masa kini. Saking melekatnya cap itu terhadap Neymar, sampai-sampai muncul penelitian bahwa Neymar menjatuhkan sekitar 14 menit waktunya untuk terkapar di lapangan, baik saat benar-benar dijatuhkan ataupun hanya pura-pura semata. Seniat itu mereka membuat observasi, mungkin saking muaknya dengan ulah Neymar. Akibatnya, ia juga menjadi tak populer di mata pendukung rivalnya.

Jangan sampai Mbappe mengalami hal yang serupa. Piala Dunia 2018 ini sudah berhasil ia jadikan ajang promosi untuk menunjukkan kepada dunia bagaimana kemampuan ia menaklukkan pertahanan lawan dan membawa Prancis melaju jauh. Tak perlu ia tambahkan dengan aksi-aksi tak penting seperti melawan Uruguay tersebut. Bahkan meskipun ia melakukan itu untuk kepentingan tim dan negaranya. Melakukan diving seperti itu mungkin membuatnya dicintai publik Prancis, namun tak melakukannya akan membuat dirinya dicintai publik sepakbola sejagad.

Banyak guyonan di linimasa media sosial yang menyiratkan mungkin Mbappe mendapat pelajaran diving itu dari Neymar, mengingat mereka memperkuat klub yang sama. Namun jika memang benar demikian, sebetulnya Mbappe bisa memilih untuk mengambil hal-hal positif dari bintang Brasil tersebut untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengolah bola, ketimbang menjadi Neymar 2.0. Ambil contoh yang baik dan tinggalkanlah yang buruk.

Lagipula, coba lihat kembali permainan Neymar kala melawan Belgia di perempat-final. Ia tak banyak ‘berulah’ karena Brasil sedang tertinggal, dan ia seketika menjadi prbadi yang tak menyebalkan. Ia tak lagi banyak membuang waktu dan lebih memprioritaskan diri untuk membongkar pertahanan lawan. Itulah yang mestinya dicontoh Mbappe. Jangan sampai ia merugikan timnya sendiri dengan aksi teatrikalnya itu, yang bisa membuatnya tak lagi dipercaya oleh wasit, bahkan ketika ia benar-benar dilanggar.