Piala Dunia 2018

Ayo Berkokok Lagi, Kylian Mbappe!

Sensasional, barangkali itu satu-satunya kata yang paling afdal buat menggambarkan sosok pesepak bola berkepala plontos dengan senyum menawan asal Prancis, Kylian Mbappe.

Di usianya yang masih belia, 19 tahun, Mbappe mematahkan berbagai rekor di kancah sepak bola. Satu di antaranya tentulah predikat pemain muda paling mahal sejagad usai diboyong Paris Saint-Germain (PSG) dari AS Monaco (peminjaman dengan klausul wajib tebus senilai 180 juta euro) di musim panas 2017 kemarin.

Bagi sebagian pihak, Mbappe dinilai belum sepantasnya diberi banderol dengan nominal setinggi itu. Selain karena usianya yang masih muda, ada banyak hal yang belum dibuktikannya saat beraksi di atas lapangan.

Akan tetapi, PSG yang memang kesebelasan kaya raya, tak keberatan dengan harga yang ditetapkan Monaco. Kendati dibumbui kontroversi, kubu Les Parisiens sepertinya mengerti betul kualitas yang bersemayam di dalam diri pemain kelahiran Paris tersebut.

Benar saja, sejak merumput di Stadion Parc des Princes per musim 2017/2018, atensi publik semakin tersedot oleh aksi-aksi briliannya. Di pengujung musim, Mbappe berhasil mengemas 21 gol dan 16 asis dari 46 penampilan pada seluruh ajang. Kontribusi brilian itu berbuah titel Ligue 1, Piala Prancis, dan Piala Liga sekaligus.

Makin terasa manis, performa hebat yang Mbappe tunjukkan selama berkostum Les Parisiens, juga sanggup ia duplikasi saat mengenakan baju Prancis di Piala Dunia 2018. Oleh sang entraineur, Didier Deschamps, Mbappe senantiasa dipasang sebagai salah satu opsi utama di lini serang Prancis. Menemani sosok-sosok yang lebih senior macam Oliver Giroud, dan Antoine Griezmann.

Baca juga: Usaha Didier Deschamps Menghindari Hancurnya Prancis di Dataran Rusia

Dikelilingi figur senior, nyatanya tak membuat Mbappe tertekan. Sebaliknya, kesempatan itu justru sanggup dimaksimalkannya untuk bermain lepas sembari memetik pelajaran-pelajaran berharga. Alhasil, permainannya pun ikut membantu Giroud atau Griezmann, khususnya saat mengirim serangan ke gawang lawan.

Turun sebanyak empat kali, masing-masing tiga partai babak penyisihan Grup C dan satu pertandingan di fase 16 besar, Mbappe sukses menunjukkan sisi klinisnya dengan menggelontorkan 3 gol sehingga namanya kini terangkat sebagai pencetak gol terbanyak sementara Les Bleus di Piala Dunia 2018.

Lebih jauh, aksi-aksinya saat berjumpa Argentina (babak 16 besar) lalu begitu membekas di ingatan. Bagaimana tidak, ketika seluruh mata tertuju pada rivalitas Griezmann dan Lionel Messi sebagai ujung tombak andalan masing-masing kesebelasan, Mbappe justru meletup sebagai figur sentral.

Segala tindak-tanduk yang ia lakukan di jantung pertahanan La Albiceleste, bikin Marcos Rojo dan kawan-kawan pusing tujuh keliling. Di akhir laga, Prancis berhasil membungkus kemenangan via skor ketat 4-3. Makin terasa unik dan mengagumkan, tiga dari empat gol Les Bleus lahir karena ulahnya.

Hadiah penalti yang didapat Prancis dan dieksekusi secara sempurna oleh Griezmann guna membuka skor jadi 1-0 didapat setelah Rojo, yang telat bereaksi, melanggar Mbappe yang berlari kencang dengan bola di kakinya mendekati gawang Franco Armani.

Sementara gol ketiga dan keempat (menjadikan skor 3-2 serta 4-2) tim asuhan Deschamps, memang berasal dari kaki Mbappe yang jeli memanfaatkan setiap peluang hasil kreasi rekan setimnya.

Berkaca dari kejadian-kejadian tersebut, lazim rasanya kalau publik menunggu penampilan berharga Mbappe bersama Prancis di laga-laga Piala Dunia 2018 selanjutnya. Paling dekat, tentu duel intens melawan Uruguay pada fase perempat-final.

Meski begitu, kewaspadaan tinggi juga harus Mbappe miliki sebab Los Charruas adalah perempat-finalis dengan pertahanan paling kokoh (baru kemasukan 1 gol) bareng kompatriot sesama Amerika Latin, Brasil.

Kunci dari ketangguhan benteng tersebut adalah presensi dua bek tengah dalam wujud Jose Gimenez dan Diego Godin, yang sekarang sama-sama memperkuat Atletico Madrid di La Liga Spanyol.

Selama berkampanye di Piala Dunia 2018, Gimenez dan Godin sukses bikin para penyerang ganas seperti Mohamed Salah (Mesir), Mohammad Al-Sahlawi (Arab Saudi), Artem Dzyuba (Rusia), dan Cristiano Ronaldo (Portugal) mati kutu.

Artinya, Mbappe harus memperlihatkan aksi-aksi terbaik sekaligus tak terduga buat merobohkan benteng kokoh tersebut. Pasalnya, cuma lewat cara paripurna itulah, kualitas prima yang ada pada dirinya bakal semakin diakui.

Di laga kontra Uruguay, Mbappe bisa memberitahu khalayak perihal esensinya di tubuh Les Bleus via gol maupun asis. Namun bila gagal mengukir salah satu dari poin tersebut, ia tetap punya kesempatan unjuk gigi lewat pergerakan tanpa bola yang mengecoh lawan serta giringan dan umpan manis yang mengawali ancaman Prancis guna mendulang gol.

Ya, dengan cara-cara pintar dan produktif melawan Uruguay, Mbappe dapat ‘berkokok’ lagi dengan gagah seperti yang ia perlihatkan dalam pertandingan di fase 16 besar kontra Argentina lalu.

Kalau hal tersebut berhasil dilaksanakannya, ambisi sekaligus mimpi Prancis buat mencaplok gelar dunianya yang kedua sepanjang sejarah pasti terasa semakin dekat.