Perjuangan Inggris melangkah ke perempat-final Piala Dunia 2018 kembali memopulerkan sebuah lagu yang telah berusia 22 tahun berjudul ‘Three Lions’. Lagu ini memuat frasa populer nan heroik, “Football’s coming home”, yang kurang lebih menggambarkan ekspektasi para pendukung tim sepak bola Inggris saat ini.
Lagu ini pertama kali dipopulerkan oleh band alternative rock ternama asal Negeri Ratu Elizabeth, The Lightning Seeds. Band indie asal kota Liverpool ini berkolaborasi dengan duet komedian David Baddiel dan Frank Skinner untuk menulis sebuah karya yang masih menggema selama hampir tiga dekade.
Jika Anda pernah melihat video klipnya, Anda pasti langsung paham kenapa lagu ini dengan mudahnya melekat di benak para penggemar Inggris. Pada video klip versi tahun 1998, lagu ini dibuka dengan tayangan asli penalti Gareth Southgate yang gagal di semifinal Piala Eropa 1996. Kegagalan pria yang kini menjadi pelatih tim nasional Inggris tersebut emang sangat membekas, karena publik Inggris harus menelan kekecewaan gagal melangkah ke final Piala Eropa yang berlangsung di negara mereka.
Lewat lagu yang ditulis Baddiel dan Skinner, vokalis The Lightning Seeds, Ian Broudie, mengajak para pendengar dan publik Inggris pada umumnya untuk tak pernah putus harapan. Selepas adegan memilukan gagalnya penalti Southgate, lagu ini menyerukan lirik, “We still believe it’s coming home, football’s coming home!”
Meski pesannya positif dan nadanya cukup catchy, lagu ini mendapatkan cukup banyak kritikan ketika pertama kali diputar di radio-radio Inggris. The Lightning Seeds dianggap hanya memanfaatkan euforia hooliganisme di negara tersebut pada akhir 1990-an. Mantan gelandang Inggris, Paul ‘Gazza’ Gascoigne, termasuk pemain yang paling keras menghujat lagu tersebut: “Pada awal mendengar lagu tersebut, kami (para pemain Inggris) berpikir, ‘Sampah macam apa ini?” kata Gazza, seperti dikutip Telegraph.
The Lightning Seeds sendiri malah memanfaatkan pesimisme para pengamat untuk dijadikan bagian lagu tersebut. Di beberapa versi video klip lagu ini, mereka sengaja menyisipkan kutipan pesimis para pengamat Inggris, “Kita (Inggris) tidak cukup kreatif; kita tidak tampil positif,” dengan suara Trevor Brooking dan “Kita akan terus mendapatkan hasil yang buruk,” dengan suara Jimmy Hill. Di akhir lagu, barulah kata-kata positif dimasukkan, antara lain seruan ikonik komentator terkenal John Motson, “Inggris berhasil membuat keajaiban di menit terakhir tambahan waktu!” Seruan itu tak akan dilupakan para penggemar Inggris, karena menyertai gol David Platt melawan Belgia di Piala Dunia 1990.
Berbagai kritikan dan pesimisme tak menghalangi lagu tersebut menduduki posisi teratas UK Singles Chart pada tahun 1996. Kesuksesan ini ikut terbantu oleh menanjaknya Britpop dengan The Lightning Seeds sebagai salah satu nama terpandang di aliran musik tersebut. menjelang perjalanan tim nasional Inggris di Piala Dunia 1998, band tersebut merilis versi alternatif yang diberi judul ‘Three Lions 1998’.
Di versi 1998 itu, Broudie dan kedua comedian menambahkan kata-kata “Ince ready for war” (Paul Ince siap berperang) dan “Shearer certain to score” (Alan Shearer siap mencetak gol). Seperti kita ketahui, Piala Dunia 1998 lagi-lagi berakhir dengan kekecewaan, setelah mereka takluk melalui adu penalti di tangan Argentina. Namun, frasa ‘Football’s Coming Home’ yang dipopulerkan Broudie dan kawan-kawan menggema ke seluruh Inggris selama hampir tiga dekade.
Setelah kartu merah David Beckham di Piala Dunia 1998 dan Wayne Rooney di Piala Dunia 2006, lkalah adu penalti di Piala Dunia 2006, kalah telak di tangan Jerman di tahun 2010, serta gagal lolos dari fase grup di Piala Dunia 2014, optimisme The Lightning Seeds, Baddiel dan Skinner benar-benar menular dan bahkan merasuk ke publim Inggris. Seiring keberhasilan Harry Kane dan kawan-kawan melangkah ke perempat-final Piala Dunia 2018, ‘Football’s Coming Home’ menjadi mantra yang terasa tinggal menunggu waktu lagi untuk menjadi kenyataan.
Baddiel dan Skinner sebagai penulis lagu paham betul bahwa penantian prestasi tim nasional Inggris tidak dimulai dari tahun 1996, tetapi jauh sebelumnya. Di lagu ‘Three Lions’, mereka menyelipkan lirik ‘thirty years of hurt never stop me dreaming’ (rasa sakit selama tiga puluh tahun tak membuatku berhenti bermimpi). jika diaktualisasikan ke tahun 2014, lirik itu sudah sepantasnya diubah menjadi ‘fifty years of hurt never stop me dreaming’ (rasa sakit selama lima puluh tahun tak membuatku berhenti bermimpi).
Baik di kafe-kafe, lokasi publik maupun sekadar meme di media sosial, frasa ‘Football’s Coming Home’ atau ‘It’s Coming Home’ kini menjadi tiga kata terpopuler bagi publik Inggris saat ini, melebihi ‘Winter Is Coming’, frasa terkenal dari serial Game of Thrones. Pesimisme yang sejak dulu selalu menyelimuti tim nasional Inggris kini berubah menjadi seruan optimisme, bahwa Piala Dunia akan kembali ke tanah air mereka.