Piala Dunia 2018

Momen-Momen Bersejarah Piala Dunia yang Tak Akan Terjadi Jika VAR Sudah Digunakan

Di luar segala kekurangannya, teknologi Video Assistant Referee (VAR) yang diterapkan di Piala Dunia 2018 ini sangat membantu meminimalisir keputusan wasit yang kontroversial. Di sisi lain, kontroversi dan drama juga menjadi bumbu setiap edisi Piala Dunia. Berikut ini beberapa drama yang mungkin tak akan tercatat di sejarah andai VAR sudah digunakan:

Gol ‘Tangan Tuhan’ Diego Maradona di Piala Dunia 1986

Momen ikonik sejarah sepak bola dunia ini dijamin tak akan terjadi andai saja VAR sudah digunakan di Piala Dunia 1986. Gol pertama kemenangan Argentina atas Inggris dengan skor 2-1 ini dikenal sebagai 'gol Tangan Tuhan' karena dicetak Diego Maradona menggunakan tangan. Aksi kotor Maradona pasti akan terekam dengan baik oleh kamera, sehingga wasit akan segera menganulir golnya.

Gol Frank Lampard yang tak diakui di Piala Dunia 2010

Kekalahan 1-4 Jerman di tangan Inggris pada tahun 2010 lalu mungkin tak akan terjadi andai gol Frank Lampard ke gawang Manuel Neuer disahkan dan menyamakan skor menjadi 2-2. Penggemar Inggris masih teringat tragedi tersebut sampai sekarang dan kejadian ini menjadi asal mula dikembangkannya teknologi garis gawang.

Tendangan kung-fu Nigel de Jong di Piala Dunia 2010

Andai VAR dioperasikan di Piala Dunia 2010, Belanda mungkin akan bermain dengan hanya sepuluh pemain di final. Nigel de Jong tertangkap kamera melakukan tendangan ala kung-fu ke dada pemain Spanyol, Xabi Alonso. Insiden itu lolos dari mata wasit, tapi hingga sekarang seluruh dunia masih menghujat aksi tak terpuji de Jong itu.

Sandiwara Rivaldo di semifinal Piala Dunia 2002

Pada tahun 2002, Brasil diuntungkan di laga semifinal setelah bek Turki, Hakan Unsal, dikartu merah wasit. Hasil rekaman televisi lalu menunjukkan bahwa keputusan memberi kartu merah kepada Unsal keliru, karena Rivaldo yang tersungkur ke tanah setelah terkena hantaman bola hanya over-acting, sedangkan Unsal tak sengaja menendang bola yang mengenai tubuh pemain Brasil tersebut.

Perjalanan Korea Selatan ke semifinal Piala Dunia 2002

Andai VAR sudah diterapkan di Piala Dunia 2002, Korea Selatan sepertinya tak akan mengalami mimpi indah finis di semifinal dan menjadi juara keempat. Setidaknya satu dari dua gol Spanyol yang dianulir wasit akan menyingkirkan Serdadu Taeguk di babak 16 besar. Selain itu, kartu merah Francesco Totti di perempat-final karena dianggap diving di kotak penalti juga terbukti menjadi keputusan keliru wasit. Korea Selatan ke semifinal beralaskan tumpukan kontroversi wasit!

Handball Torsten Frings di Piala Dunia 2002

Piala Dunia 2002 memang dipenuhi kekeliruan wasit. Salah satu kontroversi yang teringat sampai saat ini adalah handball pemain Jerman, Torsten Frings, yang mengadang bola tepat di depan garis gawangnya. Insiden yang mirip aksi kotor Luis Suarez di Piala Dunia 2010 ini lolos dari pengamatan wasit dan akhirnya menjadi faktor Jerman berhasil menyingkirkan Amerika Serikat.

‘Gol hantu’ Inggris di Piala Dunia 1966

Gol Lampard yang tak diakui di tahun 2010 sepertinya merupakan karma dari 'gol hantu' Inggris ke gawang Jerman di final Piala Dunia 1966. Gol yang dicetak Geoff Hurst itu sebenarnya belum melalui garis gawang, tapi wasit mengesahkannya menjadi gol. Inggris pun memenangi laga final itu untuk mengukir gelar juara dunia satu-satunya dalam sejarah.

Patrick Battiston nyaris tewas di Piala Dunia 1982

Sebuah insiden antara Prancis dan Jerman Barat bisa saja tercatat berbeda di sejarah. Pemain belakang Prancis, Patrick Battiston terkapar setelah bertabrakan dengan kiper Jerman Barat, Harald Schumacher. Belakangan terlihat ada faktor kesengajaan dari Schumacher dalam benturan yang merontokkan gigi Battiston dan sempat membuat sang pemain mengalami koma. Namun, wasit hanya menghadiahi tendangan gawang dan Schumacher bahkan tidak menerima kartu sama sekali.