Piala Dunia 2018

Piala Dunia 2018, Uruguay vs Arab Saudi: Kaki-Kaki Veteran Uruguay Pulangkan Arab Saudi

Ketika menembus semifinal Piala Dunia 2010 lalu, Uruguay datang ke Afrika Selatan hanya membawa lima orang pemain berusia di atas 30 tahun. Delapan tahun kemudian, jumlah itu meningkat dua kali lipat menjadi sepuluh orang. Meski dari segi usia tak terlalu segar, La Celeste hanya butuh dua kali bermain untuk memastikan diri lolos ke perdelapan final

Di laga kedua melawan Arab Saudi, Uruguay bahkan terbilang menurunkan tim veteran mereka.  Tujuh pemain berusia di atas 31 tahun tampil melawan Arab Saudi. Keputusan pelatih Oscar Tabarez ini membuat para pengamat mengangkat alis, karena mereka harus membukukan kemenangan yang akan menyegel tempat mereka di babak 16 besar.

Laga yang berlangsung di Ekaterinburg Arena ini sebenarnya di atas kertas terbilang mudah bagi Diego Godin dan kawan-kawan. Lawan mereka sedang remuk karena di laga pertama dihajar 0-5 oleh tuan rumah Rusia. Tabarez dengan berani mengistirahatkan dua pemain sayap mudanya, yaitu Nahitan Nandez (22 tahun) dan Giorgian De Arrascaeta (24 tahun).

Sang pelatih veteran ini memutuskan untuk memberi kesempatan kepada Cristian ‘Cebolla’ Rodriguez (32 tahun) dan Carlos Sanchez (33 tahun). Mereka melengkapi nama-nama lawas yang memperkuat Uruguay di semifinal Piala Dunia 2010, yaitu Fernando Muslera, Diego Godin, Martin Caceres, Edinson Cavani dan Luis Suarez.

La Celeste memang tak bermain elok seperti yang mereka pertontonkan di Afrika Selatan pada tahun 2010. Namun, kaki-kaki tua yang memadati skuat mereka juga sarat pengalaman. Godin dan kawan-kawan membuat Arab Saudi sama sekali tak berkutik dan hanya mampu melakukan satu tembakan ke gawang selama 90 menit pertandingan.

Kaki-kaki sarat pengalaman itu sudah mengendalikan jalannya laga sejak menit-menit awal babak pertama. Sanchez, pemain berusia 33 tahun yang baru menjalani debutnya di Piala Dunia di turnamen ini, memegang kunci terjadinya gol tunggal Uruguay. Tendangan sudutnya yang melengkung sempurna tak mampu dihalau para pemain belakang dan kiper Arab Saudi pada menit ke-23. Bola jatuh di kaki Suarez yang tinggal menceploskan bola ke gawang.

Gol ini sekaligus merupakan persembahan di caps ke-100 Suarez. Striker bergigi kelinci yang bermain untuk Barcelona ini sekaligus menjawab kritik beberapa kalangan yang menganggap kontribusinya di laga perdana melawan Mesir sangat tidak ‘menggigit’.

Selama sisa waktu di laga ini, Uruguay terlihat bermain lebih pragmatis. Mereka tak peduli meskipun Arab Saudi menguasai bola lebih banyak. Meski kerja sama dalam melakukan passing lebih bagus daripada ketika kalah telak 0-5 melawan Rusia di laga perdana, Arab Saudi tak mampu berbuat banyak dalam menciptakan peluang di kotak penalti Uruguay. Duet palang pintu Godin dan Jose Gimenez terlalu tangguh untuk mereka perdaya.

Penyerang sensasional Fahad Al-Muwallad yang kali ini tampil sebagai starter juga tak berbuat banyak bagi tim Elang Hijau dari Timur Tengah ini. Secara keseluruhan, laga terbilang membosankan karena Arab Saudi terlihat bukanlah lawan sepadan bagi Uruguay. Di pihak lain, Uruguay juga tak terlihat bernafsu mengejar gol tambahan dan merasa lebih baik mengamankan keunggulan satu gol.

Maka, itulah yang menjadi kesimpulan laga kedua grup A ini. Gol tunggal Suarez sudah cukup memastikan Uruguay ke babak 16 besar, sedangkan Arab Saudi menyusul Mesir yang lebih duluan angkat koper.