Turun Minum Serba-Serbi

Sugar Daddy yang Memilih Klub Sepak Bola Sebagai Sugar Baby-nya

Belakangan ini, Twitter diramaikan dengan fenomena Sugar DaddySugar Baby. Sugar Daddy adalah pria mapan yang mencari perempuan muda untuk menjadi simpanannya, sementara Sugar Baby adalah perempuan muda yang mendapat keuntungan finansial dari sang Sugar Daddy. Pembicaraan mengenai topik yang cukup tabu ini mulai ngehits setelah salah satu pengguna Twitter menuturkan pengalamannya menjadi Sugar Baby.

Namun, jauh sebelum fenomena ini mencuat di kalangan laki-laki tua dan perempuan muda di Indonesia, beberapa laki-laki tua nan tajir di luar sana sudah memutuskan untuk menghamburkan uangnya dengan menjadi Sugar Daddy… bagi satu klub sepak bola! Hingga saat ini, mereka masih aktif mengeluarkan uang untuk klub kesayangannya.

Siapa saja mereka? Geser slideshow di bawah ini untuk mengetahuinya.

Roman Abramovich

Sebagai taipan minyak dari Rusia, Abramovich telah melakukan segala cara untuk menghabiskan uangnya, mulai dari membeli lahan di bulan, hingga memiliki berbagai pesiar mewah. Ia juga memilih untuk menjadi Sugar Daddy, dengan Chelsea sebagai Sugar Baby nya. Bukan Chelsea Islan tentunya, melainkan klub sepak bola Chelsea FC di Inggris. Ia menghadiahkan Chelsea berbagai macam pemain berkelas, mulai dari Andriy Shevchenko hingga Eden Hazard. Sebagai gantinya, berbagai trofi pun diberikan Chelsea, mulai dari Liga Primer Inggris sampai Liga Champions.

Farhad Moshiri

Moshiri adalah pemain baru dalam dunia Sugar Daddy-Sugar Baby sepak bola. Di tahun 2016 lalu, ia mengakuisisi Everton, dan mulai menghamburkan uang banyak di bursa transfer musim 2017/2018. Tak tanggung-tanggung, total uang sebesar 182.88 juta paun dibelanjakan Everton di bursa transfer saat itu. Sayang, gelontoran uang pengusaha asal Iran ini belum berhasil dimaksimalkan oleh The Toffees.

Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan

Sheikh Mansour barangkali adalah Sugar Daddy tersukses sekaligus terroyal dalam kancah dunia sepak bola. Suntikan dananya bagi Manchester City berhasil mengubah The Citizens dari klub medioker menjadi klub elit di Eropa. Tak hanya membelanjakan pemain, ia juga memperbaiki infrastruktur dan mendatangkan manajer kelas dunia. Manchester City sungguh beruntung memiliki Sugar Daddy pengusaha minyak dari Uni Emirat Arab.

Sheikh Nasser Al-Khelaifi

Betapa beruntungnya klub-klub yang mendapatkan Sugar Daddy pengusaha minyak dari negara Arab. Salah satu contohnya adalah Paris Saint-Germain (PSG), yang menjadi penguasa di Ligue 1 semenjak kedatangan Sheikh Nasser dari Qatar. Raja minyak yang satu ini membenahi PSG menjadi klub elit dengan gelontoran uangnya yang tak berseri. Pembelian Neymar menjadi bukti bahwa PSG begitu dimanja olehnya, setara dengan pembelian tas kulit merek Hermes oleh Sugar Daddy kepada Sugar Baby di Indonesia.

Florentino Perez

Perez mungkin diselimuti kontroversi, namun tak bisa dimungkiri bahwa gelontoran uang yang ia berikan kepada Real Madrid mampu membawa klub tersebut menjadi yang terbaik di dunia. Perez ibaratnya menjadi Sugar Daddy yang posesif, namun benar-benar memanjakan Sugar Baby-nya. Bagaimana tidak, tiga kali ia rela untuk maju dalam pemilihan Presiden Madrid, dan dalam masa kepemimpinannya El Real terkenal dengan Galactico-nya.

Tunku Ismail Idris

Asia juga memiliki Sugar Daddy dalam klub sepak bola yang tenar. Ia adalah Tunku Ismail Idris, Putra Mahkota dari Johor sekaligus Presiden Johor Darul Ta’zim (JDT), klub tersukses di Malaysia. Di bawah kepemimpinan Tunku Ismail, JDT diberikan kemewahan yang tiada tara, mulai dari pemain-pemain top, fasilitas latihan yang berkelas, hingga pelatih jempolan. Hasilnya, JDT mampu menguasai Liga Super Malaysia dan menjuarai Piala AFC di tahun 2015.

Foto: Football Tribe Malaysia