Turun Minum Serba-Serbi

Pemilik Klub Sepak Bola yang Terkenal dengan Kegilaannya

Peran pemilik klub sepak bola tentu adalah yang paling vital dalam keberlangsungan suatu klub, selain manajer dan tentunya para pemain. Pergantian pemilik klub dapat mengubah drastis nasib dari suatu tim. Coba saja lihat apa yang terjadi kepada Manchester City dan Paris Saint-Germain sesudah raja minyak dari Semenanjung Arab masuk, atau Chelsea sesudah era Roman Abramovich.

Akan tetapi, lumrah rasanya apabila pemilik atau presiden klub tidak mendapat sorotan yang sama dengan manajer dan pemain-pemainnya. Walaupun begitu, ada beberapa pemilik klub yang mendapat sorotan lebih akibat kelakuannya yang gila. Nah, siapa saja pemilik-pemilik klub itu?

Aurelio de Laurentiis

Presiden Napoli yang juga seorang produser film ini memiliki mulut yang tidak ada saringannya serta kekreatifan yang di luar batas. De Laurentiis memberikan sentuhan film yang terasa agak murahan ketika memperkenalkan Gokhan Inler di tahun 2011. Dalam konferensi pers perkenalan pemain asal Swiss ini, de Laurentiis membuat skenario yang cukup lucu dengan meminta Inler mengenakan topeng singa.

Pria yang lahir di tahun 1949 ini juga terkenal benci akan Inggris. Edinson Cavani ketika masih mengenakan seragam Napoli, dibujuk de Laurentiis untuk bertahan di Il Partenopei dengan mengatakan bahwa kehidupan dan makanan di Inggris sangat buruk dan wanita di Inggris tidak pernah mencuci (maaf) kemaluannya. Walaupun gila, berkat de Laurentiis juga, Napoli mampu bangkit dan menjadi salah satu penantang di Serie A.

Maurizio Zamparini

Mantan Presiden Palermo ini terkenal akan kegemarannya untuk memecat pelatih. Sudah menjadi berita lumrah, apabila Palermo merekrut satu pelatih lalu dalam satu atau dua bulan berganti pelatih lagi. Saking ekstremnya, sejak membeli Palermo dari tahun 2002, ia sudah mengganti nakhoda Palermo sebanyak hampir 40 kali.

Pria berusia 75 tahun ini baru saja mundur dari kursinya di awl 2017 lalu, namun ia meninggalkan ‘kenangan’ yang cukup berkesan. Dalam dua musim terakhir kepemimpinannya, Palermo telah berganti manajer sebanyak 11 kali! Namun, selama Zamparini memimpin Palermo, klub yang berbasis di Pulau Sisilia ini menelurkan pemain-pemain berbakat seperti Javier Pastore, Edinson Cavani, Salvatore Sirigu, hingga Paulo Dybala.

Vincent Tan

Pengusaha asal Malaysia ini terkenal menjadi pemilik dari beberapa klub di penjuru dunia seperti Los Angeles FC di Amerika Serikat dan FK Sarajevo di Serbia, namun kegilaannya tenar setelah ia menjadi pemilik klub yang sempat bermain di Liga Primer Inggris, Cardiff City.

Tak tanggung-tanggung, Tan mengubah habis-habisan identitas klub yang berada di Wales itu. Apa aneh jika melihat klub yang berjulukan “The Bluebird” memiliki kostum utama berwarna merah dan berlambang naga? Ya, itu semua adalah jasa Tan, yang mengubah warna utama Cardiff dari biru ke merah serta mengganti lambang dari biru ke merah.

Tan juga terkenal akan pengetahuan sepak bolanya yang memalukan. Ia pernah mempertanyakan mengapa David Marshall, seorang kiper, tidak pernah mencetak gol bagi Cardiff. Meskipun bersama Tan, Cardiff sempat mencicipi promosi, tindakannya dalam mengubah identitas klub membuat namanya tidak populer di kalangan suporter.

Kredit: Mercu Buana

Probosutedjo

Sepak bola Indonesia juga sempat diwarnai oleh kisah pemilik klub yang semena-mena. Ia adalah Probosutedjo, adik dari mantan Presiden RI, Soeharto. Probosutedjo sempat memiliki sebuah klub yang bernama Mercu Buana, klub yang pernah dihuni oleh Bambang Nurdiansyah dan pelatih anyar PSMS Medan, Djadjang Nurdjaman.

Mercu Buana sempat berprestasi di medio 1980-an, namun anehnya, Probosutedjo membubarkan sendiri klub yang sudah susah payah ia bangun ini. Klub yang pada saat itu bermarkas di Medan ini ternyata memiliki borok yang tak tertahankan bagi Probosutedjo.

Ia mengetahui bahwa beberapa pemainnya terkena skandal suap dalam pertandingan, sehingga ia murka dan membubarkan timnya. Sebenarnya, bisa saja jika ia menyelamatkan timnya dengan memecat pemain-pemain yang terkena skandal itu, namun kini, nama Mercu Buana terkenang sebagai klub yang dibubarkan oleh pemiliknya sendiri.

Kredit: Yorkshire Post

Ken Richardson

Namanya mungkin menjadi yang paling tidak populer di daftar ini, namun tingkat kegilaan Ken Richardson-lah yang paling tinggi. Richardson sempat menjadi pemilik dari klub medioker Liga Inggris, Doncaster Rovers, sebelum ia diciduk oleh kepolisian karena membakar stadion klubnya sendiri.

Ya benar, ia membakar stadion milik klubnya sendiri. Usut punya usut, motif Richardson untuk membakar Belle Vue, kandang Doncaster kala itu adalah karena ia menginginkan uang asuransi demi membangun stadion baru. Sungguh niat yang mulia, dengan cara yang teramat salah.

Kejahatan Richardson terungkap setelah orang suruhannya untuk membakar menjatuhkan ponselnya di dekat stadion. Nama Richardson menjadi penerima pesan singkat “Job done”, dan mudah bagi polisi untuk menangkapnya. Sayangnya, pemilik gila ini meninggalkan ‘warisan’ sebelum ditangkap. Ia merekrut Mark Weaver, mantan manajer klub Stockport County, sebagai manajer Doncaster. Sayangnya, Weaver bukanlah manajer tim utama Stockport, melainkan manajer dari toko resmi klub, dan karena itu, Doncaster terjun jauh dan terdegradasi.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket