Piala Dunia 2018

Yury Gazinsky dan Gol Perdana yang Penuh Makna di Piala Dunia 2018

Nama Aleksandr Golovin menjadi buah bibir dalam laga pembuka Piala Dunia 2018 antara Rusia melawan Arab Saudi. Gelandang serang dari klub CSKA Moskow ini berhasil membukukan dua asis dan mencetak satu gol melalui eksekusi tendangan bebas yang begitu elok. Meski demikian, Golovin harus rela ‘berbagi panggung’ dengan dua rekannya, yaitu Denis Cheryshev yang mencetak dua gol dan Yury Gazinsky yang menjadi pencetak gol perdana. Khusus Gazinsky, ada cerita yang cukup menarik.

Sebelum mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pencetak gol perdana Piala Dunia 2018, Gazinsky harus menempuh perjalanan karier yang amat panjang. Perjalanan panjang yang dimaksud ini menyangkut soal jarak dan waktu. Gazinsky yang sekarang berusia 28 tahun menghabiskan awal karier di wilayah yang berada di ujung tenggara dan timur negara Rusia. Ia juga baru menjalani debut tim nasional senior Rusia ketika sudah berusia 25 tahun.

Gazinsky bukanlah nama yang sebelumnya ramai dijagokan menempati posisi starter sebagai gelandang bertahan Rusia yang saat ini dilatih mantan penjaga gawang mereka pada era 1990-an, Stanislav Cherchesov. Terdapat nama-nama yang lebih berpengalaman seperti Denis Glushakov, gelandang Spartak Moskow atau Igor Denisov yang baru mengantar Lokomotiv Moskow menjadi juara Liga Primer Rusia musim 2017/2018.

Rupanya, Cherchesov cukup memberi perhatian pada kiprah pemain ini. Kepercayaan yang tidak disia-siakan Gazinsky, setidaknya terlihat dalam laga pembuka Rusia melawan Arab Saudi. Tuan rumah memenangkan pertandingan dengan skor mencolok 5-0 di mana Gazinsky mencetak gol pembuka lewat sebuah sundulan setelah memanfaatkan umpan silang Golovin.

Sepanjang pertandingan, Gazinsky tampil cukup disiplin dalam menopang empat gelandang lain yang lebih bertipe menyerang, yaitu Alan Dzagoev, Golovin, Aleksander Samedov, dan Roman Zobnin. Gazinsky sendiri lebih sering beroperasi tepat di depan kuartet bek, ia baru merangsek ke depan dalam situasi bola mati, contohnya ketika ia mencetak gol pembuka tadi.

Gol dari Gazinsky ke gawang Arab Saudi amat penting maknanya bagi Rusia. Tercipta pada awal pertandingan, gol ini dengan cepat meningkatkan moral tim tuan rumah untuk terus membuka keran gol. Rusia yang semula tidak diunggulkan meski berstatus tuan rumah pun mendulang kepercayaan diri yang amat berharga untuk menyambut pertandingan selanjutnya melawan Mesir dan Uruguay.

Perjalanan panjang dari ujung negara

Dari ujung tenggara negara Rusia yang amat luas, Gazinsky boleh berbangga. Pemain kelahiran tahun 1989 ini mengawali karier di klub lokal dari kota kelahirannya di Komsomolsk-on-Aumur pada tahun 2007. Tiga tahun kemudian, ia berpindah ke ujung timur, tepatnya kota Vladivostok untuk bergabung dengan klub Luch Energiya.

Dari Vladivostok, Gazinsky hijrah ke ibu kota pada tahun 2012 untuk bermain di Torpedo Moskow. Di klub di mana legenda Uni Soviet, Eduard Streltsov pernah bermain ini, Gazinsky memang hanya bermain setahun, yaitu musim 2012/2013. Tetapi kiprahnya sudah cukup untuk menarik perhatian.

Sejak pertengahan tahun 2013, Gazinsky kemudian bergabung dengan FC Krasnodar, klub milik miliuner Sergei Galitsky yang belakangan ini cukup menonjol sebagai penantang para raksasa dari Moskow maupun klub kaya Zenit St. Petersburg di sepak bola Rusia. Hingga saat ini, Gazinsky telah membukukan 128 pertandingan bersama klub dengan ciri khas warna hijau dan hitam ini.

Seperti telah disinggung pada awal tulisan, Gazinsky memang sedikit terlambat untuk dilirik tim nasional. Meski telah dipanggil sejak tahun 2015, namun ia baru menjalani debut pada tahun 2016 ketika Rusia berhadapan dengan Turki dalam sebuah laga uji coba. Gazinsky kurang mendapat kepercayaan dari dua pelatih terdahulu, yaitu Fabio Capello dan Leonid Slutsky.

Peruntungan Gazinsky di tim nasional baru didapatkan dalam sebulan terakhir, yang kemudian membuatnya terpilih dalam skuat final Rusia untuk bermain di Piala Dunia. Hal ini terlihat ketika Cherchesov selalu memasangnya sebagai starter dalam dua laga uji tanding terakhir melawan Austria dan Turki. Dalam dua pertandingan itu, Cherchesov baru menggunakan formasi 4-1-4-1, di mana ia mengandalkan Gazinsky sebagai gelandang bertahan.

Berbicara tentang gol perdana Piala Dunia, gol dari Gazinsky ini merupakan yang pertama diciptakan oleh seorang gelandang bertahan dalam waktu yang cukup lama. Adalah pemain Brasil, Cesar Sampaio, gelandang bertahan terakhir yang mengukir catatan ini pada tahun 1998. Seperti halnya Gazinsky, Sampaio juga mencetak gol lewat sebuah sundulan ke gawang Skotlandia pada pembukaan Piala Dunia 1998 yang berlangsung di Prancis.

Dalam tiga edisi terakhir Piala Dunia, tidak ada gol perdana yang dicetak oleh seorang gelandang bertahan. Tahun 2006, adalah bek sayap Jerman, Phillip Lahm yang mencetak gol perdana ke gawang Kosta Rika. Sementara tahun 2010, gelandang sayap Afrika Selatan, Siphiwe Tshabalala mengukir gol perdana ke gawang Meksiko. Terakhir, pada Piala Dunia 2014, gol perdana dicetak oleh bek kiri Brasil, Marcelo, namun tercipta ke gawang timnya sendiri ketika berhadapan dengan Kroasia.