Piala Dunia 2018

Siklus Menarik Wakil Asia di Piala Dunia yang Seharusnya Bermakna Positif di 2018

Piala Dunia 1938 di Prancis menjadi tempat wakil Asia untuk melakoni debut pada turnamen sepak bola antar-negara terakbar di kolong langit ini. Saat itu, negara yang mengemban status sebagai wakil Benua Kuning adalah Hindia Belanda alias Indonesia. Setelah momen ikonik tersebut, Asia secara konsisten mengirim utusannya buat berjibaku di Piala Dunia. Sedari Piala Dunia 1978 di Argentina, catatan itu bahkan tidak pernah terputus.

Kendati demikian, ada satu siklus unik yang terlihat dari wakil-wakil Asia tatkala mentas di Piala Dunia. Hal itu berhubungan dengan keberhasilan mereka lolos dari fase penyisihan grup. Bila ditelusuri lebih jauh, Piala Dunia 1994 jadi merupakan pentas perdana di mana Asia mengirimkan wakilnya ke babak 16 besar. Saat itu, Arab Saudi yang dimotori oleh Mohamed Al Deayea, Sami Al Jaber, dan Saeed Al Owairan sanggup finis di peringkat dua Grup F di bawah Belanda sehingga lolos ke fase selanjutnya.

Dari tiga pertandingan yang dijalani The Green Falcons, mereka sukses mengepak sepasang kemenangan yaitu kontra Belgia dan Maroko serta sekali kekalahan dari Belanda. Pencapaian itu sendiri disambut suka cita oleh pendukung setia Arab Saudi.

Akan tetapi, dongeng indah Al Deayea dan kolega di Amerika Serikat buyar akibat kedigdayaan Swedia. Bermain di hadapan 60 ribu pasang mata yang memadati Stadion Cotton Bowl, The Green Falcons tersungkur via skor akhir 1-3.

Sialnya, pada Piala Dunia 1998, Asia yang diwakili oleh empat negara sekaligus (lebih banyak dua negara ketimbang edisi sebelumnya) yakni Arab Saudi, Iran, Jepang, dan Korea Selatan, justru kompak gagal lolos dari fase penyisihan grup.

Berselang empat tahun kemudian, manakala Piala Dunia dihelat di Jepang dan Korea Selatan, tim-tim dari Asia malah menampilkan aksi luar biasa. Dari empat kesebelasan yang unjuk gigi, sepasang tuan rumah serta Arab Saudi dan Cina, ada dua kubu yang melaju jauh yaitu Jepang dan Korea Selatan. Taeguk Warriors bahkan sukses menjejak semifinal hingga mengakhiri kompetisi dengan status tim peringkat empat.

Namun cerita tragis kembali menyeruak tatkala Piala Dunia 2006 di Jerman terselenggara. Seperti di Prancis sewindu sebelumnya, Benua Kuning yang mengutus Arab Saudi, Iran, Jepang, dan Korea Selatan harus meratapi kegagalan sebab tak satu pun dari mereka yang melaju ke babak 16 besar.

Sedikit mujur, nasib utusan Asia membaik pada saat bertempur di Piala Dunia 2010 yang bertempat di Afrika Selatan. Menerjunkan empat kesebelasan yaitu Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Korea Utara, nama kedua serta ketiga berhasil menyemburkan wewangi usai lolos ke 16 besar. Sayangnya, laju Samurai Blue dan Taeguk Warriors terpaksa berhenti pada fase tersebut usai dikandaskan lawan-lawannya.

Perjalanan cukup heroik di Benua Hitam nyatanya tak mampu diulangi oleh wakil-wakil Asia (Australia, Iran, Jepang dan Korea Selatan) ketika berjibaku di Brasil dalam Piala Dunia 2014. Secara mengenaskan, keempat negara itu masuk kotak pada babak penyisihan grup. Lebih menyedihkan lagi, semuanya berstatus sebagai juru kunci!

Bila mengacu kepada siklus di atas, maka di Piala Dunia 2018 nanti akan muncul kesebelasan Asia yang sukses melepaskan diri dari babak penyisihan grup. Apalagi pada kejuaraan di Rusia tersebut, Benua Kuning menurunkan lima tim sekaligus yakni Arab Saudi, Australia, Iran, Jepang, dan Korea Selatan. Maknanya, probabilitas lolosnya tim-tim Asia terhitung cukup tinggi walau masing-masing dari mereka tidak menghuni grup yang mudah untuk dilewati.

Pelatih kondang asal Portugal yang sekarang membesut Manchester United, Jose Mourinho, bahkan memprediksi kalau salah satu utusan Benua Kuning yakni Australia, bakal melangkah ke 16 besar usai finis sebagai runner-up Grup C di bawah Prancis.

Sepak mula Piala Dunia 2018 hanya tinggal menunggu hari, akankah siklus wakil Asia yang lolos ke fase 16 besar tiap delapan tahun sekali kembali terulang atau semuanya justru buyar di Rusia?