Dengan seluruh kontroversi yang meliputi kariernya, Marco Materazzi tetapi diakui sebagai salah satu legenda sepak bola Italia. Karena seandainya Materazzi tidak melakukan aksi teatrikal di partai final Piala Dunia 2006 kepada Zinedine Zidane, bisa jadi ceritanya berakhir lain. Seandainya Materazzi tidak “mengeluarkan” Zidane, belum tentu Italia yang menjadi juara di Piala Dunia edisi tersebut.
Apa yang dilakukan Materazzi di Piala Dunia 2006 boleh jadi merupakan bentuk penebusan dosa terkait apa yang ia lakukan di Piala Dunia edisi sebelumnya. Materazzi kala itu membuat kesalahan besar, yang hampir saja membuat Italia terlempar lebih cepat.
Pertandingan kedua Grup G Piala Dunia 2002, Italia berhadapan dengan Kroasia di Kashima Soccer Stadium, Ibaraki. Italia punya optimisme tinggi sebelum laga bergulir. Maklum, di pertandingan pertama, tim Italia yang dipimpin Paolo Maldini saat itu, menang dari Ekuador di pertandingan perdana dengan skor 2-0, sementara Kroasia kalah di laga pembuka mereka melawan Meksiko.
Misi dalam pertandingan tersebut begitu jelas bagi Italia. Mereka mesti menang untuk memastikan lolos ke babak selanjutnya. Sementara bagi Kroasia, hasil imbang sebenarnya sudah cukup memperpanjang napas mereka di turnamen edisi kali ini.
Christian Vieri yang mencetak dua gol di laga perdana melawan Ekuador, mencetak gol pembuka pada laga ini. Jelas Italia semakin percaya diri. Tetapi ada bahaya mengintai yang tidak disadari Italia yaitu ketika mereka mesti mengganti Alessandro Nesta karena cedera dengan Marco Materazzi pada babak pertama.
Semuanya berjalan baik pada awalnya. Materazzi mampu mengimbangi para pemain bertahan Italia yang lain di laga tersebut yang lebih berpengalaman yaitu Fabio Cannavaro, Christian Pannuci, dan kapten tim Paolo Maldini. Secara keseluruhan, kerja Materazzi sebenarnya sangat terbantu.
Hingga akhirnya dalam kurun waktu tiga menit, Materazzi melakukan dua kesalahan fatal. Pada menit ke-73, Materazzi abai melihat pergerakan Ivica Olic yng kemudian dengan mudah menceploskan bola ke gawang Italia yang dikawal Gianluigi Buffon. Tiga menit kemudian, Materazzi seakan membiarkan Milan Rapaic dengan mudah menembak bola lob yang lagi-lagi merobek gawang Buffon sekaligus membuat Kroasia berbalik unggul.
Italia hampir saja tidak lolos dari fase grup. Bahkan di partai terakhir, mereka sempat tertinggal terlebih dahulu dari Meksiko. Hingga akhirnya Alessandro Del Piero berhasil menyamakan kedudukan, dan memastikan Italia lolos ke babak selanjutnya. Seperti yang diketahui setelahnya, Italia mesti tersingkir secara tragis dari tuan rumah Korea Selatan.
Empat tahun kemudian, Materazzi kemudian menebus kesalahannya di Kashima. Kejadiannya hampir serupa, Materazzi dimainkan menggantikan Nesta yang cedera. Materazzi mulai mendampingi Cannavaro sejak babak 16 besar, hanya absen sekali ketika Italia menang 3-0 atas Ukraina di babak perempat final. Dan cerita berakhir manis untuk Materazzi, ia kemudian menjadi pahlawan yang membawa Italia menjadi juara dunia untuk keempat kalinya, setelah mengalahkan Prancis di partai final. Di mana Materazzi mencetak gol pada pertandingan tersebut.