Kesebelasan berjuluk Los Cafeteros ini mulai naik daun sejak Piala Dunia 2014. Berisikan gerbong pemain muda berbakat, Kolombia yang saat itu tampil tanpa Radamel Falcao mampu menembus perempat-final. Kini empat tahun berselang, para pemuda tersebut semakin matang. Apakah ini pertanda laju Kolombia di Piala Dunia 2018 akan semakin jauh?
Sebelum berbicara tentang peluang, perlu diketahui bahwa ada perbedaan mencolok di skuat Kolombia saat ini. Berbeda dengan tahun 2014 yang berisi generasi emas, Kolombia di tahun 2018 memasuki masa transisi. Beberapa pemain top telah memasuki usia 30 tahun lebih, dan sederet pemain muda mulai menunjukkan taji.
Transisi paling terlihat di lini belakang, Kolombia membawa dua wonderkids mereka, Yerry Mina (23 tahun) dan Davinson Sánchez (21 tahun). Salah satu atau keduanya akan menggantikan duet bek tengah di Piala Dunia 2014, Cristián Zapata dan Mario Yepes. Zapata memang masih dibawa ke Rusia, tapi dengan semakin menurunnya performa di AC Milan, kemungkinan tahun ini adalah Piala Dunia terakhir Zapata.
Sementara itu di lini tengah dan depan, Kolombia akan bergantung pada sosok berpengalaman seperti James Rodríguez, Juan Cuadrado, Carlos Bacca, dan sang kapten Radamel Falcao. Dari keempatnya, yang termuda adalah James (26 tahun), sedangkan tiga nama lainnya sudah berusia kepala tiga.
Jadi, bisa dibilang Piala Dunia 2018 adalah kesempatan terakhir bagi sebagian besar generasi emas tahun 2014. Oleh karenanya José Pékerman membawa aroma pembaruan di skuatnya agar tetap berenergi dan memiliki rasa lapar. Kebijakan ini bahkan juga merembet pada cara pengumuman skuat resmi yang inovatif.
Los 23 elegidos presentan a sus compañeros. 🇨🇴⚽️🏆 pic.twitter.com/QdkAfYTfwA
— Selección Colombia (@FCFSeleccionCol) June 4, 2018
Prakiraan formasi
Cukup sulit menerka formasi yang akan diterapkan Kolombia di Rusia nanti, karena selama mengarungi babak kualifikasi dan laga persahabatan di tahun 2017-2018, Pékerman tidak menganut pakem tertentu. Ada 4 formasi yang bergantian digunakan, yaitu 4-3-3, 4-2-3-1, 4-4-2 diamond, dan 4-4-2 flat.
Keempat formasi tersebut membawa Kolombia menjadi tim dengan pertahanan terbaik ketiga di kualifikasi zona CONMEBOL, dan hanya mengakibatkan satu kekalahan selama 2017. Namun berkaca pada lawan-lawan di Grup H yang memiliki lini serang dahsyat, kemungkinan Pékerman akan memakai formasi 4-2-3-1 untuk memperkuat lini tengahnya agar tetap bisa mengendalikan permainan.
James sebagai pemain nomor 10 kemungkinan akan menjadi pusat serangan Kolombia. Ia akan selalu mendekati Falcao untuk memberi suplai bola matang, atau bergerak melebar membantu kedua sayap. Jika strategi ini buntu, Pékerman bisa menambah daya gedor dengan memasukkan Carlos Bacca untuk diduetkan dengan Falcao.
Kekuatan
Trisula James – Falcao – Cuadrado akan menjadi tumpuan Kolombia untuk mendulang gol. Kombinasi ketiganya sejauh ini terbukti mampu memberikan dampak positif pada penyerangan Kolombia, baik melalui kreasi maupun penyelesaian akhir. Kelebihan lainnya, ketiga pemain tersebut berada di usia matang.
Trisula Kolombia ini juga punya misi tersendiri, karena mungkin di Rusia nanti adalah kali terakhir mereka bisa bermain bersama di Piala Dunia. Dengan iming-iming penampilan terakhir itu, asa untuk bermain all-out bisa menjadi modal berharga untuk memberikan yang terbaik bagi negara.
Kelemahan
Berbeda dengan lini depannya yang dahsyat, lini belakang Kolombia justru sangat mengkhawatirkan, terutama duet bek tengahnya. Zapata di tahun 2018 bukanlah Zapata di tahun 2014, dan ia akan bertandem dengan pemain muda minim pengalaman di level internasional, baik Yerry Mina maupun Davinson Sánchez.
Sánchez dan Mina memang memiliki segudang potensi, tapi tentunya mereka juga butuh sosok berpengalaman sebagai tandemnya. Oleh karena itu Pékerman jarang menduetkan keduanya, tapi sayangnya Zapata yang diplot sebagai teladan justru sedang mengalami penurunan performa.
Pemain kunci: James Rodríguez
Sah-sah saja menyebut James adalah pemain terbaik Kolombia saat ini, karena kariernya memang yang paling cemerlang, baik di klub maupun timnas. Di Piala Dunia 2014 ia menyabet gelar top skor dan gol terbaik, sehingga menarik dinanti apakah ada pencapaian individu lain yang akan didapatkan di Piala Dunia 2018?
Prediksi di Piala Dunia 2018
Kolombia punya potensi untuk lolos dari fase grup, tapi untuk melaju lebih jauh dari babak 16 besar rasanya sangat sulit dilakukan. Dengan skuat yang sedang memasuki masa transisi, finis sebagai pemuncak klasemen grup sudah menjadi pencapaian yang baik, dan menjejak perdelapan-final adalah bonusnya.