Uncategorized

Kembalinya Rayo Vallecano, Klub Berideologi Sayap Kiri yang Dipuja Berbagai Kalangan

Dua tahun setelah terdegradasi dari LaLiga, klub asal kota Madrid Rayo Vallecano akhirnya kembali ke kasta tertinggi sepak bola Spanyol tersebut. Klub yang terkenal dengan ideologi politik sayap kirinya ini sudah siap untuk kembali memukau dunia dengan aksi-aksi mereka baik di dalam maupun luar lapangan.

Rayo sukses mengamankan promosi otomatis dengan mengalahkan Lugo 1-0 di kandang sendiri pada Minggu 27 Mei lalu. Klub asal distrik Vallecas ini mengikuti jejak SD Huesca yang lebih dulu memastikan diri promosi. Kekhawatiran sempat menyelimuti skuat asuhan pelatih Miguel Angel Munoz alias Michel ini. Pasalnya, seminggu sebelumnya mereka kalah telak dengan skor 0-4 di kandang Alcorcon.

Gol Serangan Balik Fantastis Riyad Mahrez
Keep WatchingNext video in 8 seconds
 

Namun, gol tunggal berkat tendangan voli dari pemain sayap Alex Moreno di menit ke-39 memastikan kemenangan mereka atas Lugo. Setelah peluit tanda pertandingan berakhir dibunyikan wasit, Stadion Vallecas pun dibanjiri para pendukung yang bersuka cita atas kembalinya Rayo ke kasta tertinggi.

Dengan ini, berarti akan ada lima tim dari kota Madrid yang akan  bermain di La Liga musim 2018/2019. Rayo bergabung dengan Getafe, Leganes, Atletico Madrid, dan Real Madrid. Jumlah ini adalah yang tertinggi sepanjang sejarah.

Rayo juga memuncaki klasemen Segunda Division dengan 76 poin dengan satu pertandingan tersisa. Mereka menyalip Huesca dengan selisih satu poin. Apa pun yang terjadi, kedua klub ini sudah dipastikan akan berlaga di LaLiga musim depan.

Ideologi sayap kiri yang dikagumi berbagai kalangan

Rayo Vallecano terkenal di dunia karena prinsip sayap kiri mereka. Seperti halnya St. Pauli di Jerman atau Livorno di Italia, pemandangan di Stadion Vallecas akrab dengan bendera bajak laut dan spanduk tokoh-tokoh revolusi seperti Che Guevara. Para suporter mereka juga selalu menyanyikan lagu-lagu yang berisikan kritik terhadap pemerintah Spanyol.

Pada tahun 2012 lalu, dengan berani klub tersebut memutuskan untuk meliburkan sesi latihan mereka. Beberapa pemain dan staf Rayo kemudian ikut turun ke jalan bergabung dengan demonstrasi kaum pekerja Spanyol yang memprotes rencana Perdana Menteri Mariano Rajoy memangkas anggaran pelayanan publik sebesar 40 miliar euro.

Nama Rayo mendadak terkenal secara internasional setelah merilis jersey resmi pada tahun 2015 lalu. Separuh dari penjualan jersey bercorak strip berwarna pelangi tersebut disumbangkan untuk tujuan sosial, antara lain ke organisasi non-profit yang mengurus para pengidap HIV dan memperjuangkan hak-hak LGBT. Pada tahun yang sama, manajemen Rayo juga membayar sewa apartemen seorang pendukung setia mereka yang terkena penggusuran akibat kesulitan ekonomi.

Aksi-aksi Rayo di atas cukup mencengangkan, mengingat klub ini sendiri selalu akrab dengan krisis finansial. Meski demikian, mereka masih sanggup membeli saham klub Oklahoma City FC, sebuah klub di North America Soccer League (NASL). Klub ini akhirnya berganti nama menjadi Rayo OKC, meski langsung bangkrut setahun kemudian menyusul terdegradasinya Rayo dari LaLiga yang mengakibatkan krisis finansial lebih parah.

Musim pertama Rayo kembali berlaga di Segunda División berlangsung buruk, dengan hanya finis di posisi ke-12. Klub ini menggunakan jasa tiga orang pelatih berbeda sepanjang musim 2016/2017 sebelum mengontrak Míchel, legenda hidup klub tersebut.

Di bawah asuhan pelatih bertangan dingin ini, Rayo pun memuncaki klasemen Segunda Division dan memastikan diri promosi ke LaLiga. Jadi, bersiaplah menyambut klub unik asal Madrid tersebut!