Piala Dunia 2018

Lima Gol Ikonik Penggawa Asia di Piala Dunia

Dalam permainan sepak bola, mencetak gol adalah kewajiban yang harus ditunaikan agar sebuah tim lebih dekat dengan kemenangan. Para penggemar sepak bola pun tahu jika ukuran menang dan kalah dari sebuah pertandingan adalah jumlah gol yang mampu dibuat sebuah kesebelasan.

Kurang dari satu bulan lagi, turnamen sepak bola antar-negara paling akbar di jagad raya, Piala Dunia, akan dihelat dengan Rusia berstatus sebagai tuan rumah. Layaknya wakil dari benua lain, tim-tim asal Asia tentu bersemangat menyambut Piala Dunia. Terlebih, kemampuan mereka sekarang tak lagi bisa dipandang sebelah mata oleh para rival, termasuk dalam urusan mencetak gol.

Dilansir oleh laman resmi konfederasi sepak bola Asia (AFC), ada lima gol ikonik yang pernah dibuat oleh pesepak bola dari Benua Kuning di sepanjang sejarah Piala Dunia.

Lantas, gol-gol manakah itu dan siapa yang mencetaknya? Berikut daftarnya:

Pak Doo-ik (Korea Utara vs Italia di Piala Dunia 1966)

Perjumpaan Korea Utara dan Italia pada laga pamungkas babak penyisihan Grup 4 Piala Dunia 1966 tentu sulit dilupakan begitu saja. Menghadapi Gli Azzurri yang merupakan tim papan atas dunia, Chollima diprediksi keok secara mudah.

Akan tetapi, hal sebaliknya justru terlihat di atas lapangan. Perjuangan heroik Korut memunculkan sebuah kejutan hebat dan masih awet dibicarakan sampai hari ini karena keberhasilan mereka menumbangkan Italia.

Aktor kemenangan Korut saat itu adalah Pak Doo-ik yang melepaskan tembakan dahsyat menyusur tanah sehingga gagal diantisipasi kiper Italia, Enrico Albertosi. Gol tersebut adalah satu-satunya yang tercipta di partai ini.

Saeed Al Owairan (Arab Saudi vs Belgia di Piala Dunia 1994)

Mencetak gol via gocekan dari setengah lapangan tentu bukan pekerjaan mudah. Hanya pemain dengan teknik olah bola mumpuni, kecepatan dan keseimbangan tubuh prima semisal Diego Maradona, Ronaldo dan Lionel Messi yang dapat melakukannya.

Akan tetapi, di Piala Dunia 1994, seorang pemain Arab Saudi bernama Saeed Al Owairan, ternyata mampu melakukannya. Berduel dengan Belgia di laga pamungkas babak penyisihan Grup F, Al Owairan menciptakan gol legendaris tersebut pada menit ke-5 sekaligus mengantar The Green Falcons menang plus lolos ke perdelapan-final.

Hamid Estili (Iran vs Amerika Serikat di Piala Dunia 1998)

Hubungan politik di antara Amerika Serikat dan Iran sudah memanas sejak dahulu kala. Alhasil, pertemuan kedua negara di babak penyisihan grup F Piala Dunia 1998 terasa begitu krusial.

Berstatus underdog, Iran sukses membekuk AS via skor 2-1 sekaligus memperoleh kemenangan perdananya di Piala Dunia. Salah satu gol Team Melli saat itu dilesakkan dengan indah oleh Hamid Estili. Menerima umpan silang dari sisi kanan, pemain bernomor punggung 9 tersebut melakukan sundulan ciamik yang menggetarkan jala Kasey Keller.

Ahn Jung-hwan (Korea Selatan vs Italia di Piala Dunia 2002)

Dramatis dan kontroversial, kira-kira seperti itulah laga yang terjadi antara Korea Selatan dan Italia pada fase perdelapan-final. Bagaimana tidak, ada begitu banyak keputusan aneh yang dibuat oleh wasit Byron Moreno ketika itu sehingga Korsel yang berstatus tuan rumah mendapat banyak keuntungan.

Setelah bermain dengan skor 1-1 sampai waktu normal berakhir, laga pun dilanjutkan ke fase perpanjangan waktu dengan aturan golden goal. Mujur buat Korsel, mereka jadi pihak yang mampu melakukannya setelah Ahn Jung-hwan melompat lebih tinggi dibanding para penggawa Italia untuk menyundul bola menembus gawang Gianluigi Buffon dan mengantar mereka lolos ke perempat-final.

Tim Cahill (Australia vs Belanda di Piala Dunia 2014)

Sejak meninggalkan konfederasi sepak bola Oseania (OFC) dan bergabung dengan konfederasi sepak bola Asia (AFC) per tahun 2006 silam, Australia menjelma sebagai kekuatan baru yang konsisten merumput di ajang sepak bola paling megah sejagad itu.

Pada Piala Dunia 2014 silam, Australia bersua dengan Belanda di partai kedua babak penyisihan grup B. Kendati tumbang dengan skor 2-3, Socceroos sempat mencetak gol indah nan ikonik via sepakan voli first time Tim Cahill pada menit ke-21 guna menyeimbangkan skor. Sebuah gol yang akan selalu dikenang sepanjang masa.