Piala Dunia 2018

Profil Iran di Piala Dunia 2018: Saatnya Ukir Cerita di Luar Intrik Politik

Sepanjang keikutsertaan mereka di ajang Piala Dunia, Iran selalu saja diwarnai intrik-intrik politik. Khusus Piala Dunia 2018, saatnya ‘Team Melli’ membuktikan bahwa mereka juga mampu berprestasi di atas lapangan.

Iran pertama kali tampil di Piala Dunia 1978. Namun setelah revolusi di negara mereka yang mengubah banyak aspek sosial politik negara tersebut, tim sepak bola mereka juga seakan tertidur. Mereka baru tampil kembali pada tahun 1998 di Prancis. Di sini kemudian intrik politik seakan selalu menghantui mereka.

Di Piala Dunia yang berlangsung di Prancis tersebut, Iran bertemu Amerika Serikat, ‘musuh’ besar mereka secara politis di dunia nyata. Laga yang sudah tak menentukan itu sempat berlangsung panas meskipun tak sampai terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Sejak dilatih Carlos Queiroz, Iran tampaknya ingin mengubah kesan sebagai tim yang selalu bermuatan politis. Fokus mantan pelatih Real Madrid ini hanyalah untuk berprestasi. Ia sukses membawa Team Melli ke Piala Dunia dua kali berturut-turut sejak Piala Dunia 2014 di Brasil.

Namun, baru-baru ini mereka lagi-lagi tersandung drama politik. Dua pemain Iran yang pernah bermain di klub Yunani, Panionios, Masoud Shojaei, dan Ehsan Hajsafi, sempat akan dikenai sanksi tak boleh memperkuat tim nasional. Mereka melanggar larangan untuk tampil satu lapangan dengan pemain Israel ketika Panionios berhadapan dengan Maccabi Tel Aviv.

Queiroz tampaknya tak mau ambil pusing. Kedua pemain tersebut kembali dipanggilnya untuk mengisi daftar 23 pemainnya yang akan berlaga di Rusia. Sudah saatnya Iran membuktikan bahwa mereka pantas untuk diberitakan tak hanya menyangkut masalah politik.

Prakiraan formasi

Sejak zaman Ali Daei dan Mehdi Mahdavikia, Iran selalu memiliki pemain-pemain andal yang berlaga di Eropa. Kali ini, mereka mengandalkan winger tajam yang baru saja menjadi pencetak gol terbanyak Eredivisie Belanda, Alireza Jahanbakhsh.

Uniknya, Jahanbakhsh bukanlah penyerang murni. Ia akan baru-membahu dengan kompatriotnya sesama penyerang tajam di Belanda, Reza Ghoochannejhad. Queiroz tampaknya akan menyesuaikan formasi dari 4-3-3 menjadi 4-3-1-2, tergantung lawan yang akan dihadapinya nanti.

 

nama Iran akan kembali harum

Pemain kunci: Alireza Jahanbakhsh

Seperti kita bahas sebelumnya, Iran memiliki pemain tajam di depan, Alireza Jahanbakhsh. Baru-baru ini, ia  menjadi pemain Iran pertama yang menjadi pencetak gol terbanyak liga top Eropa. 21 gol yang dicetaknya untuk tim Belanda, AZ Alkmaar, menjadi bukti ketajamannya, sehingga rakyat Iran patut berekspektasi lebih kepada pemain ini di Piala Dunia 2018 nanti.

Kekuatan

Selama tujuh tahun terakhir, Carlos Queiroz telah membangun sistem yang bagus di tim nasional Iran. Mantan asisten Sir Alex Ferguson di Manchester United dan pernah satu musim melatih Real Madrid ini memimpin Team Melli tampil back-to-back di Piala Dunia. Iran memiliki pilihan kuat di depan, termasuk Alireza Jahanbakhsh, yang menjadi orang Iran pertama yang menduduki puncak klasemen liga utama Eropa dengan 21 gol untuk tim Belanda AZ Alkmaar.

Kelemahan

Sejak memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2018, Iran sama sekali tak beruji coba dengan lawan tangguh. Satu-satunya peserta Piala Dunia yang mereka tantang adalah tuan rumah Rusia yang berakhir imbang 1-1. Lawan-lawan lain, Tunisia, Togo hingga Uzbekistan, juga dua uji coba tersisa melawan Turki dan Lithuania, tentu saja tak menggambarkan kualitas calon lawan mereka di Rusia nanti. Apalagi, Team Melli akan berhadapan dengan Maroko serta dua raksasa Eropa, Spanyol dan Portugal.

Peluang

Mari berkata jujur, peluang Iran lolos dari Grup B sangat berat. Selain harus melewati dua unggulan, Spanyol dan Portugal, Team Melli dituntut menang atas wakil Afrika, Maroko. Akan berupa keajaiban jika Iran mampu lolos ke 16 besar untuk pertama kalinya.