AC Milan resmi mendapat satu tempat di Liga Europa musim depan. Kemenangan telak 5-1 atas Fiorentina di San Siro membuat posisi Milan aman di peringkat 6, yang merupakan slot terakhirnya Liga Europa. Uniknya, kepastian di pekan pamungkas ini mirip dengan yang terjadi di musim 2012/2013, yang juga melibatkan Fiorentina.
Saat itu Milan juga harus memperjuangkan tiket Eropa mereka hingga pekan pamungkas. Bedanya, waktu itu yang diperebutkan Milan adalah tiket Liga Champions, bukan Liga Europa seperti yang berhasil dilakukan dini hari tadi. Perbedaan lainnya, ketika itu Milan bersaing langsung dengan La Viola.
Di giornata 38 musim tersebut, Milan bertandang ke markas Siena. Milan yang masih diarsiteki Massimiliano Allegri wajib menang demi mengamankan peringkat 3 dari kejaran Fiorentina, yang hanya tertinggal dua poin tepat di bawah mereka. Meski unggul poin, kalah atau imbang bukan jaminan karena berjaga-jaga bila Fiorentina menang.
Dengan beban tinggi tersebut Milan memulai laga dengan sangat buruk. Gawang Christian Abbiati bobol di menit 25, bahkan kapten Massimo Ambrosini mendapat kartu merah di babak kedua. Lebih pelik lagi, hingga 10 menit terakhir pertandingan Milan masih tertinggal 0-1, sedangkan Fiorentina sudah berpesta 5-1 di markas Pescara.
Di sisa waktu yang ada Milan langsung mengerahkan semua kekuatannya. Hasilnya kemudian luar biasa. Penalti di menit 84 dieksekusi Mario Balotelli dengan sempurna, dan gol Philippe Mexès tiga menit kemudian memantapkan langkah I Rossoneri ke Liga Champions, mengangkangi Fiorentina di peringkat 4.
Selain kemenangan atas Siena, keberhasilan Milan mengamankan tiket Liga Champions saat itu adalah hasil imbang 2-2 di kandang Fiorentina, ketika keduanya bertemu pada awal April 2013. Skor yang membuat posisi Milan tetap di atas Fiorentina sampai akhir musim.
Kemudian di akhir musim ini, fenomena serupa tapi tak sama kembali terulang. Fiorentina lagi-lagi menjadi “agen” tiket kompetisi Eropa bagi Milan, dengan mengakui keunggulan Il Diavolo Rosso di kandangnya, melalui skor telak 5-1 yang sekaligus menjadi ajang pemberian tiket terakhir Liga Europa ke Milan.
Uniknya, Milan juga tertinggal lebih dulu. Kali ini lewat gol Giovanni Simeone di awal laga, sebelum dibalas tuan rumah lima kali lebih banyak melalui Patrick Cutrone (2 gol), dan masing-masing 1 gol dari Hakan Calhanoglu, Nikola Kalinic, serta Giacomo Bonaventura.
Dari dua contoh hasil tersebut, Fiorentina mungkin pantas mendapat testimoni tersendiri dari Milan. Ibarat seorang penjaja tiket, Fiorentina adalah agen tiket kompetisi Eropa kepercayaan AC Milan, setidaknya di musim 2012/2013 dan 2017/2018.
Permasalahannya, ketika mendapat tiket Eropa dari Fiorentina, perjalanan Milan di kompetisi tersebut menjadi amburadul. Di Liga Champions 2013/2014 Milan dihancurkan Atletico Madrid dengan agregat 5-1, yang sekaligus menjadi partisipasi terakhir kali mereka di Liga Champions.
Apakah hal tersebut akan terulang lagi musim depan di Liga Europa?