Cerita Tribe Ultah

Suchao Nutnum: Datang dan Pulang dengan Gol

Sepak bola Indonesia memiliki memori tersendiri jika menyangkut nama Thailand. Rivalitas sengit, duel-duel panas, dan pemain-pemain yang menjadi momok seperti Teerasil Dangda dan Siroch Chattong, menjadi yang terdepan jika membicarakan Negeri Gajah Putih.

Namun tak selamanya Thailand berkaitan dengan konotasi negatif, karena negara tersebut juga pernah memberi memori manis bagi Indonesia, khususnya di liga domestik. Salah satunya adalah eks gelandang Persib Bandung yang hari ini sedang berulang tahun ke-35, Suchao Nutnum.

Fenomena Suchao ini termasuk unik. Ia baru bergabung dengan Persib di awal musim Indonesia Super League (ISL) 2009/2010, atau tepatnya di bulan November 2009. dan hanya berstatus pemain pinjaman selama 3 bulan. Namun, kenangan yang diukir Suchao di ingatan para Bobotoh begitu manis, sampai perpisahannya ditangisi hampir seisi stadion.

Suchao datang ke Persib ketika Maung Bandung terseok di liga domestik. Persib sendiri sebelumnya sudah memiliki kenangan manis dengan pemain Thailand lain bernama Sinthaweechai “Kosin” Hathairattanakool, dan berharap Suchao dapat mengulang prestasi serupa. Ekspektasi yang langsung dijawab Suchao dalam hitungan hari.

21 November 2009, Persib melakoni pertandingan melawan Pelita Jaya. Suchao sukses mencetak satu gol di laga tersebut, dan membantu Maung Bandung menang 2-1. Sebuah gol yang tak hanya membuahkan tiga poin bagi timnya, tapi juga menjadi awalan dari dongeng indah Suchao di Kota Kembang, karena gol itu dicetaknya di laga debut.

Kelebihan utama Suchao terletak pada visi bermain dan eksekusi bola matinya yang mematikan. Bersama skuat super mewah Persib yang dihuni Cristian Gonzales, Hilton Moreira, Budi Sudarsono, hingga Nova Arianto juga Kosin yang menjalani periode keduanya di Persib, Suchao membawa Maung Bandung menembus ketatnya persaingan papan atas.

Bahkan saking booming-nya Suchao, pemain setinggi 170 sentimeter itu juga menjadi alasan maraknya Bobotoh perempuan yang datang ke stadion, demi memandangi parasnya yang rupawan. Di luar lapangan, jersey bernama Suchao bernomor punggung 15 laris manis diburu penggemar.

Sungguh luar biasa efek yang ditimbulkan Suchao di Persib. Mungkin, jika dibandingkan dengan sepak bola Eropa, kiprah Suchao mirip dengan David Beckham yang dipinjamkan ke AC Milan. Masa-masa singkat yang selalu indah untuk diingat.

Datang dengan gol, pulang dengan gol

Selama tiga bulan merumput di Persib, Suchao melakoni 17 pertandingan dengan sumbangan 3 gol. Uniknya, dua gol di antaranya menjadi penanda kedatangan dan kepulangan pemain yang dipinjam dari TOT Sport Club itu. Setelah menciptakan satu gol di laga debutnya, Suchao juga menutup kiprahnya di Persib dengan gol, dan dicetak dengan sangat fantastis.

Sore itu, hari Selasa tanggal 26 Januari 2010, Persib menjamu Persik Kediri di Stadion Si Jalak Harupat. Target tiga poin diusung Persib guna menaikkan peringkat di klasemen, sehingga mereka langsung menekan lawan sejak peluit pertama dibunyikan. Strategi tersebut membuat Persib langsung menguasai jalannya laga.

Dengan mayoritas bola dipegang Persib, Persik tak bisa berbuat banyak di pertandingan itu. Di menit 32 gawang Persik bobol oleh Cristian Gonzales, lalu digandakan Hilton Moreira jelang turun minum. Di babak kedua, Nova Arianto membuat tuan rumah unggul 3-0 dengan gol sundulan hasil sepak pojok Atep di menit 52.

Tak lama kemudian Patricio Morales memperkecil ketertinggalan Persik, tapi itu tak lebih dari sekadar gol hiburan, karena setelah gol tersebut, tribun stadion langsung bergetar berkat gol cantik Suchao.

Sebuah tendangan penjuru dieksekusi Suchao dan langsung mengarah ke gawang Persik. Herman Batak yang menjadi kiper Persik saat itu berhasil menghalau bola masuk ke gawangnya, tapi wasit menganggap bola telah melewati garis gawang. Gol! Persib memimpin 4-1 dan Suchao mencetak gol di laga pamungkasnya.

Setelah gol tesebut Persib semakin tak terhenti. Budi Sudarsono yang sempat kering gol tiba-tiba tajam lagi, dengan satu gol tendangan bebas menyusur tanah dan satu gol palonetto alias bola cungkil. Persib menang 6-1, dan menjadi laga terakhir yang sangat istimewa bagi Suchao.

Di Stadion SI Jalak Harupat sore itu, spanduk bertuliskan “Thank You Suchao” bertebaran di mana-mana. Tangis haru Bobotoh mengiringi kepergian pahlawan tiga bulan mereka, yang kembali ke Thailand untuk memperkuat Thailand Power Electric (TPE) FC.

Bertahun-tahun kemudian, setelah tiga bulan yang penuh kenangan di Persib, karier Suchao meningkat pesat. Ia meraih sukses besar di Buriram United, dengan memenangi 5 titel liga domestik, 4 Piala FA Thailand, 4 Piala Liga, dan beberapa trofi minor lainnya.

Suchao pun juga menyandang ban kapten di Buriram United, dan musim ini sempat memimpin rekan-rekannya mengalahkan juara Liga Korea, Jeonbuk Hyundai Motors, di leg pertama 16 besar Liga Champions Asia Zona Timur, dengan skor 3-2. Walau pada akhirnya tersingkir dengan agregat 4-3, tapi Suchao telah berhasil mencatatkan kiprah yang membanggakan.

Di usianya yang kini 35 tahun, Suchao tak lama lagi mungkin akan pensiun. Tapi bukan berarti itu akan menghalanginya untuk kembali ke Persib. Bukan sebagai pemain, melainkan sebagai suporter, seperti yang pernah dijanjikannya dulu.