Turun Minum Serba-Serbi

Awal Musim Liga 1 2018: Nama Besar yang Belum Bersinar

Pekan lalu kami merilis daftar pemain Go-Jek Liga 1 2018 yang tampil di atas ekspektasi. Itu juga berarti, jika ada yang tampil bagus secara tak terduga, maka ada yang tampil buruk tanpa diperhitungkan sebelumnya.

Dari delapan pekan Go-Jek Liga 1 2018 berjalan, nama-nama di kategori kedua banyak bermunculan. Berikut ini Football Tribe Indonesia merangkumnya, yang diurutkan berdasarkan popularitas dan ekspektasi tinggi yang diemban mereka musim ini:

Ilija Spasojevic

Spaso layak menempati posisi pertama di daftar ini karena catatan golnya yang mengagumkan selama berkiprah di Liga Indonesia, tapi musim ini ia seolah kehilangan taji. Baru 2 gol yang dicetaknya dari 8 pertandingan, dan Bali United terlempar dari 10 besar klasemen. Ada apa denganmu, Spaso?

Kurniawan Kartika Ajie

Salah satu permasalahan pelik di Arema FC adalah ketiadaan kiper berkualitas setelah Kurnia Meiga harus absen lama. Untuk mengatasinya, di awal musim ini Singo Edan merekrut Kartika Ajie yang bersinar di SEA Games 2017. Namun nyatanya ia justru kesulitan menembus tim utama, dan tergeser oleh Joko Ribowo atau Utam Rusdiana.

Kredit: Instagram Kartika Aji

Irfan Jaya

Rival Arema FC, Persebaya Surabaya, juga mengalami persoalan tentang kebintangan pemainnya yang meredup. Irfan Jaya yang sangat berjaya di Liga 2 bahkan menyabet gelar pemain terbaik di ajang tersebut, justru melempem di awal musim Liga 1. Ia lebih banyak memulai laga dari bangku cadangan dan masih minim kontribusi.

Sadney Urikhob

Masih dari sesama tim promosi. Sadney Urikhob yang tampil luar biasa di Piala Presiden hingga saat ini belum menduplikasi performa serupa bersama PSMS Medan di Liga 1. Sejak pekan 4 atau 5 ia tergusur ke bangku cadangan, kalah bersaing dengan pemain lokal seperti Suhandi atau Antoni Putro Nugroho. Baru 1 gol yang dibuatnya, tanpa asis.

Slamet Nurcahyo

Musim lalu Cahyo adalah elemen penting di lini tengah Madura United, tapi musim ini keberadaannya justru seringkali menghambat progresi serangan Laskar Sapeh Kerrab. Sinarnya seakan redup karena aliran bola sekarang lebih banyak ditujukan ke Zah Rahan, yang berperan sebagai wide-playmaker.

Oh In-kyun

Layak dimasukkan daftar ini jika melihat kontribusinya dari skema open play. Keberadaan In-kyun seringkali menghambat progresi serangan Persib, terutama setelah bola mengalir dari kaki Dedi Kusnandar. Jika tak kunjung klop dengan Persib, bukan tak mungkin Maung Bandung akan mencari gelandang asing baru di paruh musim.

Marlon da Silva

Sudah tiga klub Kalimantan yang dibelanya, tapi dari musim ke musim performanya justru terus merosot. Sangat tajam di Mitra Kukar, lalu meredup di Persiba Balikpapan, dan di Borneo FC musim ini lebih sering menghangatkan bangku cadangan. Padahal, Marlon sempat diperkirakan akan membentuk duet maut bersama Lerby Eliandry.

Arthur Cunha

Selain kiper, faktor lain dari tenggelamnya Arema FC di dasar klasemen awal musim ini adalah lini belakang yang buruk. Arthur Cunha yang diharapkan mampu memimpin rekan-rekannya di sektor pertahanan justru lebih sering terlibat konflik dengan pemain lawan. Akibatnya, gawang Arema sudah kemasukan 15 kali hanya dari 8 laga.

Foto: Wiki Malang

Samsul Arif

Berlabel pemain lokal tersubur di Liga 1 2017, Samsul di awal musim ini masih mencari performa terbaiknya bersama Barito Putera. Di 7 pekan pertama tak ada satupun gol yang dicetaknya, tapi kabar baiknya, pekan lalu ia pecah telur dengan mencetak dua gol ke gawang PSIS Semarang. Saatnya tancap gas, Samsul?

Yan Pieter Nasadit

Berstatus wonderkid di Persipura musim lalu, Nasadit diharapkan dapat menambah kekuatan di lini tengah Persija musim ini. Namun kenyataannya, untuk menembus tim inti saja susahnya bukan main. Nasadit justru kalah saing dengan pemain yang lebih senior, dan sangat minim mendapat kesempatan bermain.

Foto: LIB/Liga 1