Cerita

Haruskah Simone Zaza Kembali ke Italia?

Meski kemudian mengalamin penurunan jelang akhir musim, produktivitas Simone Zaza membaik ketika akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Valencia secara permanen. Pada permulaan musim, Zaza bahkan sempat masuk daftar pemain yang berpeluang besar mengakhiri musim sebagai Pichici atau pencetak gol terbanyak. Penampilan Zaza kemudian agak menurun di paruh musim kedua, tetapi raihan golnya musim ini jelas lebih baik ketimbang musim lalu.

Pada musim kompetisi kali ini, penyerang asal Italia tersebut total menyarangkan 12 gol. Ketajaman Zaza inilah juga membuat Valencia bisa tampil kembali di Eropa pada musim mendatang. Atas pencapaian tersebut, tawaran pulang kembali ke Italia pun hadir. AC Milan, Torino, dan Napoli disebut-sebut sebagai pihak terdepan untuk mendapatkan Zaza.

Milan tidak puas dengan kinerja Nikola Kalinic dan Andre Silva. Serupa dengan Napoli yang masih mencari pengganti Gonzalo Higuain yang hijrah ke Juventus. Sementara Torino ingin mendaratkan Zaza seandainya penyerang andalan mereka, Andrea Belotti, hengkang musim depan. Pertanyaanya adalah, apakah kepulangan kembali ke Italia adalah sebuah langkah bagus untuk karier seorang Simone Zaza?

Memang ada sebuah tren menarik di mana para penyerang asal Italia yang sempat berkarier di Liga Spanyol, ketajamannya kemudian kembali ketika mereka memutuskan untuk pulang ke Italia. Contoh besar tentunya adalah Antonio Cassano. Stagnan bersama Real Madrid, Cassano kemudian kembali ke Italia dan memperkuat Sampdoria. Di sana ketajaman Cassano yang hilang selama berseragam Galacticos, akhirnya kembali lagi.

Kasus terbaru juga terjadi kepada penyerang terbaik Italia saat ini, Ciro Immobile. Kepindahannya ke Sevilla nyatanya tidak membuahkan hasil. Padahal saat itu ia tengah mencoba mengembalikan kepercayaan dirinya setelah keran golnya sempat tersumbat ketika tampil di Bundesliga bersama Dortmund. Immobile kemudian kembali ke Italia, ketajamannya kembali, dan justru kini menjadi penyerang tengah terbaik yang dimiliki oleh Italia saat ini.

Hal serupa juga terjadi kepada para penyerang Italia yang datang sebelum Zaza, seperti Marco Di Vaio dan Bernardo Corradi. Kedua penyerang ini datang dalam gerbong yang dibawa oleh Claudio Ranieri ketika ditunjuk sebagai pelatih Valencia. Di Vaio dan Berrardi datang bersamaan dengan Stefano Fiore. Datang sebagai penyerang tajam di Serie A, kemampuan mencetak gol keduanya kemudian menurun. Selama dua musim, jumlah gol keseluruhan di antara keduanya hanya mencapai angka 13 gol. Di Vaio dan Corradi kemudian kembali ke Italia, dan penampilan mereka membaik.

Tetapi daftar di atas merupakan kisah manis para penyerang yang ketajamannya hadir lagi ketika kembali ke Italia. Kisah dari Christian Vieri pun sebenarnya mesti menjadi pertimbangan. Bagaimana pada musim kompetisi 1997/1998, penyerang yang akrab disapa Bobo ini berhasil keluar sebagai El Pichici musim tersebut. Namun kemudian ketika pulang kembali ke Italia, karena dipinang Lazio, produktivitas Vieri kemudian menurun drastis. Hingga akhirnya Internazionale Milano kemudian membangkitkan kembali insting mencetak gol Vieri.

Kasus hampir serupa juga dialami oleh Giuseppe Rossi. Dikenal sebagai penyerang tajam ketika masih membela Villarreal, Rossi kemudian tampil buruk ketika kembali ke Italia dan memperkuat Fiorentina. Setelah di Firenze, bahkan beberapa kali Rossi mengalami masa pinjaman di Spanyol untuk perkembangan kariernya. Kembali ke Italia nyatanya bukan sebuah keputusan yang bagus untuk Rossi.

Terkait musim mendatang, Zaza tentu mesti memilah dan berpikir lebih dalam serta jernih terkait masa depannya. Skenario terbaiknya tentu adalah mengembalikan ketajaman Zaza sama seperti ketika ia masih membela Sassuolo. Jadi menurutmu, apakah Simone Zaza memang mesti pulang kembali ke Italia?