Cerita Tribe Ultah

Giovani dos Santos dan Beratnya Beban sebagai Titisan Ronaldinho

Tanyakan pada setiap pendukung Barcelona, siapa jebolan La Masia yang mereka anggap melenceng paling jauh dari ekspektasi? Dua nama pasti akan selalu muncul, yaitu Bojan Krkic dan Giovani dos Santos.

Nama pertama sempat membuat heboh ketika memperoleh julukan sebagai ‘Lionel Messi Baru’. Alih-alih menjadi superstar, Bojan tak mampu mengikuti jejak seniornya asal Argentina itu. Rekor 900 gol di berbagai level junior seolah lenyap begitu saja. Di usianya yang kini menginjak 27 tahun, Bojan susah payah berusaha menghidupkan kembali kariernya bersama Alaves.

Nama lain adalah rekan sebaya Bojan, Giovani dos Santos. Pemain yang secara fisik sempat mirip Ronaldinho ini memiliki bakat yang luar biasa. Sayang, ia gagal bersinar selama musim debutnya di skuat utama Barcelona.

Kepercayaan pelatih Frank Rijkaard di musim kompetisi 2007/2008 hanya dibayarnya dengan empat gol dalam 37 penampilan. Padahal, pada musim tersebut, Giovani dimentori langsung oleh idola sekaligus seniornya, Ronaldinho. Ketika Pep Guardiola datang, keduanya pun tersingkir.

Baca juga: Warna-warni 20 Tahun Karier Sempurna Ronaldinho

Gio pun dilepas ke Tottenham Hotspur. Klub Inggris ini awalnya mengira mereka memperoleh durian runtuh, yaitu wonderkid berbakat yang digadang-gadang akan menjadi ‘Ronaldinho Baru’. Namun tak sampai setengah musim, para penggemar Spurs sadar bahwa mereka tak bisa berharap banyak dari pemain asal Meksiko ini.

Setelah satu musim, Gio menghabiskan waktu dengan status pinjaman di Ipswich Town, klub penghuni kasta bawah. Berturut-turut, pemain kelahiran 11 Mei 1989 ini dipinjamkan ke Galatasaray dan Racing Santander. Ketika kontraknya habis pada tahun 2012, ia memutuskan untuk kembali ke Spanyol memperkuat Real Mallorca.

Pemain yang telah memperkuat tim nasional Meksiko sebanyak 100 kali ini lalu sempat memulihkan kariernya dengan Villarreal. Gio menunjukkan penampilan terbaik dalam karirnya, dengan mencetak 18 gol dalam 74 pertandingan. Ia bahkan sempat semusim bekerja sama dengan adiknya yang juga sesama alumni gagal La Masia, Jonathan dos Santos.

Namun, secara mengejutkan Gio lebih memilih pindah ke Amerika Serikat pada tahun 2015. Ia menerima tawaran Los Angeles Galaxy, bergabung dengan nama-nama terkenal yang memperkuat klub tersebut, antara lain Robbie Keane dan Steven Gerrard.

Namun di musim keempatnya bersama klub tersebut, para penggemar Galaxy mulai berpikir bahwa sebenarnya pemain ini tidaklah istimewa. Gio hanya mengoleksi 22 gol selama tiga setengah tahun bersama Galaxy. Dengan bergabungnya Jonathan dos Santos, Ashley Cole, dan terakhir Zlatan Ibrahimovic, nama Giovani perlahan-lahan tenggelam. Kontribusinya dianggap tak sesuai pengalaman menterengnya di Eropa.

Berdasarkan sebuah survey yang dilakukan ESPN pada awal 2018 lalu, Giovani terpilih sebagai pemain paling overrated di Major League Soccer (MLS). Menurut para pengamat, media-media Amerika menilai pemain ini telalu tinggi berdasarkan pengalamannya bermain di Barcelona dan Tottenham Hotspur, bukan penampilannya di MLS.

Para pengamat yang kritis juga menganggap Giovani dipertahankan Galaxy untuk waktu lama hanya untuk menarik komunitas Meksiko yang memang berjumah cukup banyak di Los Angeles. Namun, secara level permainan ia dianggap jauh di bawah para bintang MLS seperti David Villa dan Sebastian Giovinco.

Nah, bagaimana Giovani menjawab kritik pedas ini? Ia harus membuktikan diri dengan performa bagus di LA Galaxy dan Piala Dunia 2018.