Turun Minum Serba-Serbi

Alasan Mengapa Real Madrid Mampu Kembali Lolos ke Final Liga Champions

Real Madrid mampu mencatatkan pencapaian yang luar biasa impresif di Liga Champions. Tak tanggung-tanggung, dalam tiga Liga Champions Eropa terakhir, mereka berhasil lolos tiga kali ke final, dan mereka memiliki peluang besar untuk menjadi juara selama tiga musim berturut-turut!

Kepemimpinan Zinedine Zidane tentunya bekerja layaknya mukjizat bagi Los Blancos. Mampu menjuarai Liga Champions dua kali berturut-turut, hingga kali ini mampu menangatas juara-juara liga lokal seperti Paris Saint-Germain (PSG), Juventus, hingga Bayern München menjadi buktinya. Namun, tentunya ada alasan lain selain Zidane tentang mengapa Madrid mampu kembali lolos ke final Liga Champions.

Simak di bawah ini:

Luar biasanya Zinedine Zidane

Orang boleh beranggapan apapun terhadap Zidane, namun kita tak bisa memungkiri bahwa ia begitu luar biasa dalam memimpin perjalanan Madrid di Liga Champions. Sejak ia memimpin, tak sekalipun Madrid tersingkir dari Liga Champions. Ia membuktikan kehebatannya dalam melakukan adaptasi taktik. Melawan PSG, skuat asuhannya mampu mendominasi laga, dan melawan Bayern, ia mampu menerapkan permainan sepak bola yang berlawanan. Ia juga mahir memotivasi Cristiano Ronaldo dan kolega untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Evolusi Cristiano Ronaldo

Ronaldo menjadi kunci utama dari keberhasilan Madrid di Liga Champions. Total 15 gol di Liga Champions musim ini menjadi buktinya. Ada satu hal yang membuatnya tetap luar biasa di usia 33 tahun. Secara taktik, ia berevolusi menjadi pemain yang lebih statis, dan lebih aktif di kotak penalti ketimbang di sayap. Hal ini membuatnya tampil menggila dan menjadi kunci dari kesuksesan Madrid.

Superioritas Keylor Navas

Madrid sudah lama dikabarkan tengah mencari kiper baru, namun penampilan Keylor Navas di Liga Champions menjadi alasan mengapa David de Gea atau Kepa Arrizabalaga tak kunjung merapat. Kiper asal Kosta Rika ini mampu membungkam keraguan dan tampil brilian. Dalam laga terakhir melawan Bayern München, manajer Jupp Heynckes mengatakan bahwa Navas adalah faktor utama dari kemenangan Madrid.

Fokus di Liga Champions

Sebuah anugerah di balik bencana. Madrid mengalami musim yang buruk di kompetisi lokal. Start buruk mereka di La Liga dan tersingkir dari Copa del Rey membuat mereka mampu fokus 100% ke Liga Champions.

DNA Liga Champions

Sebagai pemegang rekor juara terbanyak serta juara bertahan, boleh dikatakan bahwa Madrid memang memiliki DNA Liga Champions. Hal ini bisa dilihat dari performa pemain-pemainnya. Contoh utamanya tentu Ronaldo, yang sempat tampil buruk di La Liga, namun tetap luar biasa konsisten di Liga Champions. Pemain lain seperti Keylor Navas, Marcelo, dan Karim Benzema juga mengalami hal serupa.

Efektivitas serangan

Madrid yang dulu adalah tim yang hampir selalu dominan di tiap laga. Namun, Madrid saat ini tak perlu menjadi sisi yang dominan untuk mengalahkan lawan. Mereka tentunya memiliki kapabilitas untuk mendominasi laga, namun, tapi efektifnya mereka kala melancarkan serangan menjadi alasan utama mengapa mereka tak perlu lelah-lelah menjadi sisi yang dominan. Mereka hanya perlu sedikit peluang untuk mencetak gol dan mereka benar-benar lihai untuk memanfaatkan kelengahan lawan, yang tertunjuk nyata di pertandingan melawan Bayern.

Keputusan kontroversial

Tentu, Madrid menunjukkan usaha dan penampilan yang begitu luar biasa. Namun, kita tak bisa memungkiri bahwa mereka cukup terbantu dengan beberapa keputusan kontroversial yang diberikan wasit. Musim lalu, Bayern menjadi korban kala Ronaldo mencetak gol offside. Di musim ini, Die Roten kembali merasa dirugikan setelah Marcelo mengakui bahwa ia melakukan handball di kotak penalti. Jangan lupakan juga keputusan luar biasa Michael Oliver untuk mengusir Gianluigi Buffon di laga kontra Juventus. Tanpa adanya keputusan-keputusan seperti ini, bukan tak mungkin langkah Madrid terhenti.