Cerita

Wasyiat Hasbullah yang Diorbitkan Lalu Dilupakan Robert Rene Alberts

Berbeda dengan pekan-pekan awal di Liga 1 Indonesia musim 2017 lalu, PSM Makassar mengalami kesulitan di lima laga awal Liga 1 2018. Dua kekalahan telah mereka derita akibat keroposnya lini belakang. Para pencinta Juku Eja mulai bertanya-tanya, ke mana Wasyiat Hasbullah, bek muda tangguh yang selalu mengisi posisi bek sayap di dua musim kompetisi sebelumnya?

Dalam tiga laga terakhir, PSM menderita kebobolan delapan gol. Ini tentu saja menjadi catatan buruk karena di dua laga awal, gawang klub kebanggaan Sulawesi Selatan ini sama sekali tak kebobolan. Berdasarkan pengamatan pribadi penulis, sektor terlemah di lini belakang PSM adalah kedua sektor bek sayap.

Sektor bek kiri mengundang pertanyaan karena pelatih Robert Rene Alberts lebih memercayai nama baru, Fauzan Jamal, untuk tampil di empat laga awal. Sadar performa mantan bek Persijap Jepara ini tak memuaskan, sang pelatih menggantinya dengan Reva Adi Utama, pengisi posisi bek kiri PSM di dua musim terakhir. Namun, bukan berarti masalah selesai karena sektor bek kanan juga masih keropos. Di pekan kelima, terlihat jelas Ferdinand Sinaga dan kawan-kawan sering digempur dari sisi tersebut.

Di sini dilema mungkin menyelimuti benak Robert, karena posisi tersebut diisi oleh kapten sekaligus figur senior di skuatnya, Zulkifly Syukur. Dengan pengalaman sebagai bek kanan tim nasional Indonesia serta malang-melintang di berbagai klub papan atas Indonesia, Zul memang menjadi pilihan utama yang paling masuk akal. Masalahnya, di usia yang memasuki angka 34 tahun, sang kapten terlihat tak lagi memiliki kekuatan fisik dan kemampuan mengirim umpan silang sebaik dulu.

Maka, para pencinta PSM mulai mencari-cari, ke mana Wasyiat Hasbullah? Jangankan dipasang sebagai pemain inti, pemain berusia 23 tahun ini bahkan tak masuk bangku cadangan di lima laga awal. Berdasarkan info yang penulis peroleh dari para pencinta PSM yang setia menghadiri sesi latihan tim, Wasyiat sebenarnya sedang dalam kondisi segar bugar.

Sangat disayangkan apabila Robert memutuskan untuk melupakan Wasyiat. Padahal, sang pelatih sendiri yang mengorbitkan nama pemain bernomor punggung 4 ini pada Torabika Soccer Championship 2016 lalu. Semusim setelahnya, Wasyiat tampil sebanyak 15 kali di musim kompetisi 2017, ketika PSM nyaris keluar sebagai juara dan akhirnya finis di posisi tiga.

Di sepanjang musim 2017 itu, Wasyiat nyaris tak pernah dihujani kritik berlebihan atas performanya. Malah, pemain kelahiran 25 Oktober 1994 ini kerap bekerja ekstra dengan menghuni posisi baru. Di paruh kedua musim kompetisi, Wasyiat sering dipasang sebagai bek kiri, padahal posisi alaminya adalah bek kanan. Meski demikian, pemain asal Gowa ini selalu menjalankan tugas dengan baik.

Dua asis dalam lima belas penampilan adalah buktinya. Wasyiat mampu menggantikan peran Zulkifli Syukur dan Reva Adi Utama jika kedua pemain itu absen atau dianggap sedang tak berada dalam performa terbaik. Beberapa kalangan malah berani mengemukakan argumen bahwa Wasyiat sudah pantas dilirik tim nasional Indonesia.

Nah, berhubung posisi bek sayap merupakan sektor rawan di musim kompetisi 2018 ini, mengapa Robert tak memasang Wasyiat saja? Padahal pemuda ini sudah ditempanya selama dua musim terakhir untuk bermain sama baiknya di sektor kanan maupun kiri.

Semoga coach Robert segera ingat bahwa ia sebenarnya pernah menemukan dan mengasah talenta mentah bernama Wasyiat Hasbullah. Sang pemain sedang menunggu kesempatan untuk menunjukkan kerja kerasnya.