Persib Bandung, klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat, khususnya para Bobotoh ini, tentu tidak ingin mengulang kembali pencapaian mereka di musim lalu, di mana mereka mengakhiri kompetisi dengan posisi dua strip di atas jurang degradasi, tepatnya di posisi 13 dengan mengumpulkan total poin 41, hanya berselisih 6 poin dengan Semen Padang FC di posisi 16, yang terdegradasi ke Liga 2.
Inilah yang menjadi alasan manajemen untuk merombak Persib guna menyongsong musim 2018, salah satunya dengan mencari pelatih baru. Dan pilihan itu jatuh kepada sosok Roberto Carlos Mario Gomez. Pelatih berkebangsaan Argentina ini datang dengan segudang pengalaman dan prestasinya bersama tim Malaysia, Johor Darul Ta’zim (JDT). Dengan prestasi mentereng di Malaysia tentu saja membuat ekspektasi tinggi terhadapnya, terutama dari Bobotoh sendiri.
Pertanyaannya kala itu, apakah mampu seorang pelatih “membayar” ekspektasi tinggi tersebut dengan maksimal, di musim debutnya di kancah sepak bola Indonesia?
Mario Gomez datang dengan segala keleluasaan yang diberikan manajemen untuk menentukan skuat ideal Gomez untuk Persib musim ini, tanpa adanya rumor intervensi dari manjemen seperti musim lalu. Dan Gomez pun, memanfaatkannya dengan baik.
Fokus utamanya tentu saja memperbaiki lini pertahanan terlebih dahulu, di mana musim lalu memiliki persentase kebobolan cukup tinggi yakni satu gol per laga. Ini tentu tidak baik bagi tim sekelas Persib. Oleh karena itu, Gomez langsung merekrut dua bek tengah sekaligus, yakni bek naturalisasi Victor Igbonefo serta Bojan Malisic asal Serbia, serta harus merelakan kepergian duet bek musim lalu, yakni Vladimir Vujovic dan Achmad Jufriyanto.
Namun, ada hal menarik di mana Gomez juga memilih bek-bek usia muda, dan bisa dibilang minim pengalaman di Liga 1, tentu saja di luar nama-nama lama Persib seperti Wildansyah, Tony Sucipto, Henhen Herdiana, dan Supardi Nasir. Untuk nama terakhir yang disebut, Gomez juga mulai memercayakan posisi sayap kepadanya dalam tiga partai awal Liga 1 2018.
Dalam daftar resmi yang dirilis Persib Bandung, hanya terdapat nama-nama anyar untuk mengisi slot pemain bertahan. Di antaranya adalah Indra Mustafa, Al Amin Fisabilillah alias Sabil, serta rekrutan terakhir, Ardi Idrus. Indra Mustafa merupakan pemain asli didikan Persib yang dipromosikan Gomez dan belum memiliki jam terbang yang cukup untuk mengarungi kompetisi ketat. Namun, Indra terbilang cukup sukses saat menjaga lini belakang Persib saat meraih clean sheet perdana kala melawan Mitra Kukar, guna menggantikan Malisic yang cedera di tengah pertandingan.
Lalu ada nama Sabil, pemain kelahiran tahun 1994, yang merupakan debutan baru di Liga 1. Ia sebelumnya berkarier di Liga 2 dengan membela Persibat Batang dan Persijap Jepara. Lalu berikutnya ada Ardi Idrus, pemain asal Ternate kelahiran 25 tahun silam, yang merupakan salah satu jebolan timnas SAD Uruguay. Dan ketiganya sukses menjalani debut manis di Liga 1, tatkala Persib mengalahkan Mitra Kukar dua gol tanpa balas.
Untuk lini tengah sendiri, Persib lebih dari cukup, karena sejak musim lalu sudah menumpuk stok pemain di lini tengah yang juga memiliki kualitas sama baik. Gomez hanya merekrut Eka Ramdani dan Oh In-kyun untuk melengkapi posisi yang sudah dihuni Dedi Kusnandar, Hariono, dan Kim Kurniawan.
Tak lupa juga untuk posisi sayap, Gomez memilih eks pemain PSM Makassar, Ghozali Muharam Siregar, sehingga Gomez memiliki banyak pilihan di kedua sektor sayap selain Supardi, Febri Hariyadi, Billy Keraf, dan Atep. Itu juga masih ditambah dengan dua jebolan Diklat Persib, yakni Puja Abdillah dan Agung Mulyadi.
Dan untuk posisi ujung tombak, Gomez lebih memilih Jonathan Bauman untuk melengkapi Ezechiel N’Douassel, Airlangga Sucipto, serta Muchlis Hadi Ning yang terlebih dahulu bergabung, dan juga untuk memenuhi kuota pemain asing di Liga 1. Kedatangan penyerang asal Argentina ini, harus mengorbankan nama Michael Essien di skuat Persib, karena terkendala kuota pemain asing.
Dan bila dikalkulasikan, rata-rata usia pemain Persib musim ini ialah 26,8 tahun. Ini menjadi salah satu indikator, bahwa kedatangan Mario Gomez di klub Persib, sedikit banyak mengubah skuat Maung Bandung. Biasanya, Persib hampir selalu merekrut nama-nama besar di sepak bola Indonesia, bahkan dunia (ketika merekrut Michael Essien dan Carlton Cole kemarin), kini menjadi fokus merekrut talenta-talenta muda dan pemain seleksi, seperti yang sudah saya sebutkan di atas.
Pihak manajemen Maung Bandung pun tidak mematok target juara kepada Mario Gomez di musim perdananya. Direktur Utama Persib Bandung, Glenb Sugita, menyadari bahwa tidak akan mudah untuk mencapai prestasi dalam waktu singkat, dan fokus utama mereka sekarang ini adalah membuat skuat ini solid terlebih dahulu.
Dan dalam lima laga awal di Go-Jek Liga 1 2018, tampaknya ‘Gomez Empire’ di Persib mulai menunjukkan sesuatu yang menggembirakan bagi para Bobotoh.