Cerita

Benevento yang Menjelma Jadi Musuh Menakutkan AC Milan

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Benevento Calcio sukses mentas di Serie A per musim 2017/2018 setelah meraih tiket promosi dari Serie B via playoff di musim 2016/2017 lalu. Pencapaian luar biasa itu pun disambut gegap gempita oleh petinggi klub, pelatih, pemain, dan suporter Benevento.

Sebagai kesebelasan liliput di Italia, beraksi di kasta teratas adalah mimpi indah tak terperi yang jadi kenyataan. Pasalnya, satu dekade lampau mereka masih berkecimpung di Lega Pro Seconda Divisione alias level keempat dalam piramida sepak bola Negeri Pizza.

Dengan kondisi keuangan yang pas-pasan, langkah Benevento pun terbilang gontai kala menyongsong Serie A musim 2017/2018. Jangan kaget bila sepanjang bursa transfer, baik musim panas ataupun musim dingin, aktivitas mereka begitu minim. Perekrutan-perekrutan pemain yang mereka lakukan didominasi dengan klausul peminjaman.

Benar saja, dampak dari ketidakmampuan untuk memperkuat tim secara paripurna bikin I Giallorossi terseok-seok dalam menjalani kampanye perdana mereka di ajang Serie A. Danilo Cataldi dan kolega melakoni 14 giornata awal dengan kekalahan. Termasuk dengan skor telak macam 0-6 dari Napoli, 1-5 dari Lazio, dan 0-4 dari AS Roma.

Catatan buruk itu sendiri membuat Benevento sah menjadi kesebelasan Serie A pertama yang gagal meraup angka dalam 14 pertandingan perdana. Sebuah rekor yang pastinya tidak ingin ditorehkan klub profesional manapun di muka Bumi.

Serentetan hasil negatif tersebut bikin nama Benevento digemakan sebagai kandidat terkuat untuk terelegasi di pengujung musim. Sebuah fakta yang petinggi klub, pelatih, pemain, dan pendukung I Giallorossi sadari secara hakiki. Kalaupun aman dari jerat degradasi, mereka butuh lebih dari sekadar perjuangan ekstra keras dan mukjizat.

Walau perasaan pasrah sudah menggelayut di dada semua elemen yang terkait dengan Benevento, mereka tetap ingin tampil sebaik-baiknya di musim debut mereka. Mengincar poin guna menyudahi rentetan buruk itu senantiasa diupayakan.

Di tengah-tengah usaha itulah muncul satu klub raksasa dengan popularitas dan kejayaan masif bernama AC Milan yang sedang goyah dan sangat dermawan buat membagi-bagikan angka kepada tim lawan.

Menjamu I Rossoneri di Stadion Ciro Vigorito pada 3 Desember 2017 lalu, Cataldi dan kawan-kawan sukses mengepak poin perdana mereka di Serie A usai bermain imbang dengan skor 2-2.

Terasa begitu heroik, tak cuma buat Benevento tapi juga penggemar sepak bola di kolong langit, sebab mereka mendapatkannya lewat gol penyama kedudukan yang dicetak pada detik-detik akhir laga dan pahlawan yang menceploskan gol penuh sejarah itu adalah Alberto Brignoli yang berposisi sebagai kiper!

Khalayak tentu masih ingat bagaimana seluruh elemen di tubuh Benevento merayakan hal tersebut seperti beroleh gelar Scudetto. Walau kekalahan masih terasa akrab usai meraih poin pertama itu, I Giallorossi juga menampakkan peningkatan dalam laga-laga selanjutnya. Laga melawan Chievo Verona di Stadion Ciro Vigorito pada 30 Desember 2017 menjadi momen pertama Benevento memetik angka sempurna di Serie A. Gol semata wayang Andrea Coda sudah lebih dari cukup untuk mendatangkan kemenangan.

Hebatnya, torehan manis itu sukses mereka ulangi sepekan kemudian usai membekap Sampdoria dengan skor 3-2. Terasa makin unik, Cataldi dan kolega merengkuhnya dengan cara yang luar biasa sebab tertinggal 0-1 terlebih dahulu pada babak pertama.

Setelah itu, perjalanan Benevento jadi lebih berwarna karena kemenangan, hasil seri ataupun kekalahan datang silih berganti. Walau harus diakui pula jikalau kegagalan mendulang poin alias keok dari lawan tetap mendominasi.

Sampai giornata ke-33, koleksi poin Benevento baru menembus 14 poin. Mereka berselisih 15 angka dari SPAL yang bertengger di posisi 17 klasemen sementara.

Mengingat Serie A musim ini tinggal menyisakan lima pertandingan, maka satu kekalahan lagi bakal memastikan I Giallorossi ‘mudik’ ke Serie B mulai musim depan.

Di pekan ke-34 sendiri, Benevento harus melakoni laga tandang ke markas Milan (22/4). Sejumlah pihak meyakini bahwa Cataldi dan kawan-kawan bakal kesulitan saat mentas di Stadion San Siro. Pasalnya, tim tuan rumah sedang getol memburu poin demi berlaga di kejuaraan antarklub Eropa musim mendatang, entah di Liga Champions ataupun Liga Europa.

Namun siapa yang menduga jika pertemuan Benevento dan Milan untuk kedua kalinya di musim ini juga berjalan dramatis seperti perjumpaan pertama bulan Desember 2017 lalu.

Kendati lebih banyak diserang oleh Patrick Cutrone dan kawan-kawan, I Giallorossi justru menjadi kubu yang sanggup mencetak gol terlebih dahulu. Tepat di menit ke-29, Pietro Iemmello sukses menggetarkan jala Gianluigi Donnarumma.

Ajaibnya, keunggulan tipis itu sanggup mereka pertahankan walau I Rossoneri berusaha ekstra keras mencetak gol penyeimbang. Bahkan di saat Benevento mesti bermain dengan sepuluh orang usai Cheick Diabate diganjar kartu merah pada menit ke-80, Milan tetap tak berkutik.

Alhasil, Cataldi dan kolega berhasil membawa pulang nilai penuh dari Stadion San Siro. Layaknya pertemuan pertama lalu yang jadi momen perdana Benevento meraih angka di Serie A, kemenangan dini hari tadi juga menjadi hasil positif pertama mereka di partai tandang. Sungguh luar biasa!

Dalam sepasang pertemuan di Serie A musim ini, Benevento seakan-akan jadi batu kryptonite yang menjadi titik lemah dari pahlawan super asal Planet Krypton bernama Superman (baca: Milan). Padahal, kualitas serta harga skuat dari kedua belah pihak seperti Bumi dan langit.

Untuk Cataldi dan kolega, kemenangan atas I Rossoneri itu membuat jarak di antara mereka dan SPAL terpangkas jadi 12 poin saja dengan empat partai pamungkas sehingga menunda proses turun kastanya mereka ke Serie B hingga pekan depan.

Jangan lupa jalan kembali ke Serie A, Benevento.