Eropa Italia

Mungkinkah Bacary Sagna adalah Juru Selamat untuk Benevento?

Pada babak play-off Serie B guna memperebutkan satu tiket promosi ke Serie A di musim kompetisi 2016/2017 silam, Benevento sukses mengukir cerita indah nan heroik. Tak diunggulkan, mereka justru sukses menumbangkan Carpi dan bakal mencicipi nikmatnya berlaga di Serie A untuk pertama kali di sepanjang sejarah klub.

Sayangnya, perjalanan Benevento sebagai debutan di kasta teratas persepak bolaan Italia per musim 2017/2018 tidak berjalan mulus. Mereka mencatat rekor negatif sebagai klub pertama di lima liga top Eropa yang selalu menelan kekalahan dalam 14 pertandingan perdananya.

Keadaan itu membuat Le Streghe tertahan di dasar klasemen dan terancam kembali ke Serie B. Namun sepak bola memang selalu punya kejutannya sendiri. Disaat terancam untuk selalu kalah selama 15 partai beruntun di Serie A, Benevento malah sanggup mencuri poin dari klub papan atas, AC Milan.

Bermain imbang 2-2 di Stadion Ciro Vigorito, gol penyama kedudukan Benevento ditorehkan oleh penjaga gawang mereka, Alberto Brignoli, pada menit-menit akhir laga.

Setelah momen heroik itu, Le Streghe menunjukkan grafik lumayan apik dengan memetik dua kemenangan berturut-turut, masing-masing atas Chievo Verona dan Sampdoria.

Walau kembali menelan pil pahit di laga-laga selanjutnya, tapi nada optimis menyeruak dari tim yang berdiri pada tahun 1929 (didirikan ulang di tahun 2005) tersebut. Motivasi yang meliputi mereka guna meloloskan diri dari jerat relegasi tampak begitu masif.

Supaya bisa tampil lebih baik di paruh kedua musim, Benevento menempuh satu langkah yang cukup ekstrem sekaligus mengagetkan. Eks penggawa Arsenal dan Manchester City berkebangsaan Prancis, Bacary Sagna, direkrut pada saat bursa transfer musim dingin. Pemain berumur 34 tahun ini didatangkan secara gratis karena berstatus free agent.

Keputusan Sagna menerima tawaran Benevento untuk setengah musim tersisa dan opsi perpanjangan di musim berikutnya, bikin sejumlah pihak geleng-geleng kepala. Akan tetapi, Sagna menyikapi hal tersebut dengan santai dan tenang.

“Aku menjalani karier yang panjang bersama klub-klub top di Eropa. Sementara Benevento menawariku sesuatu yang unik dan berbeda. Pada era di mana sepak bola lebih beraroma bisnis ketimbang olahraga, Benevento menunjukkan hati dan jiwa tentang bagaimana seharusnya sebuah klub sepak bola eksis. Tim ini adalah sebuah keluarga dan aku ingin memberi yang terbaik untuk keluarga baruku”, papar Sagna seperti dilansir footballitalia.

Kedatangan Sagna menyuntikkan semangat anyar di dalam skuat. Pengalaman dan kemampuan dari figur yang punya 65 caps bersama tim nasional Prancis ini diharapkan bisa membantu Benevento memetik hasil-hasil yang lebih baik di atas lapangan.

Presiden Le Streghe, Oreste Vigorito, bahkan berani memproklamirkan target tinggi usai memastikan perekrutan Sagna yaitu mengemas 26 angka di sisa musim ini agar klub yang dipimpinnya memiliki peluang lolos degradasi lebih tinggi.

Melihat Benevento saat menahan Milan dan membekap Chievo serta Sampdoria, sesungguhnya ada potensi yang cukup besar dari tim ini. Hanya saja, kelebihan itu belum mampu mereka maksimalkan untuk tampil lebih baik saat berjumpa para rival.

Siapa tahu, Sagna yang kehadirannya diiringi harapan besar sanggup mengatrol moral dari tim barunya sekaligus menjadi juru selamat yang telah ditunggu-tunggu oleh Benevento dan tifosi fanatiknya.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional