Perjalanan karier seorang Arsene Wenger sebagai manajer Arsenal pun akhirnya selesai di musim 2017/2018. Pada hari Jumat (20/4) lalu, sang profesor asal Perancis ini mengumumkan pengunduran dirinya mulai musim depan, menutup catatan yang telah ia tulis selama 22 tahun.
Selama itu pula Wenger telah berjasa untuk banyak hal, mulai dari raihan sejumlah trofi domestik hingga mendatangkan puluhan pemain bintang ke London Utara. Beberapa dari mereka semakin terangkat kariernya sejak dilatih Wenger, seperti Patrick Vieira, Thierry Henry, Cesc Fabregas, Robin van Persie, dan masih banyak lagi.
Meski demikian, Wenger tidaklah sempurna. Ia juga beberapa kali melakukan transfer pemain yang mampu membuat banyak orang mengernyitkan dahi. Hampir semua pemain ini pun terbukti tak bertahan lama berada di Highbury/Emirates.
Berikut ini beberapa nama yang ‘gagal’ tersebut:
Junichi Inamoto (2001, dari Gamba Osaka)
Sebagai bintang muda yang sedang bersinar, talenta Inamoto rupanya menarik perhatian Wenger. Perekrutan ini pun terlihat sebagai hal yang wajar, mengingat sang profesor pernah berkarier di Jepang. Anehnya, selama semusim di Highbury, Inamoto tak sekalipun diturunkan di Liga Inggris. Untung saja profilnya masih mampu membuat pelatih timnas Jepang saat itu, Philippe Troussier, memercayainya untuk ikut serta di Piala Dunia 2002.
William Gallas (2006, dari Chelsea)
Kesal karena nomornya diambil Michael Ballack, ia pun datang ke Arsenal sebagai bagian dari pertukaran dengan Ashley Cole ke Chelsea. Selama 4 musim, kariernya sebenarnya tak buruk, walau tanpa gelar. Ia juga sempat didapuk sebagai kapten. Namun kabarnya ia sering membuat masalah di ruang ganti. Bahkan saat ia meninggalkan Emirates, klub yang ditujunya adalah Tottenham Hotspur.
Mikael Silvestre (2008, dari Manchester United)
Wenger menghubunginya saat ia sebenarnya sudah menerima tawaran pindah ke Manchester City. Faktor French connection membuat Silvestre tak ragu untuk berubah haluan. Silvestre adalah pemain bagus, namun ia sudah menurun karena cedera panjang di dua musim terakhirnya di United. Hal yang terbukti benar karena selama dua musim, ia lebih banyak dipinggirkan oleh Wenger.
Sebastien Squilacci (2010, dari Sevilla)
Mempunyai rekam jejak di AS Monaco, Lyon, serta Sevilla membuat kepindahannya ke Arsenal menjadi peningkatan karier untuknya. Sayangnya, keadaannya tidak demikian. Gagal memberi impresi baik di musim pertamanya meski bermain cukup sering, akhirnya ia benar-benar jarang dimainkan di dua musim setelahnya. Sejak berseragam Arsenal, ia tak pernah lagi dipanggil timnas Prancis, dan akhirnya harus pindah ke klub papan bawah Ligue 1, Bastia.
Ryo Miyaichi (2011, dari Chukyodai Chukyo High School)
Arsenal merupakan klub profesional pertama pemain yang direkrut Wenger lewat sesi trial ini. Mungkin ia adalah satu-satunya rekrutan Wenger yang berasal dari SMA. Selama berseragam Arsenal, ia hanya sekali turun di Liga Inggris. Ia pun berkali-kali dipinjamkan ke klub lain di Inggris dan Belanda, hingga akhirnya The Gunners melepasnya ke St. Pauli pada musim panas 2015.
Andre Santos (2011, dari Fenerbahce)
Ia merupakan bagian dari pembelian panik Arsenal pada deadline bursa transfer musim panas setelah dipermalukan 8-2 oleh Manchester United di liga. Dua musim berseragam Arsenal, nyatanya ia lebih sering cedera ketimbang bermain. Highlight-nya di Arsenal bukanlah prestasinya, namun karena ia bertukar kaos dengan Robin van Persie yang sudah pindah ke United saat kedua tim bertemu.
Park Chu-Young (2011, dari AS Monaco)
Seperti Santos, ia juga merupakan bagian dari panic buying di musim panas 2011. Sama seperti Squillacci, kepindahannya ke Arsenal justru menghancurkan karier bagus yang sudah ia rajut di Monaco. Tiga musim di Arsenal, ia hanya sekali bermain di Liga Inggris dan lebih banyak dipinjamkan. Kini, di usia yang sudah 32 tahun, Park sedang menikmati kariernya di FC Seoul.
Emiliano Viviano (2013, dari Fiorentina)
Entah apa yang ada di kepala Viviano sewaktu menerima tawaran Arsenal, padahal saat itu ia sedang bermain bagus bersama La Viola. Selama semusim di Arsenal, ia adalah satu-satunya pemain The Gunners yang tak pernah bermain kala itu, dan akhirnya ia pulang ke Italia. Belakangan, Viviano mengakui bahwa kariernya di Arsenal merupakan titik terendahnya di sepak bola.
Kim Kallstrom (2014, dari Spartak Moskow)
Terdeteksi cedera punggung saat menjalani pemeriksaan medis, Wenger secara dermawan tetap memberinya kontrak selama 6 bulan, sembari berharap ia sembuh. Meski hanya bermain 4 kali selama di Arsenal, ia berhasil memberikan kontribusi, yaitu turut mencetak gol pada adu penalti babak semifinal Piala FA melawan Wigan, yang ia sebut sebagai ‘15 menit terbaik dalam hidupnya’.
Takuma Asano (2016, dari Sanfrecce Hiroshima)
Seolah tak kapok dengan pengalaman buruknya saat merekrut pemain asal Asia, Wenger kembali mendatangkan pemain asal Jepang ke stadion Emirates. Seperti pemain muda lainnya, Wenger menyebutnya ‘berbakat’. Namun izin kerja yang ditolak menghalanginya bermain di Inggris, sehingga ia harus dipinjamkan ke Stuttgart lebih dulu. Dengan Wenger resign dari Arsenal mulai musim depan, mungkin ia adalah transfer aneh terakhir Wenger, yang mirisnya tak pernah bermain sekalipun di bawah asuhannya.