Cerita

Azamat Baimatov, Aris Indarto, dan Para Bek Tengah yang Memakai Nomor Punggung Tujuh

Rekrutan baru Borneo FC, Azamat Baimatov menampilkan permainan yang menarik di Liga 1 2018. Pemain yang disebut-sebut merupakan kapten tim nasional Kirgistan ini menjadi palang pintu pertahanan yang membuat tim Pesut Etam cukup sulit ditaklukkan. Selain itu menjadi sangat unik karena nomor punggung yang ia kenakan adalah nomor punggung tujuh.

Biasanya, para pemain bertahan, apalagi bek tengah, lebih banyak menggunakan nomor punggung dua sampai enam. Fullback mungkin memiliki nomor punggung yang lebih variatif. Kita mengingat bagaiamana Joan Capdevilla atau Darijo Srna mengenakan nomor punggung 11. Pemilihan nomor punggung tujuh jelas merupakan sesuatu yang tidak biasa.

Masih segar dalam ingatan bagaimana Khalid Boulahrouz mengenakan nomor punggung sembilan ketika ia mendarat di Chelsea. Atau nomor punggung 10 yang dikenakan William Gallas di Arsenal, dan juga sempat dipakai oleh kapten legendaris Chievo, Lorenzo D’Anna. Nomor punggung tujuh tentunya tidak biasa ketika dipakai oleh bek tengah karena nomor punggung ini lebih identik dengan para penyerang atau para pemain sayap.

Tetapi nyatanya, menggunakan nomor punggung tujuh bukanlah sesuatu yang asing bagi Baimatov. Ia sudah sering menggunakannya terutama ketika membela tim nasional Kirgiztan. Tercatat sejak membela negara pecahan Uni Soviet tersebut, Baimatov biasanya menggunakan nomor punggung tujuh atau empat. Dalam beberapa kesempatan lain, ia juga mengenakan nomor punggung delapan.

Di level klub, terutama sejak membela FC Dordoi Bishek di kampung halamannya, Kirgiztan, Baimatov selalu mengenakan nomor punggung tujuh. Nomor punggung ini di skuat Borneo FC musim sebelumnya sempat dipakai oleh Zulvin Zamrun, di mana pemain yang bersangkutan kini sudah bergabung ke tim peserta Liga 2, Kalteng Putra.

Bek tengah dengan nomor punggung tujuh sebenarnya bukan sesuatu yang asing bagi sepak bola Indonesia. Hampir dua dekade sebelumnya, bek tengah sekaligus mantan kapten tim Persija Jakarta, Aris Indarto, sempat mengenakan nomor punggung tujuh ketika membela Macan Kemayoran. Ketika ia hijrah ke Persik Kediri, Aris kemudian mengenakan nomor punggung empat. Lalu ketika kembali lagi ke Persija pada tahun 2008, pemain asal Sragen ini mengenakan nomor punggung 80.

Terus memutar waktu hingga ke era yang lebih klasik lagi, jauh sebelum Baimatov dan Aris, sudah ada bek tengah lain yang mengenakan nomor punggung tujuh. Ia adalah Adeng Hudaya, mantan kapten tim Persib Bandung. Ia berjasa memberikan dua gelar juara Perserikatan pada tahun 1986 dan 1990. Yang unik dari Adeng selain ia pernah menjajal semua posisi dalam kariernya, Adeng tidak pernah mencetak sebiji gol pun untuk Maung Bandung.

Azamat Baimatov, Aris Indarto, dan Adeng Hudaya adalah para pemain di posisi bek tengah yang memakai nomor punggung tidak biasa. Apakah Anda masih ingat bek tengah lain yang memakai nomor punggung tidak biasa di kancah sepak bola Indonesia?