Cerita

Sudahkah Siaran Langsung Liga 1 2018 Terbagi Adil?

Salah satu persoalan klasik di Liga Indonesia. Dengan luas wilayah negara yang sangat besar dan terbatasnya operator penyiar pertandingan, nada-nada sumbang tentang hak siar yang tidak terbagi rata hampir selalu muncul tiap musimnya. Lalu bagaimana dengan tahun ini? Apakah Emtek Group sudah membagi siaran langsung Liga 1 dengan adil?

Kalau dilihat dari aspek jumlah tayangan televisi, Indosiar yang merupakan salah satu anak perusahaan Emtek Group, menyiarkan lebih sedikit pertandingan ketimbang yang dilakukan tvOne musim lalu. Jika di musim 2017 tvOne dapat menyiarkan hingga 7 dari total 9 laga per pekannya, Indosiar selama 4 pekan pertama ini paling banyak hanya menayangkan 6 pertandingan per pekan, itupun hanya di pekan pertama.

Di pekan-pekan berikutnya, jumlah siaran langsung menurun. Pekan kedua dan ketiga hanya tayang 4 pertandingan, dan pekan keempat yang baru saja digelar hanya menayangkan 5 laga. Bahkan lebih buruk lagi, Indosiar sempat tidak satupun menayangkan pertandingan di Sabtu malam, padahal bagi para penikmat tayangan lapangan hijau, itu adalah salah satu waktu yang paling nikmat untuk menonton bola.

Beberapa akun suporter klub Liga 1 pun meneriakkan kekecewaannya. Persipura misalnya, yang sempat melemparkan pertanyaan mengapa pertandingan Mutiara Hitam tetap jarang tersentuh siaran langsung televisi, walau sudah berganti pemilik hak siarnya. Madura United juga demikian, yang dari 4 pekan sejauh ini hanya sekali disiarkan langsung, sisanya lewat live streaming.

Itu belum termasuk Perserui Serui yang lagi-lagi tidak mendapat jatah siaran langsung Liga 1. Bahkan ketika mereka kedatangan tamu tim-tim primadona siaran langsung seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, Arema FC, dan Bali United, Stadion Marora tetap tidak dapat menampilkan pesonanya lewat layar kaca.

Live streaming sebagai solusi (?)

Di empat pekan pertama, jumlah siaran langsung Liga 1 di televisi memang menurun dibandingkan musim lalu. Namun jika dilihat secara keseluruhan pertandingan yang disiarkan, Emtek Group membuat terobosan yang bagus dengan memanfaatkan layanan live streaming, melalui anak perusahaan lainnya, yaitu O Channel dan Vidio.

Dengan live streaming, kita bisa menyaksikan dua pertandingan yang dimainkan bersamaan. Di pekan pertama misalnya, pada hari Minggu malam ada Persebaya lawan Perseru di Indosiar, dan pertemuan antara Borneo FC dengan Sriwijaya FC disiarkan lewat live streaming.

Musim lalu tidak ada layanan seperti ini. Sebagai contoh, pertandingan antara Bhayangkara FC kontra PSM Makassar yang bertajuk big match musim lalu tidak disiarkan langsung karena bertabrakan dengan pertandingan lainnya, yang mungkin secara rating televisi lebih menjual.

Meski demikian, perlu diperhatikan juga bahwa live streaming ini tidak bisa dinikmati semua kalangan. Selain harus memiliki perangkat keras yang memadai seperti telepon genggam, komputer, atau laptop, pemirsa juga harus disokong internet berkecepatan tinggi dan kuota melimpah.

Kemudian, kualitas live streaming itu sendiri juga masih butuh beberapa perbaikan. Di pekan pertama misalnya, laga Persipura melawan Persela kualitasnya sangat buruk, siaran sering tersendat dan gambar juga tidak jernih. Lalu di pertandingan Mitra Kukar kontra Madura United, live streaming justru tiba-tiba ditiadakan karena permasalahan teknis.

Live streaming yang awalnya bisa jadi alternatif menyaksikan siaran langsung Liga 1, justru menjadi blunder karena kesalahan operator sendiri. Pemirsa tentunya akan merasa diberi harapan palsu, dari yang awalnya dijanjikan bisa menikmati pertandingan dari layar, ternyata kualitas siaran sangat mengecewakan.

Musim masih panjang di Go-Jek Liga 1 2018, Liga 2 juga akan dimulai beberapa hari lagi, dan Piala Indonesia direncanakan akan bergulir dalam waktu dekat. Siapapun pemegang hak siarnya, ke depannya semoga kuantitas siaran langsung bisa lebih merata dan lebih baik kualitasnya. Sebab, sepak bola adalah olahraga untuk semua kalangan.