Turun Minum Video

Pertandingan Sepak Bola Kasta Ketiga Liga Rusia Gunakan Beruang Sebagai Maskot Pembuka Laga

Biasanya, pertandingan sepak bola dibuka oleh serangkaian seremoni yang meilbatkan anak-anak sebagai maskot. Selain menggandeng para pemain, anak-anak tersebut juga kerap kali membawa bola yang akan digunakan untuk membuka laga. Namun, pertandingan antara Mashuk-KMV dan Angusht, dua klub yang berkompetisi di kasta ketiga Liga Rusia menggunakan maskot yang berbeda untuk membuka laga. Ya, mereka menggunakan beruang hidup sebagai maskot!

Seekor beruang berwarna coklat yang dinamai Tima terekam kamera tengah memegang bola yang akan digunakan untuk pertandingan antara Mashuk-KMV melawan Anghust, sebelum akhirnya memberikan bola tersebut kapada wasit. Sambil berdiri, si beruang pun menepukkan tangannya ke arah para supporter. Aksi Tima ini kemudian viral di media sosial belakangan ini.

Dari video yang terlihat, dapat diduga bahwa si beruang telah dilatih sedemikian rupa untuk melakukan aksi ini. Meskipun begitu, aksi yang dilakukan oleh panitia penyelenggara laga tersebut mengundang protes dari kelompok pembela hak binatang.

Dilansir dari BBC, direktur dari Peta – salah satu organisasi pembela hak binatang – Elisa Allen, mengatakan bahwa kegiatan yang melibatkan Tima ini adalah kegiatan yang tak berperikemanusiaan dan berbahaya.

“Selain karena tak berperikemanusiaan dan di luar akal sehat, menggunakan beruang sebagai maskot untuk mengrimkan bola adalah sesuatu yang berbahaya. Kami tahu bahwa beruang adalah simbol dari Rusia, jadi kami berharap kalau mereka berhenti melakukan hal ini dan merawat beruang tersebut dengan baik. Pihak berwajib sebaiknya melakukan sesuatu agar liga di Rusia tak melakukan aksi ini lagi,” ujar Allen.

Menyepakati ucapan Allen, Brian da Cal, direktur dari Four Paws Inggris – organisasi internasional yang bergerak dalam perlindungan hewan – mengatakan bahwa aksi ini bisa memberikan dampak buruk bagi si beruang.

“Beruang adalah binatang liar yang memiliki spesifikasi dan kebutuhan tersendiri. Dengan dirantai dan dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bukan perilaku natural mereka, terlebih di depan orang banyak, bisa memicu stress dan berdampak buruk bagi beruang tersebut.”

“Meskipun beberapa orang melihat aksi ini lucu, pada dasarnya tak ada hal positif dari aksi ini. Sebaliknya, ini adalah bentuk dari penyiksaan terhadap binatang,” tutup Brian.

Menariknya, pihak Anghust sempat menyatakan bahwa aksi ini akan dilakukan di Piala Dunia mendatang yang akan dihelat di Rusia. Namun, FIFA telah mengonfirmasi bahwa pernyataan ini tidak benar.