Turun Minum Serba-Serbi

Kumpulan Komentator Ikonik Dalam Dunia Sepakbola

Sebagai penonton sepakbola layar kaca, sudah pasti kita terbiasa dipandu dengan para komentator untuk menikmati jalannya pertandingan. Ada begitu banyak komentator televisi yang pernah memandu jalannya laga sepakbola. Namun seringkali kita tak begitu memperhatikannya, karena biasanya kita memilih untuk melakukan hal lain saat laga sedang tak berlangsung ketimbang mendengar para komentator membahas tentang pertandingan tersebut.

Meskipun demikian, suara, gaya bahasa, dan ekspresi yang khas dalam memandu laga seringkali menjadi sesuatu yang tak terlupakan oleh para penonton layar kaca, sehingga nama para komentator ini pun jadi ikut terangkat berkat gaya mereka yang khas dalam meliput jalannya laga. Berikut ini adalah beberapa komentator yang begitu ikonik di dunia sepakbola, yang mungkin cukup familiar di telinga kalian, Tribes.

Martin Tyler (Inggris)

https://www.youtube.com/watch?v=a0dZNvthfZs

Pria berusia 72 tahun ini sudah memandu jalannya laga sepakbola, khususnya di Inggris sejak tahun 1974. Dalam melaksanakan tugasnya, Tyler terkenal dengan ucapan-ucapan uniknya, seperti misalnya saat aksi Ryan Giggs mencetak gol ke gawang Arsenal pada semifinal Piala FA 1999, ia menyebut ‘Giggs membelah (pertahanan) Arsenal seperti sebuah pita’. Suaranya saat meneriakkan nama pemain yang mencetak gol, bahkan sebelum pemain tersebut melepaskan tembakan juga cukup khas, contohnya seperti saat ia mengomentari gol dramatis Aguero ke gawang QPR pada musim 2011-2012.

Peter Drury (Inggris)

Bisa dibilang, Drury adalah salah satu komentator terbaik di Inggris saat ini, khususnya saat mengomentari situasi setelah terjadi gol. Berduet dengan Jim Beglin, pria yang juga mengisi suara untuk komentator dalam permainan video Pro Evolution Soccer ini menggambarkan kejadian di lapangan dengan kata-kata yang bersifat hiperbola, namun cukup cerdas dan kreatif. Contohnya saja saat gol ketiga AS Roma ke gawang Barcelona yang dicetak oleh Kostas Manolas ini.

Tiziano Crudeli (Italia)

Buat Tribes yang rajin melihat kanal youtube pasti mudah menemukan betapa hebohnya sosok yang kini berusia 74 tahun tersebut dalam memandu laga. Di negeri asalnya, kehebohan itu sudah membuatnya menjadi selebriti. Sebagai tifosi AC Milan, kehebohan yang ia munculkan akan semakin besar saat memandu Rossoneri bertanding. Salah satu yang ikonik adalah saat ia berteriak heboh sambil menangis saat Filippo Inzaghi mencetak gol di laga pemungkasnya di Serie A pada 2012 lalu.

Tris Irawan (Indonesia)

Bisa dipastikan kalian berusia setidaknya diatas 25 tahun jika menyatakan lebih menyukai Bung Tris sebagai komentator sepakbola ketimbang para wajah-wajah baru yang terkenal heboh itu. Gaya pembawaan yang tenang, memandu secara informatif, dan menjelaskan jalannya laga dengan sewajarnya itulah yang mungkin membuatnya begitu disukai para suporter layar kaca era 90-an. Sudah 20 tahun lebih ia menjadi komentator, dan sejauh ini masih merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia.

Hadi Gunawan (Indonesia)

Ia mungkin adalah pelopor munculnya komentator sepakbola lokal yang mengandalkan gaya heboh mereka dalam memandu jalannya laga. Aktif sejak 2013, ia dikenal tak hanya karena teriakan ‘Ahay’-nya, namun juga karena kalimat-kalimat nyeleneh yang ia buat, seperti memanggil penyerang timnas Filipina, Phil Younghusband dengan sebutan ‘suami muda’. Meski begitu, latar belakang jurnalistik miliknya membuatnya sadar untuk tetap informatif dalam memandu laga dan tak asal heboh.

Foto: Brilio.net

Komentator Berbahasa Arab

Buat Tribes yang sering menonton pertandingan sepakbola dengan mengandalkan layanan streaming gratis, situs sepakbola dengan Arabic commentary kadangkala menjadi pilihan. Saat menonton, pastilah suara komentator dengan berbahasa arab ini begitu khas. Tanpa peduli siapa yang ada di balik layar, gaya mereka mengucapkan ‘Allaah, Allaah, Allaah’ ataupun kalimat lainnya yang terdengar seperti sedang berdoa ini seringkali cukup membuat kita ingin tersenyum. Khusus untuk contoh di bawah ini, kelihatannya sang komentator memang sempat berdoa, Tribes.

Komentator Negara-negara Amerika Latin

Kawasan ini memang memiliki keunikan tersendiri dalam dunia sepakbola. Mulai dari gaya permainan sepakbolanya yang indah, fanatisme suporternya yang berbeda dengan Eropa, dan juga gaya komentator sepakbola mereka yang khas, yaitu teriakan gol yang teramat panjang dan sulit untuk ditiru orang yang memiliki riwayat asma. Kabarnya, Bung Ahay pun melihat gaya para komentator di kawasan ini sebagai referensinya.