Cerita

Naik-Turun Karier Dirga Lasut: ‘Lahir Kembali’ di PSS Sleman dan Tengah Bersinar di Borneo FC

Mahadirga Maranando Lasut, begitu nama lengkap pemain asal Manado ini. Semua mengenal nama yang kemudian lebih akrab sebagai Dirga Lasut ini ketika sang pemain menjadi kekuatan di lini tengah timnas usia muda Indonesia bersama Egy Melgiansyah dan Hendro Siswanto di ajang SEA Games 2011. Ketiga pemain ini nyatanya memiliki jalan nasib yang berbeda di kemudian hari.

Egy Melgiansyah sebagai kapten tim sekaligus yang paling beken di antara ketiganya, justru kini berada di titik nadir. Ia yang dulu digadang-gadang sebagai gelandang masa depan Indonesia, kini bermain di tim kampung halamannya, Persita Tangerang, yang beraksi di Liga 2. Apalagi semakin hari semakin terlihat bagaimana permasalahan berat badan adalah alasan besar yang membuat karier Egy terhambat.

Hendro Siswanto boleh dibilang adalah yang paling beruntung. Ia terus berada di kompetisi level teratas bersama Arema FC bahkan sempat menjadi kapten tim tersebut. Di antara ketiganya, perjalanan karier Dirga Lasut adalah yang paling berbeda. Perputaran karier Dirga bahkan berada dalam tahapan yang cukup ekstrem ketimbang kedua rekannya sesama alumnus tim SEA Games 2011 tersebut.

Karier Dirga mulai mencuat ketika ia memperkuat Sriwijaya FC pada tahun 2010. Ketika bermain di Gelor Jakabaring, Dirga kemudian mendapatkan panggilan untuk bermain di timnas Indonesia yang akan berlaga di ajang SEA Games 2011 Jakarta. Seperti yang sudah diketahui, Indonesia yang tampil superior sepanjang turnamen, kembali gagal meraih gelar juara karena ditekuk Malaysia di partai final yang juga sekaligus memperebutkan medali emas di pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara tersebut.

Semusim berselang, Dirga ikut masuk dalam proyek Galacticos yang dicanangkan oleh Mitra Kukar. Tapi sayangnya, ia gagal bersaing dengan para pemain yang lebih senior seperti Nemanja Obric dan Ahmad Bustomi. Bahkan dalam beberapa kesempatan Dirga sempat dicoba oleh pelatih Simon McMenemy untuk bermain sebagai pemain bertahan kala itu.

Kepindahan ke Mitra Kukar yang kala itu sedang mencanangkan proyek tim bertabur bintang dengan target tinggi sepertinya bukan keputusan yang cukup baik bagi Dirga Lasut muda. Setelahnya, ia hijrah ke Persita Tangerang dan Persegres Gresik United. Sempat direkrut Persija Jakarta, namun nasib Dirga tak juga membaik. Karier Dirga bahkan berada di titik nadir, ketika ia terlempar dari kompetisi level teratas dan mendarat di PSS Sleman.

Meskipun PSS Sleman tidak bertanding di kompetisi level tertinggi, justru di klub inilah kemampuan Dirga sebagai gelandang semakin terasah. Diberikan lebih banyak kepercayaan dan tanggung jawab, permainan Dirga terus berkembang. Ketika memperkuat tim Super Elang Jawa itu, Dirga bahkan terkenal sebagai pengoper andal dan juga eksekutor tendangan bebas yang jitu. Freddy Muli, pelatih PSS kala itu, bahkan memberikan peran yang lebih menyerang untuk Dirga.

Di Go-Jek Liga 1 2018 ini, Dirga mendarat di Borneo FC. Pemain asal Manado ini adalah salah satu kunci yang membuat Borneo FC bisa melesat ke papan atas klasemen. Dirga bisa bermain lebih dalam dan hal ini membuat gelandang asing Julien Faubert bebas bergerak dan melakukan kreasi. Bahkan boleh dibilang Dirga yang mampu menjaga kedalaman dan juga mengirim umpan, adalah poros penting dalam permainan tim Pesut Etam yang kini ditangani oleh Dejan Antonic.

Dirga kini berada dalam situasi baik dalam kariernya. Karena siklus naik turun dalam kariernya, harapannya tentu Dirga yang kini sudah berusia 29 tahun ini bisa bermain lebih stabil. Jangan sampai di usia matang, kariernya justru kembali meredup dan ia gagal mencapai ekspektasi yang dibebankan kepadanya.