Cerita

Taktik Usang Jose Mourinho yang Menghambat Manchester United

Jose Mourinho adalah salah satu pelatih terbaik yang ada di dunia. Kariernya mulai menanjak saat masih berada di Porto dan raihan gelar satu per satu dia dapatkan ketika pindah ke Chelsea. Strategi yang diterapkan oleh Mourinho terkesan efektif dan banyak dibenci oleh lawan-lawannya. Akan tetapi, strategi yang dipakai Mourinho sudah tidak berjalan seperti dulu. Strategi Mourinho yang terlewat usang menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak dapat mengejar Manchester City di musim ini.

Formasi 4-2-3-1 merupakan formasi kesukaan Mourinho. Saat meraih treble bersama Internazionale Milano ataupun ketika kembali menjadi juara bersama Chelsea di periode keduanya, hampir di setiap pertandingan pelatih asal Portugal itu menggunakan formasi tersebut. Strategi itu nampaknya turut dibawa Mourinho ketika menangani Manchester United.

Lini pertahanan yang tangguh menjadi fokus dari Mourinho. Eric Bailly dan pemain yang didatangkannya di awal musim ini, Nemanja Matic, merupakan kunci dari permainan MU di musim ini. Bailly adalah pemain yang memiliki kecepatan dan kemampuan bertahan yang baik. Dengan menggunakan Bailly sebagai bek tengah, Mourinho tidak perlu takut apabila bek sayapnya terlalu maju untuk membantu penyerangan.

Bailly kemungkinan besar akan mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh bek sayap. Begitu juga dengan bek yang menemani dirinya di tengah, entah itu Chris Smalling ataupun Phil Jones. Keberhasilan Mourinho menjalankan strategi ini terlihat dari hasil-hasil pertandingan di awal musim. Hingga pertandingan keenam Liga Primer, MU hanya kebobolan tiga dan mendapat empat clean sheets.

Namun, cedera yang menimpa Bailly sedikit merubah hasil yang diterima oleh Red Devils. Pertahanannya mulai bobol ketika bertanding melawan tim-tim kecil seperti Huddersfield dan Burnley. Pertahahanan mereka juga tak jarang membuat blunder dan tidak fokus sampai akhir pertandingan yang membuat mereka merugi karena gagal meraih kemenangan di depan mata.

Lalu ada Matic yang sebenarnya didatangkan untuk membantu peran Paul Pogba. Matic adalah gelandang bertahan yang baik. Mourinho yang pernah bekerja sama dengannya di Chelsea tentu tahu kemampuan terbaik dari Matic. Pemain asal Serbia ini biasa berpatroli di tengah, menyisir ke kiri dan ke kanan. Pergerakan Matic membuat Pogba yang diandalkan untuk menyajikan umpan-umpan matang serta sesekali mencoba menjebol gawang lawan dari jarak jauh.

Strategi ini cukup berhasil di awal musim. Romelu Lukaku yang juga didatangkan di musim ini untuk menambah daya gedor hampir di setiap pertandingan dapat mencetak gol. Sayangnya, hal itu tidak bertahan lama dan Lukaku sempat stagnan untuk beberapa pertandingan. Lebih parahnya lagi, ujung tombak MU itu menghilang ketika bertanding melawan tim-tim dari enam besar.

Menurunnya performa Pogba musim ini juga nampaknya berakibat buruk terhadap daya serang MU. Mourinho tentu menjadi salah satu alasan mengapa Pogba tidak dapat memenuhi ekspektasi di musim ini, selain dari pemainnya itu sendiri. Mourinho seperti tidak dapat memanfaatkan dengan baik talenta dari seorang Pogba. Scott McTominay malah lebih dipercaya dibanding dengan pemain yang dibeli secara mahal itu.

Masuknya Alexis Sanchez di bulan Januari kemarin juga tidak terlalu banyak membantu penyerangan. Mourinho seperti mau tidak mau memainkan mantan pemain Arsenal itu di setiap pertandingan, mengesampingkan pemain lain seperti Anthony Martial. Strategi usang lainnya dari seorang Mourinho adalah dia seperti mengandalkan gol-gol yang terlahir entah dari mana. Jesse Lingard sering menjadi andalan Mourinho untuk memberikan gol-gol tersebut.

Memarkir bus juga merupakan taktik yang disukai oleh Mourinho, apalagi ketika melawan tim besar. Taktik tersebut memang kadang berhasil, seperti melawan tim dengan serangan kuat seperti Liverpool, namun memarkir bus saja tidak dapat membuat kalian menang, paling tidak untuk saat ini.

Author: Budy Darmawan (@budydiew)
Penyuka sepak bola