Di Jerman, kisah RB Leipzig tentunya sangat menarik dan mengena di hati. Bagaimana tidak, belum genap berumur sepuluh tahun, mereka mampu mendobrak papan atas Bundesliga, dan sempat menjadi penantang titel juara sebelum akhirnya Bayern München kembali berkuasa. Yang lebih hebatnya lagi, penampilan luar biasa mereka di Bundesliga mereka lakukan di tahun pertama mereka berlaga di kasta tertinggi Liga Jerman tersebut. Perjalanan RB Leipzig dari divisi bawah hingga menjadi penantang titel juara di divisi tertinggi tentunya sensasional.
Di Thailand, PT Prachuap FC siap mengikuti jejak RB Leipzig untuk menjadi klub baru yang siap diperhitungkan dan mendobrak hegemoni klub tradisional yang berkuasa. Seperti yang kita tahu, di T1 Liga Thailand, adalah Buriram United dan Muangthong United-lah yang menjadi penguasanya. Meskipun begitu, Prachuap tampak mampu untuk memberikan gangguan bagi dua klub tersebut.
Prachuap dibentuk untuk pertama kalinya di tahun 2009 lalu. Mereka sempat berlaga di liga regional di Thailand. Namun, karena keterbatasan dana, mereka harus mengundurkan diri setahun kemudian. Untungnya, di tahun 2011, seorang pengusaha bernama Songkiat Lim-aroonrak didapuk menjadi presiden klub.
Masuknya Songkiat menjadi tonggak awal kebangkitan Prachuap, dengan menanamkan filosofi yang segar serta target-target yang ambisius. Ia juga melakukan re-branding, seperti mengubah logo klub agar Prachuap memiliki semangat yang baru. Berangkat dari divisi regional, Prachuap terus melangkah maju dan mendapat promosi.
Selang tujuh tahun kepemimpinan Songkiat, Prachuap kini berlaga di T1 Liga Thailand setelah musim lalu finis di peringkat kedua T2 Liga Thailand. Memasuki pekan kedelapan, hebatnya Prachuap mampu bertengger di posisi empat klasemen dengan total 16 poin. Salah satu momen terbaik yang mereka hasilkan adalah ketika membabat salah satu penguasa liga, Muangthong United, dengan skor telak 6-1. Pemain Prachuap tampil luar biasa di laga itu, dan membuat Muangthong kocar-kacir. Di akhir laga, pelatih kepala Muangthong, Tawan Sripan, langsung mengundurkan diri karena hasil memalukan tersebut.
Singkatnya, perjalanan Prachuap selama delapan tahun terakhir adalah perjalanan yang tak kalah sensasional dari pencapaian RB Leipzig di Jerman sebagai klub baru. Lalu, apa yang membuat mereka tampil begitu luar biasa?
Menurut penuturan rekan kami dari Football Tribe Thailand, Jedsada Chanaphinijwong, yang menjadi alasan utama mengapa Prachuap mampu melesat dengan cepat adalah model kepemimpinan dari sang Presiden, Songkiat Lim-aronraak.
Songkiat tak menyuntikkan dana yang besar, seperti layaknya Tunku Ismail di Johor Darul Ta’zim. Namun, ia adalah presiden yang juga paham soal sepak bola. Target yang ia berikan, meskipun ambisius, selalu mampu dicapai. Ia juga menunjuk pelatih yang tepat untuk memimpin timnya dalam diri Thawatchai Damrong-Ontrakul. Eks gelandang timnas Thailand tersebut terbukti mampu meracik taktik yang tepat dengan materi pemain Prachuap yang seadanya.
Baca juga: Profesionalitas Johor Darul Ta’zim yang Jadikan Mereka sebagai Klub Dominan di Malaysia
Menariknya, Songkiat sebagai presiden juga tak pernah ikut campur atas urusan Thawatchai dengan taktik. Menurut Jedsada, hal inilah yang juga menjadi faktor kesuksesan The Killer Wasp. Kepercayaan penuh yang diberikan Songkiat kepada pelatih yang ia tunjuk mampu membebaskan Thawatchai untuk memberikan kreasi taktik yang terbaik bagi Prachuap.
Tak hanya itu, Jedsada juga mengatakan bahwa suporter Prachuap adalah salah satu suporter paling fanatik di Liga Thailand. Kelompok suporter Prachuap yang dinamakan sebagai Panta Devil, tak pernah absen mendukung klub kesayangannya, baik di laga kandang maupun tandang. Meskipun terhitung sebagai klub baru, memiliki suporter seperti Panta Devil ini juga menjadi fondasi dari kesuksesan tim.
Berbicara tentang pemain terbaik yang mereka miliki, satu nama pasti muncul sebagai kandidat utama. Ia adalah sang gelandang sekaligus metronom tim, Chitpanya Tisud. Pemain berusia 26 tahun ini adalah playmaker utama dari tim. Ia jago dalam eksekusi bola mati. Statusnya sebagai eks Buriram United tentu tak mengecewakan pendukung Prachuap saat ini.
Meskipun begitu, menurut Jedsada, ada satu hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen Prachuap agar timnya bisa benar-benar bersaing di papan atas untuk musim-musim berikutnya. Hal tersebut adalah pengembangan pemain muda dan juga akademi klub. Masalahnya adalah, skuat Prachuap saat ini dihuni begitu banyak pemain tua, dan memiliki rataan umur skuat mencapai 29 tahun! Hal seperti ini tentunya tak baik bagi visi klub untuk kedepannya, dan harus segera ditingkatkan oleh Songkiat dan anak buahnya.
Apabila Prachuap mampu memperhatikan pengembangan pemain mudanya, bukan tidak mungkin di kemudian hari mereka benar-benar mampu untuk merusak hegemoni Buriram dan Muangthong di T1 Liga Thailand. Walaupun begitu, untuk saat ini, mari berikan apresiasi atas perjalanan Prachuap dari divisi regional hingga kini bermain di divisi pertama dengan waktu yang begitu cepat. Salut!
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket