Kabar tidak menyenangkan datang dari AC Milan di tengah optimisme mereka dalam perburuan posisi zona Liga Champions kompetisi Serie A Italia musim ini. Bagaimana tidak, Andrea Conti, bek kanan yang baru saja pulih dari cedera Arterior Cruciate Ligament (ACL) lutut kiri ini kembali mengalami cedera di tempat yang sama. Padahal, ia belum melakukan comeback resmi yang semula diagendakan pada bulan April ini.
Dalam rilis resmi yang dikeluarkan situs www.acmilan.com, lutut kiri Conti terkilir saat menjalani latihan. Profesor Herbert Schoenhuber yang menangani cedera ACL Conti sempat mengatakan bahwa tidak ada robekan yang terjadi di hasil operasi sang pemain. Pemeriksaan intensif lanjutan akan dilakukan selama beberapa hari ke depan, dan saat tulisan ini selesai dibuat, Conti bersama dokter klub sedang bersiap berangkat ke Amerika Serikat untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Sepulangnya sang pemain dari sana, rencananya klub akan mengeluarkan pernyataan resmi terkait Italia berapa lama sang pemain harus kembali beristirahat. Harian Sky Italia memperkirakan bahwa Conti akan kembali beristirahat setidaknya dua bulan, yang juga menandakan bahwa kompetisi musim ini telah berakhir bagi sang pemilik rambut pirang.
Bagi sang pemain sendiri, ini merupakan pukulan telak yang boleh jadi akan berpengaruh pada psikologisnya, mengingat baru saja ia pulih dari cedera yang begitu parah. Dukungan dari klub dan rekan satu tim jelas diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan diri sang pemain yang musim ini didatangkan dari Atalanta senilai 25 juta euro ini.
Bukan hal mudah bagi pemain mana pun untuk kembali ke performa terbaik setelah dua kali mengalami cedera parah. Mungkin ada baiknya Conti berbicara dengan Callum Wilson, penyerang Inggris yang bermain di Bournemouth yang juga sempat mengalami dua cedera parah dalam waktu yang berdekatan.
Bagi Milan sendiri, seperti dijelaskan di awal tulisan, kembali cederanya Conti jelas sebuah kerugian besar. Padahal secara teknis, kembalinya Conti amat meningkatkan kepercayaan tim secara keseluruhan mengingat sebetulnya ialah pemilik utama posisi bek kanan di Milan. Conti juga memiliki kualitas yang sudah diakui secara nasional dengan bukti sebuah pemanggilan ke tim nasional Italia pada tahun 2017 lalu.
Memang, hilangnya Conti dapat ditutupi dengan impresifnya performa bek belia, Davide Calabria. Dalam dua bulan terakhir, Calabria memang telah menunjukkan peningkatan performa yang begitu pesat. Tetapi tentu saja tidak bijak jika para pendukung menempatkan ekspektasi yang terlalu tinggi kepadanya. Kehadiran Conti inilah yang tadinya diharapkan dapat mengangkat beban Calabira dari ekspektasi tinggi itu.
Baca juga: Davide Calabria adalah Representasi Wajah Milan Era Gennaro Gattuso
Didatangkannya Conti untuk menjadi bek kanan utama Milan jelas bukan tanpa alasan. Sudah dalam beberapa musim terakhir ini Milan memang terlihat kurang optimal di posisi bek sayap. Ignazio Abate yang sudah mulai menua dan rentan cedera semakin sulit diandalkan.
Kehadiran Conti, bersama Ricardo Rodriguez yang menjadi partnernya di sisi seberang akan menyeimbangkan lini pertahanan Milan, sekaligus memperbanyak opsi serangan mengingat dua pemain ini memang memiliki kemampuan menyerang yang baik.
Khusus bagi Conti, delapan gol yang ia lesakkan musim lalu saat berbaju Atalanta jelas bukan torehan sembarangan. Koleksi ini menjadikannya sebagai salah satu bek terproduktif di liga-liga besar Eropa musim lalu. Penempatan posisi yang baik, kecepatan, kemampuan memberi asis, serta penempatan posisi yang di atas rata-rata tentu menjadikannya sebagai pemain istimewa, bukan fullback biasa.
Dengan memiliki dua fullback yang berkemampuan di atas rata-rata inilah prestasi Milan dapat terangkat tinggi mengingat pada era sekarang, hampir seluruh kesebelasan papan atas di Eropa memiliki pasangan bek sayap yang berkualitas. Dani Carvajal-Marcelo di Real Madrid menjadi contoh terbaik, di samping Sergi Roberto-Jordi Alba di kubu Barcelona.
Mateo Musacchio sebagai alternatif
Mempertahankan momentum positif jelas menjadi ujian berat bagi Milan di paruh akhir kompetisi. Mereka tidak boleh lagi membuang-buang poin dan melakukan banyak kesalahan seperti yang terjadi pada putaran pertama. Tanpa Conti, Calabria akan terus dimainkan sebagai andalan, sembari berharap Abate kembali fit dan dapat menjadi pembimbing yang baik bagi juniornya itu.
Yang tidak kalah mengkhawatirkan, bisa saja sewaktu-waktu Milan terpaksa menempatkan Fabio Borini di posisi ini apabila Calabria dan Abate berhalangan tampil. Tetapi menurut pendapat penulis, akan lebih baik jika Mateo Musacchio saja yang dicoba di posisi tersebut. Bek tengah asal Argentina ini sebetulnya memiliki kualitas, namun sayangnya jarang mendapatkan kesempatan bermain sebagai pemain inti karena begitu solidnya duet Leonardo Bonucci-Alessio Romagnoli di jantung pertahanan.
Jika dimainkan sebagai bek kanan, Musacchio memang bukan seorang pengirim umpan silang yang baik, namun setidaknya ia memiliki keunggulan dalam bertahan dan sesekali mengirim bola-bola diagonal. Contoh nyata tentu yang ia pertontonkan pada saat laga melawan Chievo pekan lalu. Umpannya yang begitu terukur mampu meloloskan Hakan Calhanoglu dari jebakan offside Chievo, namun sayangnya sang gelandang asal Turki ini tidak mampu mengonversinya menjadi gol.
Mendengar kabar seorang pemain yang mengalami cedera parah jelas bukan berita baik, entah dia bermain di klub mana. Sisi positifnya, sisa musim yang tinggal dua bulan ini dapat dilupakan saja oleh Conti, sembari mempersiapkan diri dengan lebih tenang untuk menyambut musim berikutnya. Ia juga tidak perlu mengkhawatirkan andai Calabria terus tampil impresif sehingga tidak patut lagi untuk dicadangkan. Persaingan positif ini tentu hal biasa dalam sebuah klub, dan hal ini akan semakin meningkatkan determinasi kedua pemain untuk selalu memberikan yang terbaik.
Author: Aditya Nugroho (@aditchenko)