Berita Eropa

Michy Batshuayi Serukan Ketidakpuasan setelah UEFA Tutup Investigasi atas Kasus Rasisme yang Menimpanya

Penyerang Chelsea yang kini tengah dipinjamkan ke Borussia Dortmund, Michy Batshuayi, menerima perlakuan tak menyenangkan kala membela Dortmund di laga Liga Europa melawan Atalanta di akhir bulan Februari lalu. Di pertandingan babak 32 besar Liga Europa yang dimenangkan oleh Dortmund itu, Batshuayi mendapat ejekan bernada rasis yang disinyalir dilontarkan oleh suporter Atalanta. Suporter Atalanta, menurut pengakuan Batshuayi di akun Twitter pribadinya, mengeluarkan suara seperti kera tiap kali penyerang asal Belgia ini menyentuh bola.

Berangkat dari pengakuan Batshuayi tersebut, UEFA sebagai badan otoritas sepak bola di Eropa melakukan investigasi terhadap laga yang berlangsung di Stadio Atleti Azzuri d’Italia, kandang Atalanta, khususnya terhadap suporter La Dea.

Meskipun begitu, tanggal 29 Maret kemarin, UEFA resmi menghentikan investigasi atas kasus rasisme yang menimpa Batshuayi ini. Menurut investigasi yang telah mereka lakukan, tak ada pelanggaran dalam bentuk rasisme yang dilakukan oleh suporter Atalanta ataupun suporter Dortmund.

Mendapati bahwa pengakuannya tak digubris, Batshuayi tentunya merasa jengah atas putusan UEFA ini. Penyerang berusia 24 tahun ini akhirnya menyerukan ketidakpuasannya atas keputusan UEFA ini melalui Twitter pribadinya.

Batshuayi memang dikenal sebagai salah satu pesepak bola yang cukup vokal di Twitter. Seringkali, ia mengunggah twit yang jenaka. Namun, tak jarang juga ia menggunakan mikroblog yang satu ini sebagai sarana untuk menyuarakan ketidakpuasannya terhadap satu hal, seperti yang ia lakukan kepada UEFA ini.

Sementara itu, hasil investigasi UEFA justru berujung pada terungkapnya masalah selain rasisme yang menimpa Batshuayi. Mereka memberikan denda sebesar 34 ribu euro kepada Atalanta dan 40 ribu euro kepada Dortmund karena perilaku suporternya yang menyalakan flare dan saling melempar benda-benda tumpul (botol dan sejenisnya).

Meskipun investigasi yang mereka lakukan membuahkan hasil, upaya UEFA untuk memerangi rasisme tampak masih terlihat setengah-setengah. Masalahnya, apa yang diterima Batshuayi tak hanya terdengar oleh dirinya sendiri, melainkan juga oleh orang lain yang ada di stadion. Jika UEFA sebagai pihak yang berwenang tak 100% memberantas rasisme, kasus semacam ini besar kemungkinan terulang kembali di kemudian hari.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket