Cetak gol, selebrasi dengan menggigit tangannya, siapakah dia? Ya, dia adalah Fabio Borini. Borini merupakan salah satu pemain dari sekian banyaknya pemain yang didatangkan oleh AC Milan di musim ini. Dia pun masuk ke dalam rencana besar Rossoneri untuk kembali berjaya baik di Italia dan juga Eropa, yang nampaknya tidak berjalan mulus, seperti halnya perjalanan karier sang pemain sendiri.
Sejarah karier Borini
Borini merupakan hasil produk dari akademi Bologna. Talentanya dilirik oleh Chelsea dan The Blues pun meminang pemain yang saat itu masih berusia 16 tahun. Dua musim dia di Chelsea U-18 sebelum akhirnya masuk ke tim senior pada tahun 2009. Carlo Ancelotti merupakan pelatih yang memberikan kesempatan itu kepada Borini. Dia memang tidak pernah mencetak gol di tim senior, namun pemain asal Italia ini adalah salah satu penyerang buas di tim reserve Chelsea. Borini meraih titel Liga Primer tahun 2010, meski hanya menumpang nama saja di dalam skuat.
Borini berpetualang sebentar di Inggris, bermain untuk Swansea City dengan status pemain pinjaman, sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang kampung ke Italia dengan bergabung bersama Parma. Belum sempat bermain, dia langsung dipinjamkan ke AS Roma dengan opsi pembelian permanen.
I Giallarossi menjadi tempat yang cukup nyaman bagi Borini. Dipermanenkan di paruh musim 2011/2012, total dia mencetak 10 gol dari 26 pertandingan yang dia jalani. Karena statistik yang cukup bagus itulah, Borini kembali meniti karier di Inggris dan kali ini, dia bergabung dengan Liverpool.
Sayangnya, Borini kembali gagal di Inggris. Cedera panjang dan penampilan yang tidak impresif membuatnya tersisih dan dipinjamkan ke Sunderland. Peruntungannya ternyata tidak buruk-buruk amat. Dia mampu bermain impresif dan berhasil mencetak 10 gol serta empat asis dalam 40 pertandingan. Liverpool kembali membuka hatinya untuk Borini karena performanya tersebut, namun lagi-lagi dia kembali gagal. Tidak mendapatkan tempat, Borini akhirnya kembali ke Sunderland sebagai pemain tetap. Terdegradasinya The Black Cats membuatnya memilih tawaran untuk kembali ke Italia yang diberikan oleh AC Milan.
Pemain serbabisa
Borini adalah pemain yang serbabisa, atau mau tak mau harus menerima nasib dimainkan di mana saja. Hampir setiap posisi sudah pernah diisi olehnya. Posisi natural Borini adalah penyerang sayap dan dia juga fleksibel, bisa ditaruh di sayap kanan maupun di sayap kiri.
Kemampuannya dalam mencetak gol juga membuatnya bisa memainkan posisi sebagai penyerang tengah. Posisi tersebut pernah dia mainkan kala berseragam Sunderland, Liverpool, tim cadangan Chelsea, dan juga Roma. Statistiknya juga lumayan. Menurut data yang diambil dari Transfermrkt, Borini sukses menceploskan 10 gol dari 39 kesempatan bermain sebagai penyerang tengah.
Di Milan, posisinya berubah-ubah. Dia pernah bermain sebagai bek sayap kanan dan kiri ketika masih ditangani oleh Vincenzo Montella. Saat itu, Montella mencoba formasi 3-5-2. Setelah Gennaro Gattuso mengambil alih kursi kepelatihan, posisinya semakin nyeleneh. Sekali waktu, dia pernah masuk menggantikan Franck Kessie dan bermain untuk waktu yang singkat sebagai gelandang tengah. Terakhir, posisi barunya di bawah nakhoda Gattuso adalah bek kiri dan juga kanan.
Benar, pelatih yang juga sama-sama berasal dari Italia itu meletakkan Borini di posisi belakang. Ketika Rossoneri bertemu dengan Lazio di Coppa Italia, Borini diturunkan sebagai bek kiri dari awal pertandingan. Posisi bek kanan baru dimainkannya dalam beberapa pertandingan terakhir Milan. Salah satu pertandingan di mana Borini menjadi bek kanan adalah pertandingan melawan Arsenal di Liga Europa. Posisi tersebut sempat diolok-olok oleh beberapa orang di dunia maya.
Posisi bek kanan menambah daftar posisi yang bisa dimainkan oleh Borini. Hingga saat ini, hanay bek tengah dan posisi kiper saja yang belum pernah dia coba. Cara apapun sepertinya dilakukan oleh Borini untuk mendapatkan waktu bermain di Milan dan tak masalah bagi dirinya jika tidak dimainkan di posisi naturalnya.
Borini sebenarnya memiliki talenta, namun nampaknya belum ada yang tahu dan bisa memanfaatkan talenta yang dimiliki oleh dirinya, begitu juga Borini sendiri. Apakah dia akan tetap bermain sebagai bek kanan? Entahlah. Hanya Gattuso dan Tuhan saja yang tahu.
Buon compleanno, Fabio Borini!
Author: Budy Darmawan (@budydiew)
Penyuka sepak bola